Pertama : Saya jadi berpikir, jika iman Kristen adalah sesuatu yang dikarang-karang oleh para manusia di zaman dulu, seharusnya mereka bisa membuat iman Kristen menjadi lebih mudah dan masuk akal sehingga bisa diterima oleh siapapun. Tetapi saya menemukan ternyata tidak demikian. Iman Kristen tidak berasal dari hikmat manusia. Banyak hal yang diajarkan oleh iman Kristen yang akan sulit oleh diterima oleh orang-orang. Mau bukti? Lihat saja banyak nya keberatan-keberatan tentang mengasihi musuh, jika ditampar pipi kanan berikan pipi kiri, jika dipaksa berjalan satu mil, berjalan lah sejauh dua mil, Allah yang menjadi manusia, Yesus yang lahir dari seorang perawan di kandang yang hina, Doktrin Trinitas, dll. Iman Kristen tidak bisa menyaingi kesederhanaan dan kemasuk-akalan dari orang-orang yang menciptakan agama.
Kedua : Tentang cinta muda-mudi Saya setuju dengan ulasan C.S Lewis dalam bukunya Mere Christianity tentang perasaan yang berbunga-bunga ketika jatuh cinta. Saya juga pernah mengalaminya dan penjelasan Lewis tentang hal ini masuk akal. Berikut ulasan Lewis tentang getaran hati :
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam bidang kehidupan yang satu ini (cinta), seperti halnya dalam setiap bidang kehidupan lainnya, getaran hati muncul pada awalnya dan tidak bertahan lama. Jenis getaran hati yang dirasakan oleh seorang anak laki-laki saat pertama kali membayangkan dirinya bisa terbang tidak akan terus bertahan ketika ia sudah memasuki Angkatan Udara. Getaran dan sedang benar-benar belajar terbang. Getaran hati yang anda rasakan saat pertama kali melihat tempat-tempat yang sangat indah memudar ketika anda benar-benar pergi untuk tinggal disitu. Apakah ini berarti akan lebih baik untuk belajar terbang dan tidak tinggal di tempat indah itu? Sama sekali tidak. Dalam kedua kasus itu, jika anda menjalaninya, padamnya getaran hati yang pertama akan digantikan dengan ketertarikan yang lebih tenang dan lebih bertahan lama.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memang, orang mendapat kesan dari buku-buku,film,majalah,atau apapun bahwa jika kita telah menikahi orang yang tepat kita bisa berharap untuk terus dilanda asmara selamanya. Akibatnya ketika kita mendapati bahwa kita tidak mengalaminya, kita berpikir hal ini membuktikan bahwa kita telah membuat kesalahan dan berharap untuk mengubahnya.
Lagipula siapa yang sanggup untuk hidup dalam perasaan berbunga-bunga yang seperti itu bahkan untuk lima tahun saja? Apa yang terjadi dengan pekerjaan kita, nafsu makan kita, tidur kita, persahabatan kita? Ketika kita dalam perasaan berbunga-bunga pikiran kita pasti selalu tertuju dengan orang yang kita sukai dan itu berpengaruh terhadap pekerjaan, nafsu makan, tidur, persahabatan dengan yang lain. Saya pernah mengalami hal itu dan saya rasa kebanyakan orang juga seperti itu.
Tetapi tentunya berhenti dilanda asmara tidak berarti berhenti mencintai. Buat saya mencintai adalah sebuah keputusan yang kita ambil yang diikat oleh komitmen. Dan ketika kita berbica komitmen maka dalam hal suka ataupun duka kita tetap menjalaninya. Kita bisa mencintai satu dengan yang lain bahkan pada saat kita tidak saling menyukai sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri bahkan ketika kita tidak menyukai diri kita.
C.S Lewis lagi-lagi mengatakannya dengan sangat baik :
Diatas cinta mesin pernikahan dijalankan, dilanda asmara adalah ledakan yang memulainyaSebenarnya pembahasan ini akan membawa kita lebih jauh ke dalam topik pernikahan. Saya sebenarnya tidak nyaman untuk menuliskan ini karena saya belum pernah menikah dan bahkan belum pernah menjalin asmara dengan gadis manapun. Tapi biarkan saya menyampaikan sedikit pendapat saya tentang pernikahan, khususnya pernikahan Kristen.
Kekristenan adalah satu-satunya kepercayaan yang mengagungkan pernikahan lebih daripada agama apapun. Ini bukan tanpa alasan. Hal ini terlihat jelas ketika Alkitab mengatakan bahwa relasi antara Allah dan umatNya adalah sama seperti relasi dalam pernikahan. Digambarkan bahwa Kristus adalah mempelai pria dan jemaat adalah mempelai wanita. Oleh karena Allah tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan umatNya seburuk apapun umatNya, maka hal itu memberikan petunjuk kepada kita perihal pernikahan Kristen.
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa bahwa pria dan wanita akan menjadi satu daging dalam ikatan pernikahan. Mereka yang sudah dipersatukan Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Inilah yang menjadi alasan mengapa iman Kristen melarang keras poligami dengan alasan apapun kecuali maut yang memisahkan. Itulah sebabnya tidak boleh ada perceraian dalam pernikahan Kristen. Karena Allah sendiri tidak pernah meninggalkan umat Nya dalam kondisi apapun.
Saya pernah sedikit menyinggung hal ini dalam tulisan saya sebelumnya disini
No comments:
Post a Comment