Saturday, February 11, 2012

Kuliah Kehidupan

Hari Sabtu yang merupakan hari libur kuliah bagi banyak mahasiswa ITB tapi tidak bagi jurusan Teknik Tenaga Listrik ITB. Di jurusan kami, ada satu mata kuliah yang bernama Kapita Selekta yang diadakan di hari Sabtu jam 10.00-12.00.

Mata kuliah ini bertujuan untuk memperkaya wawasan para calon sarjana Elektro Arus Kuat dengan mengundang dosen tamu dari berbagai kalangan di dunia keuangan, entrepreneur, pembuat kebijakan, BUMN, dsb.

Dan hari ini adalah kuliah pertama Kapsel (singkatan Kapita Selekta). Di kuliah pembuka (pertama) ini, yang mengisi adalah dosen kami sendiri, Pak Syarif Hidayat. Beliau membawakan kuliah tentang dunia energi dalam rentang waktu hingga 2050. Tapi isi kuliah beliau lebih banyak memberikan kami nasehat. Benar kata beliau, kalau materi yang hendak dibawakan itu bisa didapat dari internet ataupun bisa diberikan softcopy nya langsung kepada kami mahasiswa untuk dipelajari.

Tapi, nasehat-nasehat beliau yang memang berdasarkan pengalaman beliau di lapangan tentu tidak akan bisa kami dapatkan selain dari beliau sendiri secara langsung. Saya mendapat banyak pelajaran dari beliau tentang beberapa hal :

Pertama , negara Jepang. Jepang adalah negara yang sangat minim sumber daya alam. Sangat berbeda jauh dengan kekayaan alam di Indonesia. Tapi mengapa negara Jepang menjadi negara yang kaya dan memiliki perekonomian yang kuat?
Satu prinsip yang diajarkan oleh orang Jepang kepada anak-anaknya adalah ini :
Nak, kita tidak punya apa-apa dibandingkan negara lain. Maka dari itu, kalau kita tidak berkeringat kita akan mati.
Saya pikir hal itu masuk akal. Mungkin akan berbeda cerita kalau negeri Sakura itu diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah seperti Indonesia, kita tidak akan pernah mengenal negara Jepang yang sekuat sekarang. Mungkin saja, kekayaan alam Indonesia jadi kutukan buat bangsa ini. Mengapa tidak? Karena kekayaan alam yang melimpah mungkin saja membuat kita bermanja-manja dan tidak memiliki semangat juang seperti orang-orang Jepang. Mungkin saja kalau negara kita tidak punya kekayaan alam, kita bisa lebih bekerja dengan giat. Karena kalau "tidak berkeringat" kita tentu akan mati.

Keterbatasan sumber daya alam justru yang menjadi cambuk bagi orang-orang Jepang untuk bekerja keras. Dan kita bisa melihat negara Jepang adalah negara dengan perekonomian terkuat di Asia dan bahkan salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia.

Lalu, saya bertanya pada diri sendiri. Benarkah kekayaan alam kita telah membuat kita menjadi negri yang manja? Jika saja kita punya daya juang seperti orang-orang jepang, plus kekayaan alam yang kita miliki sekarang, saya yakin dan tidak ragu bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi negara superpower di dunia. Pasti bisa. Ah, seandainya saja..

Kedua, Karakter seorang Juara. Saya sangat, sangat sepakat dengan perkataan Pak Syarif tentang karakter seorang juara. Menurut beliau, seorang juara memiliki dua karakter utama
1. Seorang Juara tidak pernah membuat alasan (A Champion never makes any excuses)
2. Seorang Juara tidak pernah iri dengan orang lain

Biarkan saya menjelaskannya sesuai dengan apa yang saya tangkap dari pemaparan Pak Syarif.
Pertama, seorang Juara tidak pernah membuat alasan. Mengapa? Karena semua alasan yang membuat dia gagal meraih kemenangan sudah disingkirkan nya terlebih dulu. Karena itulah seorang Juara tidak pernah membuat alasan.
Contohnya begini : Seorang mahasiswa yang akan mengikuti ujian minggu depan akan menyingkirkan alasan-alasan yang mungkin membuat nya gagal dalam ujian.
1. Dia akan menjaga kesehatannya, waktu istrahat, waktu makan, dll (biar dia tidak punya alasan sakit ketika mendapat nilai yang jelek)
2. Dia akan mencicil pelajaran nya (sehingga ga harus pake Sistem Kebut Semalam) dan belajar dengan sungguh-sungguh (biar dia tidak punya alasan seperti "sebenarnya gw emang belum serius aja belajarnya, coba serius dikit, pasti bisa dong" )
3. Dia mungkin akan membereskan masalahnya dengan pacarnya jauh-jauh sebelum ujian, biar itu ga mengganggu konsentrasinya (sehingga dia ga punya alasan : wah, karena pacar gw nih )
4. Dan alasan-alasan apapun yang mungkin membuat dia gagal meraih tujuan nya.

Yaa, benar sekali.. Itulah satu karakter seorang Juara. Dia tidak pernah membuat alasan karena semua alasan sudah disingkirkannya untuk meraih Juara.

Karakter berikutnya ialah Seorang Juara tidak pernah iri dengan keberhasilan orang lain. Mengapa? Karena dia udah jadi Juara nya, ngapain juga harus iri dengan orang lain? Muncul nya iri bisa saja diakibatkan oleh rasa ketidakmampuan kita untuk mencapai sesuatu yang mampu dicapai oleh orang lain. Seorang Juara tidak akan pernah merasa iri dengan orang lain karena dia yakin dia juga bisa meraih hal-hal lain sesuai dengan peran dan kapasitasnya.

Terimakasih Pak Dosen atas Kuliah Kehidupan nya pagi ini.
See you at the top, sir

No comments:

Post a Comment