Thursday, March 22, 2012

Yusuf, Si Pemimpi

Dalam kitab perjanjian lama, nama Yusuf (buat saya) selalu berkolerasi dengan IMPIAN. Korelasi itu bukan tanpa sebab. Dalam Alkitab kita tahu, bagaimana Yusuf mendapatkan mimpi-mimpi besar yang diberikan oleh Allah tentang kehidupannya di masa yang akan datang.

Mimpi-mimpi yang didapatkan Yusuf tentang dirinya telah membuat orang tua dan saudara-saudaranya gusar. Dalam mimpinya, Yusuf akan menjadi orang yang besar diantara seluruh keluarganya. Bagaimana reaksi orang tuanya? Kira-kira seperti ini
"Nak, sudahlah, jangan bermimpi terlalu besar." atau mungkin "mimpimu terlalu mengada-ada"
Bagaimana reaksi saudara-saudaranya? Kira-kira seperti ini
"ini dia, si tukang pemimpi yang mengira dirinya adalah pusat semesta"

Bagaimana perasaan kita ketika mimpi-mimpi kita tidak didukung dan bahkan ditentang oleh banyak orang termasuk orang-orang terdekat anda sendiri? Yusuf tahu bagaimana rasanya dan dia pernah mengalaminya. Dia dikucilkan dan dibenci oleh saudara-saudaranya sendiri hanya karena memiliki impian yang terlalu besar dan mengada-ngada.

Selanjutnya, kita juga tahu bagaimana kehidupan Yusuf pasca mendapat mimpi-mimpi indah tersebut. Pada awalnya, mungkin Yusuf sempat berpikir bahwa realitas tidak seindah mimpi, dan bahkan jauh dari mimpi-mimpinya. Bagaimana tidak? Dia bermimpi menjadi orang yang besar, tetapi dia sempat hendak dibunuh oleh saudaranya, sebelum akhirnya dijual menjadi budak.
Sampai dititik itu Yusuf tentu bertanya-tanya, "bagaimana mungkin ini bisa terjadi?". Aku tidak bermimpi menjadi budak !"
Tetapi ternyata tidak cukup sampai disitu, Yusuf masuk dari kemalangan yang satu ke dalam kemalangan-kemalangan berikutnya. Setelah dijual menjadi budak, Yusuf difitnah hendak memperkosa majikannya, akhirnya dia dipenjara dan dilupakan.
Tetapi apakah mimpi Yusuf terbenam seiring dengan keadaan yang membenamkannya?
Saya pikir tidak. Mimpi itu, sekecil apapun yang tersisa, masih tersimpan dalam benak Yusuf. Entah mengapa dia masih yakin terhadap mimpi-mimpinya tersebut bahwa suatu saat keadaan akan berubah menjadi lebih baik dan amat sangat baik. Mungkin kemalangan-kemalangan ini hanyalah pengantarnya saja, pikirnya.

Dan Yusuf benar. Kekonsistenan Yusuf untuk menjaga mimpi dan takut akan Allah telah mengantarkan Yusuf menjadi "Perdana Menteri" di negara Mesir. Alkitab bahkan mencatat bahwa apa yang dikerjakan Yusuf selalu berhasil karena Tuhan menyertai dia.

Mimpi adalah motivasi
Perjuangan adalah implementasi, dan
Hidup harus menginspirasi

Berani bermimpi dan berlari kencang mengejar mimpi!


No comments:

Post a Comment