Tuesday, November 8, 2011

Jadi Trainer di Tim Musik Perkantas Jabar

Komitmen = Suka Duka Dijalani...



Tanggal 6 November 2011 adalah hari salah satu hari bersejarah dalam hidup saya..
Hari itu saya mengambil komitmen menjadi salah satu trainer pemusik di Tim Musik Perkantas Jawa Barat. Jujur saja, saya tidak pernah kepikiran untuk menjadi trainer pemusik. Saya ikut dalam TFT ini hanya untuk mengetahui tentang seluk beluk ibadah dan musik dalam ibadah Kristen. Itu saja. Tidak lebih.


Sebelum memutuskan untuk ikut TFT, saya sudah mendapat konfirmasi yang jelas dari Bg Anggiat (staff) bahwa mengikuti TFT pada akhirnya tidak harus menjadi trainer. Tetapi alangkah terkejutnya saya ketika mengetahui penjelasan dari Ci Merry (trainer) bahwa semua yang ikut TFT akan diteguhkan pada hari Minggu, 6 November. Saya wajar terkejut karena saya mengetahui kabar ini sehari sebelum peneguhan. Ci Merry pun meminta maaf kepada kami atas miskomunikasi yg terjadi ini.


Ketika mendengar penjelasan dari Ci Merry, semalaman saya memikirkan apakah akan mau komitmen jadi trainer atau tidak. Saya tidak pernah kepikiran untuk jadi trainer. Tujuan saya awalnya hanyalah ingin menambah wawasan tentang musik dan ibadah. Itu saja.


Tetapi, ketika ibadah pengambilan komitmen, saya akhirnya menandatangi surat komitmen trainer Tim Musik. Saya merasa tergerak untuk menjadi trainer dan hanya berharap Tuhan yang menolong saya. Saya pikir bukan sebuah kebetulan saya ada di TFT ini. Bukan sebuah kebetulan juga saya mendapat kejutan seperti ini. Ini semua sudah ada dalam rencana Nya. Melalui TFT ini saya merasa "ditangkap" oleh Tuhan untuk tetap hidup dekat dengan Dia. Menjadi trainer pemusik dalam ibadah Kristen tentu menuntut saya untuk selalu menjaga HPDA saya. Karena akan menjadi sesuatu yg munafik ketika saya sudah menjadi trainer dan mengajarkan tentang musik dan ibadah sementara saya sendiri tidak menjaga ibadah saya.
Pada akhirnya saya bersyukur bisa bergabung dan menjadi salah satu trainer di Tim Musik Perkantas Jabar ini.


Saya ingat sebuah pepatah yang mengatakan...


Dimana engkau mengambil banyak, disitu jugalah engkau harus memberi yang lebih

Saya sudah mengikuti rangakaian TFT selama 2 bulan. Banyak yang sudah saya dapatkan. Rasa ingin tahu saya sudah terpuaskan dari materi-materi yg saya dapatkan selama ikut TFT. Tetapi sungguh sayang rasanya kalau itu semua hanya sampai di aspek kognitif (pemahaman) tanpa ada implementasinya. Suatu saat toh saya akan lupa juga. Menjadi trainer tentu menawakan peluang untuk mengimplementasikan/membagikan apa yang sudah saya dapatkan. Dengan berbagi saya menjadi semakin ingat akan materi-materi tersebut.


Tapi saya bertanya lagi pada diri sendiri, mengapa harus menjadi trainer? Apakah anda tidak bisa membagikan hal itu tanpa status trainer? Bukankah menjadi trainer akan mengikat anda untuk sewaktu-waktu harus mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran anda?

Akhirnya saya menemukan jawaban bahwa tidak harus "bergelar" trainer untuk bisa membagikan hal-hal yg saya dapatkan. Saya menjadi trainer karena saya pikir saya bisa lebih berkoitmen dan tidak setengah-setengah. Sejak menjadi trainer saya lebih "dipaksa" untuk mengetahui musik dan ibadah Kristen daripada ketika saya tidak menjadi trainer. Saya lebih "dipaksa" untuk mengembangkan kemampuan musik saya dalam mengiringi ibadah. Dan itu semua adalah hal-hal penting yang seharusnya dipahami oleh semua pengikut Kristen. Sangat naif rasanya kita beribadah dan bersekutu tanpa mengetahui esensi dari setiap seluk beluk dalam ibadah. Ketidakpahaman akan hal-hal tersebut hanya akan membuat ibadah menjadi sesuatu yang bersifat rutinitas dan seremonial belaka.

Semoga saya bisa menjaga komitmen saya sebagai trainer seperti yang tercantum dalam surat komitmen ini :

Komitmenku...

Dihadapan Allah Tri Tunggal, saya berjanji untuk :
1. Menghadirkan peribadahan yang benar dan baik sesuai dengan Alkitab, dimulai dari diri sendiri, PMK asal saya dan dimanapun pelayanan yang Tuhan percayakan
2. Mendampingi dan melatih Pemimpin Pujian dan (atau) Pemusik, dimulai dari diri sendiri, PMK asal saya dan dimanapun pelayanan yang Tuhan percayakan
3. Bersedia membawakan materi dalam pelatihan-pelatihan Pemimpin Pujian dan Pemusik di PMK-PMK dan PSK-PSK yang ada di Bandung serta dimanapun pelayanan yang Tuhan percayakan
4. Terlibat aktif dalam keberlangsungan pelayanan Tim Musik Perkantas Jawa Barat, termasuk proses regenerasi Tim Musik Perkantas Jawa Barat.

Kiranya Allah Maha Kuasa menolong dan memampukan saya

Bandung, 6 November 2011

ttd
Harry Arai Panjaitan

No comments:

Post a Comment