Tetapi Allah tidak pernah mengajarkan anak-anakNya untuk hidup berlebihan. Malah Allah ingin agar kita hidup tidak kekurangan tetapi juga tidak berlebihan. Doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan merupakan salah satu dasar yang kuat yang akan terus mengingatkan saya akan dua hal penting dalam kalimatnya.
Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya (Matius 6 : 11)Ada dua kata kunci dalam kalimat diatas, yaitu HARI INI dan SECUKUPNYA. Saya akan membahas satu persatu.
HARI INI
Menarik untuk diamati bahwa Yesus tidak mengajarkan Doa Bapa Kami dengan kalimat "berikanlah kami hari ini sampai seterusnya, makanan kami yang secukupnya". Tetapi Yesus mengatakan "hari ini" saja. Mengapa demikian? Sebagai manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, sudah menjadi natur kita untuk melupakan Allah ketika segala sesuatu berjalan baik dalam hidup ini. Kita merasa tidak perlu Allah ketika semua berjalan baik-baik saja dan berada dalam kendali kita. Saya akan memberikan ilustrasi untuk menjelaskannya.
Seorang pengembara yang hendak menjelajah hutan belantara kehilangan peta penunjuk nya. Kalau pengembara tersebut sudah mengetahui dengan pasti arah tujuannya, dia tentu tidak butuh peta lagi. Tetapi pengembara tersebut mencari-cari peta karena dia tidak tahu jalan apa yang akan dilaluinya. Ketika menemukan peta itu kembali, tentunya dia akan memegang erat-erat peta tersebut dan berjalan selangkah demi selangkah dengan tetap mengacu pada peta penunjuknya.
Kata "hari ini" pada Doa Bapa Kami hendak mengajarkan kepada kita bahwasanya kita harus tetap mengandalkan Tuhan dalam kebutuhan jasmani kita. Kita tidak meminta agar Tuhan menyediakan makanan selama 10 tahun atau 100 tahun, atau 7 turunan lagi. Tetapi kita meminta agar Tuhan menyediakan makanan "hari ini" saja. Besok??? Kita akan duduk bertekuk lutut dan berdoa lagi pada-Nya esok hari dan seterusnya untuk meminta hal yang sama. Lalu anda akan mengerti mengapa Yesus mengajarkan kita untuk meminta makanan pada "hari ini" saja. Its simply because He wanted us to walk with Him step by step in our life's journey.
SECUKUPNYA
Kata kunci yang berikutnya adalah "secukupnya". Ya, Allah tidak pernah mengajarkan anak-anakNya untuk hidup dengan "makanan" yang berlebihan. Dia tidak pernah mengajarkan anak-anakNya untuk menjadi seorang milyarder dengan harta kekayaan yang wahhh. Apakah itu berarti Allah tidak mampu membuat anak-anakNya kaya raya? Tentu saja tidak. Kita dapat lihat bahwa ada beberapa anak Tuhan yang Dia percayakan harta kekayaan TETAPI agar dia bisa membantu kebutuhan jasmani orang lain. Bukan semata untuk memuaskan hawa nafsu. Dalam kekayaannya, dia tetap hidup berkecukupan dan tidak materialistis dan ikut gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Jadi jangan pernah meminta harta kekayaan yang berlebih kepada Tuhan dalam doa-doa kita karena Allah tidak pernah mengajarkan begitu. Ajaran seperti itu adalah ajaran duniawi yang berusaha mengalihkan pandangan kita dari Allah kepada materi belaka. Seperti yang disebutkan dalam nats berikut :
Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku (Amsal 30:8-9)By the way, ayat tersebut ditulis oleh seorang raja yang amat sangat kaya raya lagi bijaksana, Raja Salomo.
No comments:
Post a Comment