Thursday, April 25, 2013

Power Distance Index (PDI)

Dalam sebuah buku terkenal berjudul "Outlier", terdapat sebuah bab yang membahas tentang Power Distance Index (PDI) atau terjemahan Indonesianya "Jarak Kekuasaan". PDI sendiri merupakan index yang menunjukkan seberapa besar gap yang terjadi antara atasan dan bawahan. Dan apakah pegawai merasa takut untuk menyampaikan pendapat/saran dan bahkan ketidaksetujuannya kepada atasannya.

Jika mengamati Amerika Serikat dan Indonesia, tentu sudah dapat dinilai bahwa PDI di US memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan di Indonesia. Artinya kebebasan bawahan untuk berargumen dan bahkan menolak perkataan atasan masih sulit ditemui di Indonesia. AS sebaliknya karena kebudayaan mereka memang seperti itu yang saya amati. Saya pernah melihat di sebuah acara TV bagaimana perusahaan besar seperti Facebook dikelola dan membandingkannya dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia pada umumnya (setidaknya yang saya dengar dari cerita teman-teman saya yang sudah bekerja). Dari situ dengan jelas saya melihat perbedaan yang besar dalam hal PDI. PDI di Facebook memiliki index yang jauh lebih rendah. Terlihat dari cara berpakaian sang CEO ke kantor selayaknya anak muda dengan kaos dan jeansnya. Mark juga lebih sering berbaur dan coding bersama bawahannya disatu ruangan yang cukup luas dan besar. Tata ruang kantornya yang didesain sedemikian rupa sehingga setiap orang bebas berinteraksi satu dengan yang lain, atasan dengan bawahan. Dan coba bandingkan hal itu dengan perusahaan di Indonesia.

Tentu saja, ada organisasi/perusahaan yang membutuhkan PDI yang tinggi agar bisa berjalan dengan baik, misalnya (menurut pendapat saya) TNI atau Kepolisian. Tetapi untuk perusahaan atau kondisi-kondisi (misalnya rapat Brainstorming) yang mengedepankan kreativitas dan inovasi, seharusnya PDI diusahakan rendah sehingga ide-ide kreatif inovatif bisa muncul dari mana saja. Bawahan diajak untuk tidak sekedar taat pada atasan tetapi juga berani beragurmen dan mengatakan ketidaksetujuannya dengan alasan yang rasional. Saya pikir dengan cara seperti itulah perusahaan bisa maju dan berinovasi.

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah mendapat kesempatan untuk interview disebuah perusahaan kontraktor Oil and Gas di Jakarta. Ketika sedang duduk menunggu giliran interview, saya mengamat-amati perilaku para pekerja disana, cara berkomunikasi mereka satu dengan yang lain. Antara satpam dengan karyawan, karyawan dengan recepsionis, atasan dengan bawahan, bahkan terhadap Office Boy. Dari pengamatan saya tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa PDI di perusahaan ini rendah. Artinya suasana kerja disana tidak terlalu kaku dan biroktratis. Oleh karena itu saya suka dengan lingkungan pekerjaannya disamping nama besar perusahaan itu sendiri.

Pada akhirnya, PDI sendiri tergantung kepada keunikan,visi,misi, dan organisasi/perusahaan itu sendiri. Ada organisasi/perusahaan yang seharusnya memiliki PDI tinggi namun ada juga yang seharusnya memiliki PDI rendah.

No comments:

Post a Comment