Friday, August 10, 2012
Kebenaran : Apa yg Iman Kristen katakan? #3
Tulisan saya kali ini akan cukup panjang. Saya akan memulai nya dengan mengutip sebuah artikel yang saya dapatkan dari alamat ini : http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/06/kebenaran-mutlak-kebenaran-relatif-dan-kebenaran-virtual/. Mohon luangkan waktu untuk membacanya.
Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ).
Manusia jelas bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi syarat-syaratnya. Manusia bukan kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif dan dikuasai oleh ruang dan waktu. Bersifat subjektif artinya terhadap objek yang sama manusia mempunyai sudut pandang atau pendapat yang berbeda-beda. Kalau misalnya ada 1000 orang yang dimintai pendapatnya akan sesuatu objek, akan ada 1000 macam pandangan yang berbeda-beda.
Manusia mengerti sesuatu sebatas pengertiannya sendiri dan melihat sesuatu sebatas daya lihatnya sendiri. Dia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengerti dan melihat sesuatu sebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang dilihatnya dari sudut pandangnya sendiri ( yang terbatas ) itu bersifat relatif, bukan absolut ( mutlak ). Dikuasai oleh ruang dan waktu mempunyai implikasi bahwa ia tidak mahatahu ( artinya banyak hal yang tidak diketahuinya), bisa salah dan selalu berubah berganti.
Pandangan manusia itu sangat terbatas karena ( tubuh ) manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Manusia hanya bisa berada pada satu tempat pada waktu tertentu. Indra-indra tubuh manusia tidak bisa mendeteksi sesuatu yang terlalu ekstrem. Mata manusia tidak bisa menangkap benda yang terlalu besar atau kecil, terlalu dekat atau terlalu jauh. Mata manusia juga tidak bisa menangkap gerakan yang terlalu cepat. Mata manusia hanya bisa menangkap cahaya dengan panjang gelombang dalam suatu rentang tertentu. Telinga manusia hanya dapat menangkap suara dalam rentang frekuensi tertentu. Otak manusia hanya dapat memikirkan pola-pola yang sudah dikenalnya sebelumnya. Banyak hal yang tidak atau belum diketahui manusia, dan yang tidak atau belum pernah terpikirkan. Dan ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa terpikirkan olehnya.
Jadi kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi kebenaran mutlak adalah kebenaran yang datang dari Allah yang mahabesar.
Kebenaran relatif adalah kebenaran manusia dari sudut pandangnya sendiri yang terbatas terhadap kebenaran mutlak tersebut. Hanya ada satu kebenaran mutlak, yang bersifat objektif, yang dikelilingi oleh banyak kebenaran relatif yang bersifat subyektif, bagaikan matahari yang dikelilingi planet-planet. Makin dekat kebenaran relatif itu kepada kebenaran mutlak maka ia makin benar. Jadi yang relatif harus mendekati yang absolut, subyektivitas harus mengejar obyektivitas, untuk memperkecil kesenjangan di antara keduanya.
Ya, benar sekali, kebenaran yang mutlak harus datang dari luar diri manusia. Kebenaran yang mutlak harus datang dari Allah. Kebenaran yang mutlak harus ada sehingga kita bisa memberikan klasifikasi terhadap apa yang baik (benar) dan apa yang jahat (salah). Hal ini memberikan kita kesimpulan penting yang pertama : Kebenaran mutlak datang dari Allah.
Tapi kemudian muncul pertanyaan (dan kebingungan) baru : allah dalam agama manakah yang harus dipercaya sebagai sebuah kebenaran yg mutlak? Bagaimana klaim agama-agama tersebut tentang tuhannya ketika berbicara mengenai kebenaran?
Saya sudah mempelajari beberapa agama untuk menemukan bagaimana cara mereka mendefinisikan kebenaran. Dan saya menemukan fakta yang mengejutkan ini.
Berbeda dengan world view religius lain, iman Kristen sungguh unik dalam memberikan jawabannya terhadap masalah moralitas (apa yang baik/benar dan apa yang jahat/salah). Di dalam Alkitab, Yesus tidak sekedar mengajar atau menguraikan ajaran-Nya secara terperinci. Ia identik dengan ajaran-Nya. Jika kita perhatikan, dalam agama-agama lain, terdapat suatu keterpisahan antara figur-figur sentral dengan pengajarannya. Mereka adalah guru-guru yang menunjuk kepada pengajaran mereka dan menunjukkan suatu jalan tertentu. Sebaliknya Yesus tidak sekedar memberitakan kebenaran. Ia berkata "Aku adalah kebenaran". Yesus tidak sekedar menunjukkan jalan. Ia berkata "Aku adalah jalan".
Kita harus mengerti bahwa pengajaran bagaikan sebuah cermin yang dapat menunjukkan kepada Anda bahwa wajah anda kotor, tetapi cermin itu tidak dapat membersihkan wajah anda. Yesus juga mengajar dan menyodorkan sebuah cermin, tetapi Ia sendiri mampu untuk membersihkan wajah manusia yang kotor ketika manusia menerima dan percaya pada Yesus. Tidak ada world view religius lain yang mengajarkan hal seperti ini. Klaim Yesus sangatlah unik karena Dia mengklaim bahwa diriNya adalah titik tolak dan standar terhadap apa yang benar dan salah. Dia adalah kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu Dia adalah Tuhan. Tidak ada ajaran lain yang berani memberikan jawaban seperti ini.
Tapi, apakah ada bukti-bukti lain yang mendukung ketuhanan Yesus? Jawaban terhadap pertanyaan ini akan membawa kita pada kesimpulan penting yang kedua : Kalau kita bisa memiliki bukti bahwa Yesus adalah Tuhan, maka apapun yang dikatakan (difirmankan) Yesus adalah kebenaran dan hidup yang dijalaniNya menjadi standar moral yang mutlak.
Saya akan menyajikan bukti-bukti yang saya dapatkan dalam tulisan-tulisan berikutnya.
Bacaan Rujukan :
1. Conversational Evangelisem
2. Jesus Among Other Gods
3. Who Made God
4. Mere Christianity
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aku ga pernah menyangkal, ajaran Yesus itu yang terbaik dan dari semua agama yang ku pelajari, ga ada yang lebih mulia. Tapi, sekedar sharing aja har.. hehe,
ReplyDeleteTerinspirasi dari film The Dark Knight, Bruce wayne menyembunyikan 'the ugly truth' demi sesuatu yang lebih baik buat Gotham. Gotham ga akan pernah siap untuk menerima kebenaran bahwa pujaan mereka, Harvey Dent, membunuh. Bisa kita simpulkan, Bruce berbohong demi apa yang dia anggap baik.
Harvey dent 'membunuh' adalah sebuah kebenaran (di film ini). The ugly truth, comforting lies, menurutku, itu ada. Di dunia nyata juga ada dan kita ga tau berada dimana, di kepercayaan siapa. Boleh kita terus mencari kebenaran tapi boleh siap menerima seandainya kebenaran kita adalah 'comforting lie'.
Jadi ada baiknya kita tetap pada kepercayaan masing-masing dan menjunjung tinggi moral yang diajarkan di kepercayaan kita.
Sori munkin aga menyesatkan, har. Kalo imannya dewasa, ga akan goyang, lah. Semua orang bisa berbagi pola pikirnya. hehe.
" The Ugly Truth, Comforting Lies ??"
ReplyDeleteThanks Ndi.. komentar2 mu selalu bikin aku berpikir lebih dalam utk menyikapi nya..
Kalo ada waktu berkunjung ke sini Ndi : http://a-po-lo-ge-ti-ka.blogspot.com/