Ketika Daud senang ataupun sedih, Yonatan selalu ada disisinya dan begitu juga sebaliknya. Persahabatan mereka tidak dapat dirusak oleh apapun, termasuk oleh ayah Yonatan sendiri, Raja Saul, yang berniat untuk membunuh Daud.
Memang benar kata orang bijak bahwa :
"Dalam kemakmuran 'sahabat-sahabat' kita akan mengenal kita. Dalam kesukaran kita akan mengenal siapa yang layak disebut sahabat "Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa seorang yang disebut sahabat adalah orang yang menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17).
Mungkin kita pernah mengalami ketika kita berada dipuncak, banyak orang berlomba-lomba untuk dekat dengan kita. Namun pada saat kita berada di lembah, kita baru bisa mengenal siapa sahabat sejati kita sebenarnya karena ternyata orang-orang yang dulunya dekat kebanyakan telah meninggalkan kita dalam masa-masa sulit.
Suatu saat (mungkin) ketika anda sudah bangkit kembali dan berada dipuncak, orang-orang yang dulu meninggalkan anda kembali lagi berdatangan. Memang benar, " Dimana ada gula, disitu ada semut ". Tetapi prinsip seperti itu tidak berlaku untuk seorang sahabat sejati.
Adalah luar biasa kalau kita menemukan sahabat sejati, namun pertanyaannya adalah
" Apakah kita juga sudah menjadi sahabat sejati bagi orang lain? "
No comments:
Post a Comment