Monday, October 22, 2012

Firman Yang Tak Mungkin Dimusnahkan (part I)

Pada acara sarapan pagi bersama di Washington DC, Ashley Oubre yang baru berumur 10 tahun menyampaikan sebuah pidato yang amat mengesankan. Bunyinya demikian :

Selamat pagi, Bapak Walikota, tamu-tamu terhormat, serta Bapak dan Ibu sekalian, saya menghargai kesempatan ini, yaitu berbicara kepada para pemimpin kota paling hebat di dunia ini mewakili kaum anak. Saya bertanya apa yang akan saya katakan kepada anda ketika saya diminta untuk menyampaikan sebuah presentasi. Karena saya masih muda dan pengalaman saya dalam banyak hal sungguh terbatas kecuali dalam hal menjadi seorang anak kecil.

Yesus berkata, "Barangsiapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil ini, ia tidak akan masuk kedalamnya.". Ketika saya berpikir tentang teman-teman saya, yang juga masih muda seperti saya, banyak hal yang terlintas dalam benak saya.

Anak-anak bermain bersama, bersenang-senang, kadang-kadang saling bertengkar, tapi keesokan harinya kami berbaikan dan bermain kembali. Bukankah sangat indah jika para ibu dan ayah, saudara-saudara, tetangga dan para pemimpin kita berlaku seperti itu? Kami sedih ketika kami melihat anda semua bertengkar dan tidak berbaikan.

Ketika anda memberitahu kami sesuatu, kami percaya, dan kami tidak mengajukan banyak pertanyaan. Kami beriman dan percaya kepada kalian hingga kami bertumbuh dewasa dan menemukan bahwa ternyata orang dewasa tidak seperti itu. Saya rasa anda menceritakan kisah-kisah Alkitab kepada kami karena kami adalah anak-anak. Kisah-kisah Alkitab memang memberitahu kami banyak kebaikan, tapi anda semua tidak menceritakan kisah-kisah Alkitab kepada satu sama lain. Apakah kisah-kisah itu hanya cocok untuk anak-anak?

Anda semua mengajarkan bahwa setiap kali kami menemukan masalah, kami perlu membahasnya satu dengan yang lain dan dengan Yesus. Anda mengatakan bahwa kami perlu mendoakannya dan tetap mengarahkan hati kami kepada Yesus. Anda mengatakan bahwa Yesus sanggup memecahkan segala permasalahan kami, yang besar ataupun yang kecil. Tapi kami lihat, ketika usia orang makin bertambah dan mereka mengalami masalah, mereka terlalu malu untuk membicarakannya diantara mereka sendiri. Kami kadang bertanya-tanya, apakah anda semua sungguh-sungguh dengan kata-kata anda itu, atau apakah Yesus hanya cocok untuk anak-anak? Saya masih cukup muda untuk percaya bahwa Yesus tahu cara menyelesaikan segala masalah saya, masalah kota ini, dan juga masalah dunia ini. Saya harap walau usia saya bertambah saya tak akan berhenti percaya dan anda semua pun mau menjadi seperti anak-anak yang bisa mencari kerajaan Allah.

Terimakasih banyak karena mau mendengarkan saya. Tuhan memberkati anda semua.

Respon paling mudah dari seorang skeptik terhadap kepolosan sejati ini adalah menganggapnya sebagai kenaifan kekanak-kanakan. Tapi biarlah kita memperjelas percabangan implikasi dari pertanyaan si anak ini. Apakah Alkitab hanyalah buku cerita tak masuk akal yang mendistorsi realitas? Ataukah Alkitab secara fantastis memang benar? Apakah dihalaman-halamannya hadir kebenaran bagi semua orang ataukah Alkitab hanya bagi orang-orang yang percaya tahayul dan tak berpikiran kritis? Apakah buku itu memang firman dari Allah bagi kita ataukah Alkitab hanya karya tipu daya dari segelintir orang yang mengklaim diri dituntun Sang Ilahi?

Saya akan membahas jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas dalam tulisan berikutnya.

Monday, October 15, 2012

Four Loves : Kepemimpinan Suami

Hukum Kristen telah memahkotai laki-laki dalam hubungan pernikahan yaitu memberikan (atau mungkin membebankan) kepemimpinan tertentu kepadanya. Para penulis Kristen kadang-kadang membicarakan tentang kepemimpinan suami dengan cara yang membuat ngeri. Kita harus kembali ke Alkitab kita.
Suami adalah kepala istri dalam pengertian yang sama seperti Kristus kepala dari Gereja.
Ia harus mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi Gereja dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya (Efesus 5:25). Dengan demikian kepemimpinan ini terwujud paling penuh bukan pada diri suami seperti yang kita kira, melainkan pada diri laku-laki yang pernikahannya paling menyerupai penyaliban ; dimana istri menerima paling banyak dan memberi paling sedikit. Karena Gereja tidak mempunyai kecantikannya sendiri, tetapi kecantikan yang diberikan Pengantin Laki-Laki kepadanya, Dia tidak mendapati Gereja Nya cantik, tetapi membuatnya cantik.

Kemuliaan penobatan yang mengerikan ini dilihat bukan dalam sukacita pernikahan seorang laki-laki, melainkan dalam kedukaannya, dalam sakit dan penderitaan istri yang baik atau kesalahan-kesalahan istri yang tidak baik, dalam perhatian atau pengampunannya yang tak habis-habisnya kepada istrinya. Demikian suami yang kepemimpinannya seperti Kristus.

Dikutip dari buku Four Loves halaman 131 karangan C.S. Lewis.

Thursday, October 4, 2012

Dosa dan Empat Relasi Yang Rusak

Alkitab menjelaskan bahwa setiap dosa adalah :
  1. Pelanggaran terhadap Firman Allah ( 1 Yohanes 3:4.. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. )
  2. Pemberontakan terhadap otoritas Allah (Nehemia 9:26 ...Tetapi mereka mendurhaka dan memberontak terhadap-Mu.)
  3. Penghinaan kepada Allah ( 2 Samuel 12 :9-10 .Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. ...karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.  )
  4. Mendukakan Allah ( Efesus 4 : 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan )
Itu artinya, setiap kali kita berdosa sebenarnya kita telah melanggar Firman Allah, memberontak Allah, menghina Allah, dan mendukakan Allah.

Alkitab juga memberikan kita petunjuk bahwa Allah mendirikan bagi manusia 4 relasi yang sangat fundamental. Selanjutnya keempat relasi ini menyimpang akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Dosa telah merusak relas-relasi :

1. Relasi manusia dengan Allah
Manusia meragukan eksistensi Allah.
Manusia membuat ilah-ilah mereka sendiri
Manusia tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah
Manusia memberontak terhadap Allah

2. Relasi manusia dengan diri sendiri
Manusia tidak bisa menerima diri mereka sendiri (gambar diri yang rusak, penerimaan diri yang buruk dan bahkan ada yang sampai bunuh diri). Mereka tidak bisa melihat diri mereka sebagaimana Allah melihat mereka (baca : diciptakan segambar dengan Allah).

3. Relasi manusia dengan sesama
Manusia menyakiti manusia lain nya dengan membunuh, menipu, membenci, mencuri, dll.

4. Relasi manusia dengan alam
Ada dua ekstrim, pertama manusia mengeksploitasi Alam secara membabi buta. Yang kedua manusia melakukan pemujaan terhadap alam (seperti kepercayaan panteis, new age, gerakan Gaia, dsb)

Itu artinya setiap dosa yang kita lakukan akan mempengaruhi dan merusak keempat relasi diatas. Pada dasarnya ketika relasi kita dengan Tuhan tidak baik, maka relasi kita terhadap diri sendiri, sesama, dan alam juga tidak akan baik.

Ya Tuhan, tolonglah aku untuk tidak hanya melakukan kebenaranMu, tetapi lebih daripada itu aku mencintai kebenaranMu dan membenci dosa.
Singkapkanlah semua kebusukan-kebusukan hatiku yang terdalam yang belum aku sadari.
Berikan aku kepekaan yang tinggi terhadap dosa sekecil apapun
Selidikilah aku ya Tuhan
Luruskanlah semua motivasiku yang bengkok ketika aku mengikut Mu
Asahlah diriku untuk memiliki relasi yang makin hari makin dekat dengan Mu
Sehingga aku semakin menyerupai Kristus dalam karakterku
Dan hidupku membawa kemuliaan bagi nama Mu juga menjadi berkat bagi orang disekitarku

Amin