Sebelum masuk dalam pembahasan berikutnya tentang kebenaran, saya ingin membahas tentang topik ini.
Setidaknya ada 4 mitos yang keliru tentang mendefinisikan kebenaran untuk membahas isu moralitas. Berikut ini adalah beberapa yang pernah saya dengar dan baca.
Mitos 1. Kebenaran itu adalah sesuatu yang kebanyakan dipercaya oleh orang. Misalnya hampir semua orang percaya bahwa mencuri itu tidak baik atau banyak orang percaya kalau korupsi itu adalah kejahatan. Ketika itu dipercayai oleh banyak orang, maka itu adalah sebuah kebenaran.
Tanggapan :
Lalu bagaimana dengan kepercayaan kebanyakan orang pada zaman perbudakan, dimana banyak orang menganggap bahwa perbudakan adalah sesuatu yang wajar? Apakah karena banyak orang percaya maka perbudakan itu dibenarkan? Sejarah sudah membuktikan betapa perbudakan adalah tindakan biadab dan tidak benar. Itu yang menyebabkan perbudakan (jual beli budak manusia) sudah tidak dibenarkan lagi di zaman ini.
Mitos 2. Kebenaran itu adalah apa yang diterima dan disetujui oleh logika dan hati nurani kita
Tanggapan :
Logika dan hari nurani siapa yang anda pakai? Logika mahasiswa kah atau logika anak TK? Hati nurani Adolf Hitler kah atau hati nurani Bunda Teressa?
Mitos 3. Mirip dengan mitos 2 berkata bahwa kebenaran itu adalah sesuatu yang relatif (tidak ada yang mutlak).
Tanggapan :
Terhadap pernyataan itu lagi-lagi saya akan balik bertanya "apakah yang anda katakan itu adalah mutlak?" atau saya akan bertanya "apakah pernyataan anda itu benar?"
Mitos 4. Semua kepercayaan/agama itu sama-sama benar.
Tanggapan :
Statement diatas ,mau tidak mau, juga harus membenarkan kepercayaan seseorang yang percaya bahwa tidak ada agama/kepercayaan yang benar. Artinya semua agama menjadi tidak benar.
Itulah beberapa statement bernada sumbang yang berbicara tentang kebenaran.
Berbahagialah mereka yang menemukan/ditemukan oleh Kebenaran itu.
Mmm saya rasa sepertinya Anda salah jurusan bung Harry. Lebih cocok jadi ahli filsafat atau mungkin teologi ?! hahaha
ReplyDeletenice... :)
ReplyDelete