Friday, March 9, 2012

Kuliah Umum Menteri ESDM Bapak Jero Wacik



Sabtu, 3 Maret 2012 bertempat di salah satu bangunan sakral di ITB, Aula Barat, Menteri ESDM, Bapak Jero Wacik hadir untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa dan civitas akademik ITB. Kuliah umum (yang disebut Studium General) ini merupakan kuliah pilihan berbobot 2 sks yang bisa diambil oleh semua mahasiswa S1 ITB. Kuliah ini menghadirkan para dosen-dosen tamu yang punya jabatan dan peran strategis di negara ini dan ditujukan untuk memotivasi dan menambah wawasan keilmuan para mahasiswa.

Pertemuan pertama kuliah Studium Generale ini mengundang Bapak Jero Wacik sebagai dosen tamu yang memberikan kuliah tentang Leadership dan Membangun Ketahanan Energi Nasional. Kuliah yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini telah banyak memberikan motivasi dan wawasan buat saya. Dan berikut adalah resume kuliah beliau yang saya catat dan saya tangkap..

Bapak Jero Wacik memberikan motivasi kepada para hadirin dengan bercerita tentang pengalaman hidupnya.  Pada tahun 1970, Bapak Jero Wacik, anak miskin dari pulau Dewata ini berhasil lulus masuk Teknik Mesin ITB. Saat itu beliau memang sangat bercita-cita untuk masuk ITB. Alasan beliau berniat masuk ITB dimulai dari sebuah kisah ketika Bapak Jero Wacik masih duduk di bangku kelas 4 SD. Waktu itu Bapak Presiden Ir.Soekarno datang kedaerah Bali. Bapak Jero Wacik dan 49 anak SD lainnya mendapat kesempatan emas untuk bersalaman dengan Paduka, Pahlawan Besar Revolusi, Bapak Ir.Soekarno. Ketika bersalaman dengan beliau, sambil mengelus-elus kepalanya, Ir.Soekarno berpesan "Rajin-rajin belajar ya".

Peristiwa bersalaman dengan orang sebesar Ir.Soekarno itu ternyata yang menjadi motivasi terbesar Bapak Jero Wacik untuk suatu saat menjadi orang besar seperti beliau. Bapak Jero Wacik pun mulai mencari tau tentang profil Ir.Soekarno dan mengetahui bahwa ternyata Ir.Soekarno adalah lulusan ITB. Sejak saat itulah beliau bertekad harus bisa masuk ITB.

Keinginan itu akhirnya terwujud. Beliau berhasil lulus masuk ITB. Memang Bapak Jero Wacik sudah dikenal sebagai anak yang cerdas dan rajin selama di sekolah. Beliau selalu berhasil meraih rangking dikelasnya. Karena kecerdasan dan ketekunan beliau jugalah yang mengantarkannya masuk ke kampus Ganesha ini. Tetapi biarpun sudah berhasil diterima di ITB, bapak Jero Wacik masih harus bergumul dengan masalah biaya hidup selama di Bandung. Pada masa itu, Bali dan Bandung adalah jarak yang jauh. Datang ke kota Bandung dari pelosok Bali bagaikan memasuki "dunia baru" bagi beliau saat itu. Tetapi bermodalkan kemauan keras dan kemampuannya, beliau tetap kukuh ingin melanjutkan studi di ITB demi mewujudkan mimpi masa kecilnya ketika duduk di kelas 4 SD dulu.

Ketika masuk ITB, seperti biasa beliau mengalami masa orientasi (Ospek) kala itu. Mereka harus merangkak masuk ke gerbang ITB. Di depan gerbang ITB sudah terpampang tulisan besar "SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI TERBAIK BANGSA". Membaca tulisan itu membuat beliau semakin terpacu semangatnya untuk belajar sebaik-baiknya dan berkontribusi buat orang banyak, buat negara ini. Ketika menceritakan kisah ini, terlihat mata beliau berkaca-kaca dan ada rasa haru dalam kalimat-kalimatnya.

Beliau berkata "Jadi menteri yang bikin saya kerja keras adalah ITB". Hal itu dikatakan beliau karena beliau ingin menjaga nama baik almamater ITB. Sebagai putra-putri terbaik bangsa yang berada dikampus terbaik ITB, bapak Jero Wacik ingin ikut andil memberikan kontribusi buat negara. "seluruh hidup saya akan membawa nama ITB dalam hidup saya" kata beliau menambahkan. Sungguh kecintaan terhadap almamater yang begitu besar dalam diri Bapak Jero Wacik yang juga pernah menjabat sebagai pengurus Ikatan Alumni ITB selama 3 periode (15 tahun).

Masuk ITB tahun 1970 dan diperhadapkan dengan masalah biaya kuliah dan biaya hidup yang sangat minim ternyata tidak membuat Jero Wacik muda patah semangat. Karena punya kemauan keras dan kemampuan, punya WILL dan punya SKILL, beliau memutar otak untuk berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang guna membiayai kuliah dan hidupnya sehari-hari di kota Bandung. Akhirnya bermacam-macam cara pun dilakukan beliau guna mendapatkan uang. Tentunya dengan cara yang halal. Beliau bahkan pernah menjadi kernek bus "Wahyu" jurusan Bandung-Sukabumi-Garut. Beliau juga pernah memberikan les privat dan mengajar di bimbingan tes.

Ketika mengajar di bimbingan tes, beliau juga menulis dikat Matematika dan Fisika untuk SMA. Belakangan diktat tersebut dicetak menjadi buku yang kemudian dijual hingga ke luar Pulau Jawa waktu itu. Buku karya Bapak Jero Wacik saat itu adalah buku pertama yang dicetak oleh perusahaan percetakan Ganesa Exact kala itu. Dan saat ini perusahaan Ganesa Exact sudah menjadi salah satu perusahaan percetakan yang besar. Ketika menceritakan bagian ini Pak Jero Wacik membuat jokes bahwa bukan tidak mungkin kalau ada siswa yang berhasil lulus masuk ITB pada tahun 80 an, itu karena buku yang ditulis oleh beliau saat itu. Mendengar perkataan beliau, sontak para hadirin tertawa. Pak Jero Wacik memang punya sense of humor yang bagus menurut saya sehingga mampu membuat para pendengar tidak bosan mendengarkan beliau berbicara :). Mengajar les privat dan mengajar di bimbingan tes untuk pelajaran Matematika dan Fisika ternyata membuat pak Jero Wacik menjadi ahlinya Matematika dan Fisika. Dan itu sangat membantu beliau dalam memahami pelajarannya di Teknik Mesin ITB. "Cara belajar yang terbaik adalah dengan mengajar" kata beliau menambahkan. Selain mendapatkan honor dan popularitas semasa mengajar bimbingan, pak Jero Wacik juga bertemu gadis pujaan hatinya yang kelak akan menjadi istri beliau.

Semasa berkuliah, pak Jero Wacik yang giat mencari biaya hidup dan kuliah juga aktif dalam berorganisasi. Hal ini membuat beliau banyak dikenal oleh orang karena hal-hal positif yang beliau lakukan. Beliau tercatat sebagai pendiri dan ketua Maha Gotra Ganesha ITB yang merupakan unit kebudayaan Bali. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin ITB tahun 1973. Dari kesibukan mengajar dan berorganisasi tersebutlah softskill beliau seperti Leadership, Public Speaking, dll semakin terasah. Kelak softskill ini akan berguna dalam keberlangsungan karir beliau hingga sekarang. Hal yang menarik ialah ketika beliau memberikan ceramah dalam kapasitas sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Mesin kala itu kepada mahasiswa mesin angkatan 73. Kala itu, diantara mahasiswa Mesin 73 yang diceramahi beliau terdapat nama Hatta Rajasa dan Kusmayanto yang kelak dua-duanya menjadi menteri. "dua orang yang saya ceramahi akhirnya menjadi menteri. Jadi bersiap-siaplah, diruangan ini pun pasti ada yang bakal jadi menteri kelak " kata Pak Jero Wacik yang segera disambuk oleh tawa para hadirin. Dalam hati saya berharap saya lah orangnya. Hehehe..

Memang, kampus ITB sudah dikenal sebagai pencetak dua orang presiden Republik Indonesia dan ratusan menteri yang pernah menjabat juga adalah jebolan ITB. Bahkan pernah semasa kepemimpinan pak Harto, 11 orang menterinya adalah lulusan ITB. Di masa SBY-Budiyono ini saja ada 6 orang menteri dari ITB. "jadi kemajuan negara ini sedikit banyaknya ada ditangan mahasiswa ITB" kata pak Jero kemudian.

Dalam ceramah beliau pada tahun 1973 kepada mahasiswa mesin 1973 kala itu, pak Jero Wacik sudah memperkenalkan konsep Trilogi Sukses ala beliau yang murni muncul dari pengalaman beliau sendiri.
1. Kemauan Keras (WILL).
Dengan semua keterbatasan dana dan informasi kala itu, tidak membuat pak Jero Wacik menyerah. Dengan WILL yang keras beliau berhasil menerobos semua rintangan karena tekad "saya harus sekolah", tekad untuk maju.
2. Bakat (SKILL). Pak Jero Wacik sejak kecil memang dikenal sebagai anak yang pintar dan berprestasi. Hal itu tentu menjadi modal berharga untuk meraih kesuksesan plus kemauan kuat beliau.
3. Modal. Modal itu penting tetapi bukan yang utama. Ketika beliau mengalami keterbatasan dana untuk melanjutkan sekolah, WILL dan SKILL beliau lah yang berperan hingga akhirnya beliau bisa mendapatkan dana untuk meneruskan sekolahnya.

Selain itu, dalam kuliah Studium Generale ini pak Jero Wacik juga memberikan konsep Catur Darma Jewe yaitu apa yang harus dikerjakan selagi mahasiswa :
1. Studi.
Hal ini tentu yang menjadi nomor satu dalam peran kita sebagai mahasiswa
2. Organisasi
Selain mengasah kemampuan akademik, mahasiswa juga harus mengasah kemampuan soft skill melalui keikutsertaan di organisasi. Dengan terlibat di organisasi kita bisa belajar berkomunikasi, belajar memimpin dan belajar memanajemen suatu kegiatan.
3. Cinta
Sayang sekali jika masa-masa kuliah dilewatkan hanya untuk aktivitas studi dan organisasi. Padahal masa kuliah adalah masa yang baik untuk mencari pasangan hidup. Mengapa? Menurut pengalaman pak Jero Wacik, jika seseorang wanita mau menjalin hubungan dengan seorang pria ketika pria itu belum memiliki penghasilan apa-apa (masih berstatus mahasiswa), maka itu tentulah murni karena cinta yang tulus. Berbeda halnya jika seorang wanita mau menjalin hubungan dengan seorang pria yang sudah punya jabatan dan sudah terkenal. Intinya, menurut Pak Jero Wacik, ini bisa membedakan mana yang benar-benar cinta dan mana yang "matre".
4. Wirausaha
Sejak mahasiswa, karakter wirausaha harus dipupuk. Karena jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit. Wirausaha yang paling cocok untuk ditekuni oleh mahasiswa ITB tentunya berbasis teknologi (Technopreneurship)

Itulah beberapa pesan yang dapat saya tangkap dari kuliah umum yang diberikan pak Jero Wacik.


Harry Panjaitan
Menteri ESDM*

in progress

3 comments:

  1. mantap lek tulisannya.
    menginspirasi sekali.

    btw awak suka prinsip Catur no.3.. hehe

    SG, EP08

    ReplyDelete
  2. Membaca ini setelah Jero Wacik ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka rasanya sangat aneh.

    ReplyDelete