Wednesday, April 9, 2014

Sebutan "Anak Manusia" Yang Kontroversial

Dalam Alkitab, sebutan "Anak Manusia" yang dipakai Yesus untuk menunjukkan identitasNya seringkali dipakai orang yang belum mengerti untuk menyerang identitas Yesus. Menurut mereka, sebutan Yesus tersebut justru menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, tetapi hanya manusia biasa.

Lalu mengapa Yesus tidak menyebut diriNya Anak Tuhan? Kenapa Yesus justru menyebut diriNya Anak Manusia?

Pertama, kita harus menyadari konteks tempat dan waktu ketika Yesus mengatakan hal itu. Sebutan Anak Manusia dilontakan Yesus ketika Dia diinvestigasi oleh orang Farisi dan Saduki. Peristiwa ini adalah peristiwa ketika Yesus hendak disalibkan. Kita harus mencatat dulu bahwa orang Farisi dan Saduki adalah kaum agamawan yang tahu tentang hukum Taurat dan kitab para Nabi di Perjanjian Lama yang sudah ditulis ratusan tahun sebelum Yesus lahir dan menjadi acuan seluruh rakyat Yahudi saat itu.

Lalu, apa yang ditanyakan oleh orang Farisi dan Saduki kepada Yesus? Mari kita amati dengan seksama Injil Matius 26:63 :

26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.
26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. 
26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" 
26:67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, 

Perkataan Yesus yang saya cetak tebal tersebut mirip dengan isi dalam sebuah kitab perjanjian lama yang ditulis oleh Nabi Daniel. Kita harus mencatat bahwa bagi bangsa Yahudi, Nabi Daniel adalah sosok yang besar dan dihormati sebagai Nabi Tuhan.

Seandainya Yesus memakai kata "anak Tuhan", maka kata tersebut tidak memiliki makna spesial karena umat Israel di kitab-kitab perjanjian lama juga disebut sebagai "anak Tuhan" (Ulangan 14:1). Tetapi ketika Yesus memakai kata "Anak Manusia" untuk menunjukkan identitasnya, maka semua orang Yahudi akan tahu bahwa Yesus bermaksud lain. Bahwa Dia bukan "manusia biasa". Mereka secara otomatis akan teringat kepada isi Kitab Daniel 7:13. Dalam kitab Daniel tersebut dituliskan mengenai penglihatan yang dialami oleh Daniel dimana Daniel melihat sosok yang menyerupai Anak Manusia tampak datang dalam awan-awan dilangit dan kepadaNya diberikan Allah kuasa dan kemuliaan dan semua orang dari segala bangsa sujud mengabdi kepada Anak Manusia itu.

Berikut isi kitab Daniel 7:13

7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya (Allah Bapa) itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. 
7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. 

Itulah yang menyebabkan orang Farisi menganggap Yesus telah menghujat Allah dan patut dihukum mati. Karena seorang manusia biasa yang mengklaim dirinya sama seperti Tuhan adalah sebuah penghujatan dan harus dihukum mati.

Dalam konteks kekinian, pilihan ada ditangan kita. Pertanyaan Yesus kepada Petrus 2000 tahun yang lalu "menurutmu siapakah Aku ini?" terus bergetar sepanjang zaman untuk menantang setiap manusia dalam memutuskan siapakah Yesus bagi dirinya. Apakah Yesus hanya orang gila atau Dia memang benar seperti yang dikatakan-Nya.

No comments:

Post a Comment