Sunday, January 22, 2012

Ekskursi Aroes Koeat Hari Kedua

Hari kedua ekskursi, 10 Januari 2012 pun dimulai...
Di hari kedua ekskursi, ada dua perusahaan yang kami kunjungi. Perusahaan pertama ialah PT Krakatau Steel dan PT Krakatau Daya Listrik yang merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel.

1. PT Krakatau Steel

Logo PT Krakatau Steel
Setelah mandi dan beres-beres kami berangkat dari wisma di Suralaya sekitar pukul 6 pagi dan sampai di PT Krakatau Steel yang terletak di Cilegon sekitar pukul 8 pagi. Untuk ekskursi hari kedua, kami juga didampingi seorang dosen yaitu Bapak Dr. Syarif Hidayat. Begitu sampai di lokasi, kami langsung bergerak menuju ruang pertemuan untuk bertemu dan mendengarkan penjelasan tentang aktivitas PT Krakatau Steel dari pihak perusahaan tersebut.


Setelah selesai presentasi dan tukar-menukar cendera mata antara STEI ITB-Panitia Ekskursi-PT Krakatau Steel, kami bergegas menuju bis untuk melihat aktivitas pembuatan baja di perusahaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa PT Krakatau Steel adalah perusahaan raksasa dalam pengolahan baja.

Dipandu oleh Humas PT Krakatau Steel, Pak Humaedi, di sepanjang bis kami banyak mendapatkan informasi-informasi tentang aktivitas PT Krakatau Steel. Mengunjungi lokasi industri PT Krakatau Steel sudah seperti mengunjungi sebuah kota tersendiri karena lahan yang begitu luasnya. Ada hal yang menarik bahwa nama jalan di "kota Krakatau Steel" tersebut berasal dari nama-nama benua. Misalnya ada jalan yang dinamakan "jalan eropa", "jalan amerika", "jalan asia", dll. Hal ini (menurut penuturan Pak Humaedi) sejalan dengan visi perusahaan yang ingin menjadi perusahaan baja yang mendunia. Hehe.

Begitu sampai di lokasi industri, sudah terasa hawa yang panas. Pertama-tama kami dibawa untuk melihat sebuah tempat yang digunakan untuk menampung bahan baku pengolahan baja. Bentuknya seperti biji-biji kecil (mereka biasanya menyebut dengan istilah "pelet besi"). Pelet besi ini masih mengandung sekitar 55% besi. Proses produksi baja di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dimulai dari Pabrik Besi Spons. Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam.

Pelet besi sebagai bahan baku
At ladang besi pelet
Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace (EAF) di Pabrik Slab Baja dan Pabrik Billet Baja. Di dalam EAF besi dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet.

Baja slab selanjutnya menjalani proses pemanasan ulang dan pengerolan di Pabrik Baja Lembaran Panas menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja lembaran panas. Produk ini banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa, bangunan, konstruksi umum, dan lain-lain. Baja lembaran panas dapat diolah lebih lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di Pabrik Baja Lembaran Dingin menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin. Produk ini umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Sementara itu, baja billet mengalami proses pengerolan di Pabrik Batang Kawat untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain.

Gambaran umum alur proses pengolahan baja

Oh ya, Kalau anda penasaran untuk "mencicipi" bagaimana rasanya di dalam neraka, pabrik-pabrik di PT KS merupakan tempat yang tepat menurut saya. Hehe. Memasuki pabrik-pabrik diatas seperti memasuki "neraka dunia". Suhu di dalam pabrik tersebut sangatlah panas. Selain panas nya udara, didalam juga sangat berisik. Selalu terdengar bunyi-bunyi besi dipukul-pukul oleh mesin-mesin ukuran raksasa agar bentuknya pipih dan menjadi lembaran. Benar-benar "neraka dunia". Hehe.

Ada juga batangan-batangan besi yang panjangnya sekitar 20 meter (bilet baja) dan memiliki berat hampir 1 ton. Batang-batang tersebut diangkat oleh sebuah magnet lunak ukuran raksasa (kira-kira sebesar mobil Toyota Fortuner) yang akan menjadi magnet ketika dialiri listrik dan menjadi besi biasa ketika aliran listriknya diputus. Ketika dialiri listrik, besi itu berubah menjadi magnet sehingga bilet baja dapat menempel dipermukaan magnet raksasa tersebut, bilet baja itu siap dipindahkan dan diletakkan lagi dengan cara mematikan sumber listrik sehingga magnet tersebut berubah lagi menjadi besi biasa (tipikal magnet lunak). Kalau tidak salah, kapasitas beban magnet lunak tersebut mencapai 5 ton. Artinya dia mampu mengangkat batangan-batangan baja hingga 5 ton (wow).

Setelah selesai berkeliling di pabrik-pabrik tersebut, kami pun langsung bergerak menuju PT Krakatau Daya Listrik.

2. PT Krakatau Daya Listrik
Logo PT Krakatau Daya Listrik
Perjalanan dari PT KS ke PT KDL hanya butuh waktu kira-kira 30 menit saja. Segera setelah sampai di PT PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), kami langsung bergerak ke kantin PT KDL untuk menikmati makan siang (slot waktu Isoma). Buat saya ini adalah makan siang terbaik yang pernah ada selama 5 hari ekskursi. Maknyuss..hehehe. Setelah makan siang selesai kami langsung bergerak untuk melihat aktivitas pembangkitan listrik di PT KDL. Selama mengelilingi PT KDL, kami juga diberikan penjelasan-penjelasan terkait aktivitas di PT KDL oleh petugas pemandu dari PT KDL.

Sebelum menjadi usaha mandiri, tahun 1979, PT KDL merupakan salah satu divisi yang berada di bawah Direktorat Perencanaan PT KS. Saat itu, pabrik dan prasarana di kawasan industri baja terpadu membutuhkan kehandalan suplai listrik dari unit yang mandiri. Atas kebutuhan inilah maka, PT KS membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 400 Megawatt (MW).

Bidang usaha utama PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) adalah pembangkit listrik, memiliki lima unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masing-masing berkapasitas 80 MW. Sehingga kapasitas totalnya ialah sebesar 400 MW beserta jaringan transmisi dan distribusi di wilayah kawasan industri Krakatau Steel. Perusahaan didirikan pada tahun 1996 di Cilegon ini, mampu melayani fluktuasi beban yang dibutuhkan pabrik-pabrik di Kawasan Industri Krakatau. Konsumen listrik utama PT KDL adalah pabrik baja nasional PT Krakatau Steel (Persero), Tbk (PT KS), industri dan fasilitas usaha KS Group, serta konsumen umum yang terdiri dari berbagai golongan mulai dari rumah tangga, perhotelan hingga kelompok industri.
At PT KDL yg memiliki 5 unit pembangkit dgn kapasitas total 400 MW
PT KS sebagai produsen baja merupakan konsumen yang terbesar. Karakteristik konsumsi energi pabrik baja cenderung fluktuatif dan identik dengan interval pemakaian yang inkonsisten. Oleh sebab itu, PLTU PT KDL didesain khusus untuk melayani permintaan pemakaian yang tidak bisa diprediksikan tersebut.

Bahan bakar utama dari PLTU PT KDL adalah Gas alam (Natural Gas) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) Residu. Kedua bahan bakar ini dapat digunakan sendiri-sendiri maupun bersamaan. Pembangkit listrik PT KDL mampu mengaplikasikan mekanisme Dual Firing, yaitu mekanisme pembakaran yang dapat menggunakan bahan bakar gas juga BBM secara bersamaan.

Selain mengurusi pembangkitan listrik, ternyata PT KDL juga punya unit bisnis penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek Quelle. AMDK itu sudah diperdagangkan dan didistribusikan tapi masih terbatas sampai daerah Cilegon dan sekitarnya (Provinsi Banten). Kami berkesempatan untuk melihat proses pembuatan air minum tersebut dan merasakan sendiri segarnya air minum Quelle ditengah suasana panas dan gerah kala itu. Unit bisnis ini belakangan berubah menjadi usaha mandiri bernama PT Krakatau Daya Tirta.

Foto bersama mahasiswa-dosen-pihak PT KDL sebelum pulang
Kira-kira pukul 4 sore, kami pun selesai melakukan company visit dan bergerak menuju wisma PHPI di Jakarta (selama ekskursi tidurnya nomaden). Saya tidak tahu nama jalan nya tetapi letaknya cukup dekat dari bunderan HI.

Sesampai di wisma, makan malam, mandi dan langsung menuju tempat tidur untuk melepas lelah..
Ekskursi Hari Kedua luar biasa !! :D

Ekskursi hari ketiga (to be continued..)

1 comment: