Wednesday, May 23, 2012

Legacy



Every man dies, not every man really lives - Braveheart

Kalimat diatas adalah salah satu kutipan dari sebuah film kolosal terkenalnya Mel Gibson. Sesaat sebelum Mel Gibson (dalam film ini) dihukum gantung, dia mengatakan kalimat tersebut. Yaa, semua orang akan mati, tapi tidak semua orang "benar-benar hidup".

Hidup yang "benar-benar hidup" adalah hidup yang memiliki visi dan prinsip hidup yang jelas. Tidak peduli bagaimana keadaan disekitar, visi dan nilai hidup menjadi dasar dalam menentukan berbagai pilihan dalam hidup ini. Seperti Roy Disney pernah bilang It's not hard to make decisions when you know what your values are.

Visi dan prinsip (nilai) yang jelas sungguh saya temukan dalam sosok Kornelius Sihombing. Saya baru bertemu satu kali dengan beliau. Kala itu beliau menyampaikan kata sambutan dalam sebuah pelatihan menulis yang saya ikuti. Jika melihat sekilas, sosok bang Kornel adalah sosok yang sangat sederhana dan berwibawa. Saya memberikan penilaian seperti itu dari gaya bicaranya dan cara berpakaiannya yang tidak kelihatan bahwa dia ternyata adalah orang penting di PT DI dengan segudang pencapaian. Saya juga mengamati bagaimana komentar kerabat dan orang-orang yang hidupnya pernah bersentuhan dengan bang Kornel. Dia adalah pria dengan visi hidup dan prinsip hidup yang jelas. Dia benar-benar hidup!

Berikut kutipan tentang sosok bang Kornel :

Visi kepemimpinannya sudah bisa dilihat ketika bergabung secara permanen di IPTN pada tahun 1992, karena ia sendiri mengatakan, “Setelah selesai kuliah saya ingin bekerja di PTDI karena selain ilmu saya terpakai, visipun terakomodasi walaupun saya tahu gaji di sana kecil.” (sumber : http://kornelsihombing.org/?p=109 )

Misalnya, soal keberanian untuk bersikap. Dia yakin betul bahwa setiap orang, apalagi sebagai mahasiswa, harus punya sikap. Terlepas dari sikap itu condong ke kiri atau ke kanan, benar atau salah, sekaligus meyakini pilihan sikapnya itu...... Karena itulah, kami merasa kehilangan teladan, kehilangan panutan, kehilangan tokoh ideal. Tapi di sisi lain kami juga sadar bahwa kematian itu pasti. Cara Onye pergi seakan-akan menegaskan bahwa pilihan hidupnya direstui Tuhan. Dia meninggal dalam tugas. Karena itulah, kami merasa perlu mengenang dan menghormatinya dengan cara yang agak istimewa...Selamat jalan Onye. Bagi kami, kamu sudah tuntas/paripuna. You have fulfilled your purpose. Hardi M83 (sumber : http://kornelsihombing.org/?p=155 )

Sekarang visi Anda kedepannya apa?
Sudah pernah mendengar SHAPE yang diutarakan oleh Rick Warren? Ya, saya ingin semakin mendekat pada SHAPE saya. SHAPE itu singkatan dari spirituality, heart, ability, personality, dan experience. Jadi kita dibentuk Tuhan itu spesifik. Saya ingin mendekati rencana Tuhan dalam kehidupan saya. Bisa dilihat kesenangan kita apa, cocok tidak dengan kemampuan, dan apa yang kita alami semuanya dibuat Tuhan sedemikian rupa supaya kita sampai ke tujuannya.
- Kornel Sihombing (sumber : http://www.fokal.info/fokal/component/fokalmagazine/article/214-dimulai-dari-hal-yang-kecil.html )

Para sahabat Onye menyampaikan beberapa hal yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang. Misalnya tentang kiprah Onye saat masih mahasiswa yang bersedia mengutus dirinya sendiri menjadi juru damai jika himpunan mahasiswa Mesin sedang bertikai dengan Geologi. Saya ingat satu saat Onye pernah menggunakan jaket kuning Gea ke Mesin sehingga kawan-kawan secara bergurau mempertanyakan, “Nyek, loe tuh anggota HMM atau Gea sih? Yang jelas dong!” Begitu pun keteguhan Onye untuk bertahan di PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ketika tidak sedikit koleganya yang memutuskan keluar dari PTDI dan bekerja di perusahaan lain, termasuk industri dirgantara milik negara lain.... Genap sudah semboyan “Profesional | Peduli | Sederhana” mengejawantah dalam diri seorang Kornel M. Sihombing. Dia adalah contoh par excellence seorang manusia, yang punya kejelasan visi dan misi, serta kegairahan penuh daya dalam menyublimasikan dirinya dalam tindakan. - Rudolph Damanik (sumber : http://kornelsihombing.org/?p=144 )

Erni mengenang Onyek—sapaannya- sebagai orang yang penuh kepedulian. “Kalau Natal, dia selalu berinisiatif mengumpulkan keluarganya,” kata dia yang datang dari Pontianak. Bahkan tak segan membiayai tiket saudara-saudaranya yang tinggal berjauhan di Papua dan Pontianak. (sumber : http://kornelsihombing.org/?p=181 )

No comments:

Post a Comment