Ular : Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?
(satu pertanyaan inilah yang memulai percakapan "maut" itu. Pertanyaan ini menguji Hawa apakah dia memahami firman yang sudah disampaikan Allah karena harus kita catat bahwa Hawa tidak mendengar langsung larangan Allah ini. Larangan ini diberikan langsung kepada Adam sebelum Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. )
Hawa : Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: "Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(perhatikan bahwa Hawa sudah menambahkan sendiri firman Allah ketika Hawa berkata "ataupun raba" karena firman Allah tidak berkata demikian (lihat Kej 2:16))
Ular : Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.Akhirnya manusia pun termakan godaan Iblis utk memakan buah itu karena Kej 3:6 tertulis bahwa Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Tiga aspek yaitu : makanan, indra penglihatan, dan pengertian menjadi pencobaan bagi manusia sampai zaman ini. Dan itulah yang selalu dipakai oleh Iblis. Ini adalah tipuan kuno sejak zaman Adam hingga sekarang. Yesus sendiri pernah dicobai Iblis dipadang gurun dengan memakai tiga aspek ini. Tetapi Yesus menang "berperang rohani" dengan memakai pedang firman Allah. Karena setiap kali Iblis mencobai, Yesus menyerang dengan otoritas Firman ketika Yesus berkata "ADA TERTULIS...".
(ular menyanggah firman Allah dengan berkata "sekali-kali kamu tidak akan mati". Padahal Allah sudah jelas berkata bahwa manusia akan mati ketika memakan buah itu. Statement ular ini juga bertujuan agar Hawa mencurigai Allah (skeptis terhadap Allah) ketika Allah melarang manusia memakan buah larangan itu. Iblis ingin agar manusia berpikir negatif terhadap Allah bahwa Allah seolah-olah takut ada yg menyamai Dia. Bahwa Allah itu jahat. Pernyataan Ular ini sebenarnya mengandung setengah kebenaran yaitu "matamu akan terbuka" (lihat Kej 3:7). Tetapi hasilnya berbeda, manusia tidak menjadi seperti Allah ketika memakan buah itu karena hal itu tidak mungkin terjadi. Mata manusia memang terbuka ketika memakan buah itu, tetapi mata mereka terbuka karena menyadari ketelanjangan mereka.)
Terhadap makanan, ketika Yesus dicobai Iblis dipadang gurun, cobaan pertama adalah mengenai makanan jasmani dimana Iblis menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti untuk dimakan karena Iblis tahu Yesus lapar secara jasmani. Tetapi Allah berfirman bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Allah (Ulangan 8:3).
Terhadap penglihatan, ketika Yesus dicobai Iblis dipadang gurun, cobaan kedua adalah berkaitan dengan indra penglihatan dimana Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia agar Yesus tergiur. Maka untuk kita, berhati-hatilah terhadap apa yang anda lihat yang membuat anda tergiur dan lupa akan firman Allah. Yesus pernah berkata bahwa mata adalah pelita tubuh (Mat 6:22-23)
Terhadap pengertian, cobaan ketiga terhadap Yesus juga dengan menguji pengertian akan firman Allah. Dimana Iblis bahkan memakai firman Allah untuk mengaburkan maksud firman Allah terhadap manusia. Disini terlihat jelas bahwa Iblis sendiri tahu banyak mengenai firman Allah. Tetapi Iblis tidak mengerti dan melakukan firman itu. Kita "jangan mau kalah" sama Iblis dalam hal mengetahui firman Allah apalagi mengerti dan melakukan firman itu. Terhadap pengertian, sampai saat ini, manusia haus akan pengertian dan hikmat. Manusia mencari-carinya. Maka berhati-hatilah terhadap hikmat dan pengertian yg bukan berasal dari Allah. Ujilah segala sesuatu dengan berdasarkan firman Allah. Mintalah hikmat dari Nya.
Lalu kemudian suara Allah terdengar memanggil manusia dan manusia untuk pertama kali bersembunyi ketakutan karena kedatangan Allah.
Allah : Di manakah engkau?
(Pertanyaan untuk mengetahui tempat/lokasi/posisi. Tentu pertanyaan Allah ini adalah pertanyaan retoris karena Allah maha tahu. Pertanyaan Allah ini membuat manusia melihat kepada dirinya sendiri sehingga menyadari dimana keberadaannya.)
Adam : Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.
(untuk pertama kali Adam merasa ketakutan akan kedatangan Allah. Padahal sebelumnya Adam bergaul akrab dengan Allah di taman Eden.)
Allah : Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?
Adam : Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.
(Dua pertanyaan Allah tidak dijawab oleh Adam. Sebaliknya, jawaban Adam ini bermaksud bahwa dia menyalahkan Allah dan Hawa terhadap dosa yang dilakukannya. Semua disalahkan kecuali dirinya sendiri. Inilah natur manusia yang jatuh kedalam dosa : kecenderungan untuk menyalahkan Allah dan orang lain atas pelanggarannya sendiri.)
Allah : Apakah yang telah kauperbuat ini? (pertanyaan kepada Hawa)
Hawa : Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan
(lagi-lagi Hawa juga tidak menjawab pertanyaan Allah dan turut menyalahkan Ular)
Allah (kepada Ular) : Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.Kesimpulan :
Allah (kepada Hawa) : Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.
Allah (kepada Adam) : Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.
1. Kita harus memahami firman dan menghidupinya agar kita bisa menang terhadap setiap godaan Iblis yang hendak menjatuhkan kita. Firman Tuhan adalah senjata kita dalam peperangan rohani.
2. Kita jangan sampai kalah terhadap Iblis dalam hal mengetahui isi Firman Tuhan. Karena Iblis bisa saja menyelewengkan isi Firman Tuhan untuk menjatuhkan kita dalam dosa. Rajinlah membaca, menggali, lalu memahami dan menghidupi Firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kudus
3. Mungkin akan ada masanya kita merasa ragu/skeptis terhadap Allah. Jika kita merasa mulai ragu (skeptis) terhadap Allah berhati-hatilah karena hasutan/godaan Iblis sudah mulai merasuki diri kita. Sikap skeptis dan meragukan Allah adalah tanda kita sudah termakan hasutan/godaan Iblis. Sekali lagi, gunakan Firman Allah sebagai senjata untuk menang dalam perang terhadap Iblis.
4. Berhati-hatilah terhadap 3 aspek pencobaan : makanan, penglihatan, dan pengertian. Itu adalah aspek yang selalu dipakai Iblis untuk menjatuhkan manusia. Ingat kata-kata C.S Lewis cinta terhadap sesuatu menjadi setan ketika ia menjadi tuhan. Allah haruslah selalu menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup kita karena Dia begitu mengasihi kita.
5. Ketakutan menunjukkan bahwa kita sedang melakukan sesuatu yang salah (berdosa). Takut muncul sebagai akibat dari dosa dan ketidakpercayaan terhadap firman Allah.
6. Tindakan menyalahkan Allah atas apa yang terjadi menunjukkan keberdosaan kita. Allah tidak pernah berbuat salah dan jahat karena tiap-tiap manusia digoda oleh hasratnya sendiri. Menyalahkan orang lain dan bahkan Allah adalah natur kita yang berdosa. Mintalah pertolongan Roh Kudus agar kita bisa mengakui keberdosaan kita sehingga kita tidak menjadi bebal.
No comments:
Post a Comment