1. Kolerik
2. Melankolik
3. Sanguin
4. Plegmatis
Untuk nomor 3 dan 4, saya ingat angkanya sangat kecil sekali. Lebih banyak di nomor 1 dan 2 (Kolerik-Melankolik)
My Melancholic Side ( Turunan dr Bapak saya )
Saya teringat pesan-kesan abang KTB saya, bg Hendra Tampang Allo ketika perayaan hari ulang tahun saya dua tahun lalu di sekre PMK OH.
"Harry itu adalah tipikal orang yang mudah di drive oleh perasaan"Silakan percaya atau tidak, buat saya perkataan bg Hendra memang benar. Ternyata selama interaksi kami kurang lebih 2 tahun sudah cukup untuk bg Hendra untuk mengenal secara mendalam karakter saya. Biarpun diluar saya kelihatannya cool, tetapi saya tipikal orang yang sangat sensitif dan peka. Saya gampang terbawa emosi dari lingkungan ataupun dari diri sendiri. Mungkin hari ini ada yang melihat saya tertawa tetapi lusa sudah tidak melihat sedikit senyum pun karena sebuah hal. Saya juga sangat peka terhadap perasaan orang disekitar saya. Dari mimik wajah, cara berbicara, dan bahasa tubuh seseorang, saya bisa dengan cepat menerka kondisi emosinya dan terkaan saya biasanya tepat. Walaupun diluar karakter saya cenderung kalem dan kadang tanpa ekspresi, tp sebenarnya saya orang yang cenderung memakai feeling (intuisi) ketimbang logika. Disamping itu saya juga orang yang sangat teliti dalam bekerja dan mampu melihat hal-hal mendetail yang cenderung tidak dilihat orang.
Yeah, that's my melancholic side...
My Kolerik Side ( Turunan dr Mama Saya )
Anehnya, setelah duduk di bangku kuliah, tipe kolerik saya cenderung tidak kelihatan. Orang kolerik itu biasanya punya naluri memerintah, suka show-off, tidak suka diatur, ambisius, semangat pekerja keras, agak keras kepala dan terkesan sombong. Karakter-karakter seperti yang saya sebutkan sebelumnya adalah watak dominan saya sejak kecil hingga SMA.
Karakter kolerik saya dapat terlihat dari naluri saya yang ingin memerintah dan memimpin. It's born with me. It's in my DNA. Ketika masih SD hingga di tingkat SMA saya adalah anak yang selalu ingin jadi pusat perhatian, memerintah orang, selalu ingin tampil dan terdepan, selalu menjadi ketua kelas, ketua OSIS, ketua diberbagai kegiatan, ambisius dalam mengukir berbagai prestasi baik akademik maupun non-akademik.
That's all my kolerik side...
Tapi sejak duduk dibangku kuliah, karakter Kolerik saya tertutup oleh karakter Melankolik saya. Saya berubah menjadi orang yang tertutup, tidak seambisius dulu, agak kaku, cenderung menghindar dari kesempatan-kesempatan untuk menjadi pemimpin, tetapi juga berubah menjadi orang yang punya kepekaan, suka merenung, serius, dan sangat perfeksionis.
Perpaduan Kolerik-Melankolik
Perpaduan kedua sifat yang agak bertolak belakang tersebutlah yang membuat saya terkesan gampang berubah moodnya (moody). Mungkin hari ini saya bisa terlihat sangat ambisius dan penuh semangat, tetapi besok bisa saja saya kelihatan seperti orang yang patah semangat. Mungkin hari ini saya bisa terlihat sangat peka, tetapi mungkin saja besok saya terlihat arogan dan bossy.
Buat saya, yang jauh lebih penting ialah mempertahankan kekonsistenan dalam usaha saya mewujudkan visi hidup. Kedua sisi kolerik dan melankolik dalam diri saya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya hanya harus memoles kelebihan-kelebihan dikedua tipe tersebut dan mengurangi kekurangan-kekurangannya sehingga saya bisa menjadi pribadi yang saya inginkan ; penuh semangat, pantang menyerah, punya empati yang tinggi, berjiwa pemimpin, bertanggung jawab dan bijaksana.
No comments:
Post a Comment