Isu utama dalam sektor energi Indonesia saat ini adalah bagaimana mencari solusi yang bisa mendukung terwujudnya kemandirian energi nasional dengan meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Solusi yang dapat menjawab isu tersebut ialah dengan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan(non fosil).
Namun, sampai saat ini, konsumsi energi di Indonesia masih didominasi oleh energi fosil. Sementara penggunaan energi terbarukan (non-fosil) masih sangat minim. Sudah saatnya Indonesia beralih kepada sumber energi non-fosil dan melakukan diversifikasi energi terhadap energi-energi terbarukan mengingat potensinya di Indonesia sangat besar. Sebaliknya,penggunaan energi fosil harus dikurangi karena :
1.Harga bahan bakar fosil semakin mahal
Pemerintah telah mengeluarkan dana APBN puluhan triliun rupiah untuk subsidi BBM. Dan ditahun-tahun yang akan datang bukan tidak mungkin dana APBN untuk subsidi BBM akan semakin bertambah mengingat harga minyak dunia yang semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan minyak bumi dunia.
2.Isu pemanasan global
Secara ilmiah,penggunaan bahan bakar fosil memberikan emisi karbon yang besar dan bedampak buruk bagi lingkungan. Disamping itu, Indonesia juga berkewajiban memenuhi komitmen dalam kesepakatan protokol Kyoto tentang pengurangan emisi karbon.
Untuk itu, sudah saatnya kita beralih kepada pemamfaatan dan pengembangan energi terbarukan. Potensi sumber energi terbarukan(non-fosil) di Indonesia sangat berlimpah dan beragam seperti tenaga surya,tenaga angin,tenaga air,geothermal,biomasa dan lain-lain.
Lalu pertanyaannya adalah mengapa penggunaan sumber-sumber energi terbarukan(non fosil) masih minim?
Adapun tulisan berikut bertujuan sebagai general chek-up energi terbarukan di Indonesia, baik check-up potensi, keunggulan, identifikasi masalah yang ada, dan solusi yang ditawarkan...
Opini tentang energi-energi alternatif, keunggulannya, identifikasi masalah, dan solusinya
I.Energi air
Adapun keunggulan dari penggunaan energi air adalah:
1.Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan curah hujan sehingga memiliki potensi air yang berlimpah. Berdasarkan Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025, potensi energi air Indonesia mencapai 75 GW sementara pemamfaatannya masih sebesar 5,7 GW. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi air yang bisa dimamfaatkan.
2.Energi air dalam skala yang kecil (PLTA mikrohidro atau sering disebut PLTMH) cocok untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil yang belum tersedia listrik. Hal ini dikarenakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) tidak membutuhkan investasi yang mahal,tidak membutuhkan lokasi pengoperasian dan instalasi yang luas, operasi dan pemeliharaan yang mudah,serta banyaknya sungai dan air terjun yang tersebar di daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Penciptaan lapangan pekerjaan pun akan terjadi karena penduduk setempat bisa dipekerjakan untuk mengoperasikan dan memelihara PLTMH.
3.Untuk skala besar, bendungan PLTA dapat dimamfaatkan untuk keperluan lain seperti irigasi,air minum,maupun MCK.
4.Energi air adalah energi yang clean,sustainable,dan renewable.
Kendala dan solusi:
1.Debit air yang tersedia cenderung berubah-ubah (tidak stabil) karena terjadinya pertambahan jumlah penduduk, kerusakan hutan, perubahan tata guna lahan, pembuangan limbah ke daerah aliran sungai (DAS) oleh masyarakat dan pihak industri. Padahal debit air yang dibutuhkan untuk membangkitkan listrik haruslah stabil dan jumlahnya besar. Solusinya ialah dengan memberikan penyuluhan secara gencar kepada masyarakat untuk memelihara hutan dan lingkungan sekitar DAS sehingga PLTMH bisa bekerja dengan baik. Penyuluhan itu juga harus membukakan pemahaman masyarakat bahwa PLTMH itu nantinya dapat dimamfaatkan untuk kegiatan yang produktif sehingga pertumbuhan ekonomi daerah tersebut meningkat. Jika masyarakat sadar bahwa perekonomian mereka tumbuh karena adanya PLTMH maka kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan,menjaga aliran air,dan menjaga hutan di hulu sungai menjadi bertambah. Solusi yang lain ialah dengan melibatkan masyarakat dalam studi kelayakan, perencanaan, pembangunan dan pembentukan PLTMH sehingga wawasan masyarakat tentang energi terbarukan semakin terbuka.
2.Harga jual beli listrik dalam PPA (Power Purchase Agreement) cenderung tetap selama rentang waktu yang ditentukan. Hal ini tentu menyulitkan pelaku usaha untuk menggarap dan mengembangkan energi terbarukan karena biaya operasi, pemeliharaan,dan gaji karyawan bertambah setiap tahunnya,sementara harga jual listrik dalam PPA tetap. Solusinya ialah dengan memberikan harga jual listrik dengan kenaikan setiap tahunnya sehingga tidak menyulitkan pengusaha untuk mengembangkan energi terbarukan.
II. Energi Panas Bumi (Geothermal)
Keunggulan dalam pengembangan energi geothermal adalah:
1. Sustainable energy
Geothermal adalah energi yang ramah lingkungan karena setelah energi dari fluida panas bumi di ubah menjadi energi listrik,fluida tersebut dikembalikan ke bawah permukaan(reservoir) melalui sumur injeksi.Hal ini menjadikangeothermal sebagai energi yang berkelanjutan(sustainable energy)
2. Emisi karbon yang rendah
Emisi dari pembangkit listrik panas bumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyak dan batubara. Karena emisinya yang rendah, geothermal memiliki kesempatan untuk memanfaatkan Clean Development Mechanism (CDM) produk Kyoto Protocol.
3.Indonesia yang terletak diantara tiga lempeng tektonik, adalah gudangnya geothermal karena40% potensi geothermal dunia tersimpan di Indonesia. Potensi geothermal Indonesia mencapai sekitar 28.000 MW yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali Kalimantan), namun yang dimamfaatkan masih sekitar 1.200 MW.
4.Pemamfaatan geothermal tidak membutuhkan penggunaan bahan bakar. Selain itu,geothermal tidak terpengaruh dengan harga pasar dunia seperti energi fosil yang setiap tahun harganya terus meningkat.
5.Sumber geothermal dapat bertahan puluhan tahun selama siklus uap dan injeksi/sirkulasi air ke bumi disekitar sumber panas dapat terjaga dengan baik.
6.Sumber energi geothermal banyak berada didaerah hutan. Sehingga air sebagai bahan baku sumber panas bumi bisa terjaga kuantitasnya oleh hutan yang terpelihara.
7.Energi geothermal merupakan energi yang tidak bisa dijual dan tidak bisa diekspor,sehinggageothermal dapat memenuhi kebutuhan energi.
Kendala dan solusi pengembangan energi geothermal :
1.Untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pendanaan Geothermal harus dilakukan sendiri oleh perusahaan penggarap geothermal karena bank tidak mau memberikan dana untuk ekplorasi dengan pertimbangan bahwa dana eksplorasi akan terbuang percuma jika sumber panas buminya tidak ditemukan. Solusinya ialah dengan menggunakan satelit untuk kegiatan eksplorasi geothermal sehingga tidak memakan biaya yang besar. Indonesia bisa meniru Rusia yang sudah memamfaatkan teknologi satelit dalam kegiatan eksplorasi panas bumi. Solusi yang lain ialah dengan adanya sebuah bank yang fokus untuk mendanai energi terbarukan.
2.Biaya investasi geothermal cukup besar dan resikonya cukup tinggi karena bisnis geothermal meliputi pengeboran sampai menghasilkan listrik. Untuk itu dibutuhkan partisipasi dari pada stakeholder dan kerja sama dalam hal penelitian dan pengembangan dengan negara asing yang sudah mapan dalam teknologi geothermal seperti Islandia.
4. Selama ini, harga yang dihasilkan dari mekanisme tender WKP panas bumi antara PLN dengan perusahaan penggarap panas bumi, belum merupakan harga dalam PPA sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi pengembang geothermal. Solusinya ialah dengan membuat peraturan yang menyatakan bahwa harga tender secara otomatis menjadi harga PPA sehingga dapat menghilangkan rasa ketidakpastian bagi pengembang geothermal.
III.Surya
Indonesia terletak pada garis khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat diterima secara optimal di permukaan bumi di seluruh Indonesia. Dengan kondisi yang sangat potensial ini sudah saatnya pemerintah dan pihak universitas membuat satu pusat penelitian solar sel agar Indonesia tidak kembali hanya sebagai pembeli divais solar sel di tengah melimpahnya sinar matahari yang diterima di bumi Indonesia.
Selain itu kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan terpencil menyebabkan kesulitan untuk dijangkau oleh jaringan listrik yang bersifat terpusat. Berdasarkan data, ratio elektrifikasi di Indonesia masih berkisar antara 60-65 %. Itu artinya masih ada sekitar 35-40 % daerah yang belum terjamah oleh listrik. Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang potensial untuk dikembangkan adalah energi surya. Dengan demikian, energi surya dapat dimanfaatkan untuk penyedian listrik dalam rangka mempercepat rasio elektrifikasi desa.
Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah seperti mendorong komersialisasi energi surya dengan memaksimalkan keterlibatan swasta, mengembangkan industri energi surya dalam negeri yang berorientasi ekspor dan mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.
to be continued >>
Harry Panjaitan
Teknik Tenaga Listrik ITB
No comments:
Post a Comment