Salah satu contoh sederhana ialah : membunuh itu dosa karena maksud dan tujuan Allah ialah agar manusia saling mengasihi.
Pernikahan sesama jenis yang sudah mulai banyak dilegalkan di beberapa negara maju, tentu saja adalah sebuah dosa. Karena salah satu maksud dan tujuan Allah atas pernikahan ialah agar manusia beroleh keturunan dan memenuhi bumi ( Kejadian 1:28). Selain itu ketika Allah berkata "tidak baik manusia itu (Adam) seorang diri saja", Allah tidak menciptakan seorang lelaki lagi, melainkan seorang wanita (Kejadian 2:18). By the way, ini adalah kali pertama Allah berkata "tidak baik" atas ciptaan-Nya setelah sebelum-sebelumnya Allah selalu berkata "baik" terhadap apa yang sudah terlebih dulu diciptakan-Nya.
Semua hal diatas adalah maksud dan tujuan Allah atas pernikahan dan kekristenan merupakan iman yang menjunjung tinggi kekudusan pernikahan karena hubungan antara Kristus dan gerejaNya diibaratkan seperti mempelai lelaki dan mempelai wanita, yaitu dalam pernikahan. (Matius 9:15, Matius 25, Yoh 3:29, Wahyu 19:7).
Tentu saja jika kita memakai dasar Iman Kristen pernikahan sesama jenis adalah sebuah dosa yang menjijikkan. Dan seharusnya setiap orang Kristen adalah orang yang paling terdepan dalam menolak pernikahan sesama jenis.
Tetapi miris melihat bagaimana negara-negara yang dulunya merupakan kantong-kantong Kristen (seperti Australia, Belanda, Spanyol, Inggris, dll) berubah arah menjadi negara yang melegalkan pernikahan sejenis. Fenomena ini menunjukkan bahwa Kebenaran Mutlak itu telah disingkirkan dan diganti dengan kebenaran manusiawi yang berasal dari hawa nafsu semata.
Tentu saja fenomena ini tidak terjadi dalam satu malam saja, tetapi merupakan sebuah proses yang sudah terjadi beberapa waktu lalu yang sengaja/tidak sengaja dibiarkan sehingga menghasilkan fenomena ini. Saya selalu menyukai ilustrasi katak untuk menjelaskan mengapa fenomena menyimpang ini bisa terjadi.
Akhir ceritanya adalah seekor katak yang mati dalam air mendidih. Namun awalnya adalah begini : ketika katak ditempatkan dalam kuali berisi air dingin yang perlahan-lahan dipanaskan hingga mendidih, si katak tetap berenang-renang dengan tenang tanpa menyadari apa yang terjadi. Tetapi seandainya katak yang sama dicemplungkan kedalam air yang mendidih, ia pasti akan segera melompat keluar dari kuali demi keselamatannya. Perubahan secara perlahan-lahan tidak diperhatikannya, dan ia menyesuaikan dirinya melampaui batas yang masuk akal, padahal perubahan yang drastis segera diresponnya dengan akal sehat demi keselamatannya.
Dan sesungguhnya seperti itulah cara iblis berusaha untuk melencengkan maksud Allah terhadap manusia. Secara perlahan-lahan yang tidak disadari oleh manusia itu sendiri.
Perhatikanlah era ini dimana kebenaran relatif menjadi sesuatu slogan zaman ini. Terhadap isu pernikahan sejenis, banyak yang berpendapat "selama tidak ada yang merasa dirugikan mengapa harus dilarang?". Tentu terhadap orang dengan pemikiran seperti itu Kebenaran Allah tidak relevan lagi.
Surat II Timotius 3 menjelaskan bahwa pada hari-hari terakhir, manusia akan mencintai dirinya sendiri, mengikuti hawa nafsunya, dan menolak Kebenaran Allah.
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai orang percaya menghadapi fenomena ini?
Menurut saya :
- Berdoa terhadap hal ini
- Menjaga pondasi kita agar tetap kokoh didalam Tuhan melalui disiplin rohani
- Ambil bagian (misalnya menjadi politisi yang menentang undang-undang yang melegalkan pernikahan sejenis).
Rekomendasi bacaan yang relevan : Judul : Deliver Us From Evil. Penulis : Ravi Zacharias
No comments:
Post a Comment