http://m.voa-islam.com//news/aqidah/2011/12/25/12415/hukum-mengucapkan-dan-menjawab-selamat-natal/Tanggapan saya ini tentu saya tuliskan berdasarkan Alkitab (Sola Scriptura) dan saya tidak akan berusaha mencari kelemahan dalam agama Islam, tetapi hanya ingin memberikan jawaban terhadap kekeliruan mereka terhadap iman Kristen.
Adapun kekeliruan mereka dalam artikel tersebut ialah :
Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (QS. al-Jin: 3). “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al-An’am: 101)
Tulisan/ayat ini jelas-jelas keliru karena ketika mereka mendengarkan frasa "Anak Allah", mereka berpikir bahwa Allah orang Kristen memiliki anak (atau isteri) dalam pengertian yang biologis. Mereka sebenarnya tidak mengerti apa yang iman Kristen maksudkan ketika mengatakan "Anak Allah". Sebenarnya bukan hanya frasa ini saja, masih ada frasa-frasa lain dalam Alkitab yang jika tidak dipahami maksudnya maka pemahaman kita bisa keliru. Misalnya Alkitab mengatakan bahwa Kristus adalah "Mempelai Pria" dan gereja (umat yang dipilihNya) adalah "Mempelai Wanita". Jika pengertian kita dangkal (dan kita sudah puas dengan pengertian seperti itu), kita tentu akan berpikir mengenai frasa "mempelai pria" dan "mempelai wanita" dalam pengertian biologis.
Pertama, sama seperti frasa "mempelai pria" dan "mempelai wanita", frasa "Anak Allah" juga berbicara mengenai RELASI, dan bukan biologis. RELASI manapun selalu membutuhkan unsur KASIH. Dan pada kenyataannya kasih adalah esensi iman Kristen. Sehingga hal yang paling baik ketika berbicara mengenai kasih adalah ketika kita berbicara mengenai relasi antara Allah Tritunggal (Allah, Anak, Roh Kudus). Memang saya sendiri tidak bisa memahami Allah Tritunggal tetapi hal itu tidak membuat saya meragukan iman Kristen. Saya dapat mempercayai Allah (dalam iman Kristen) atas hal-hal yang tidak saya pahami KARENA hal-hal yang sudah Dia nyatakan yang dapat saya ketahui dengan pasti dengan hati dan akal budi saya. Karena berusaha menjelaskan ke-Tritunggal-an Allah secara menyeluruh seperti berusaha menjelaskan internet kepada seekor semut. Semut itu tidak akan pernah mengerti kemahabesaran internet.
Kedua, adanya frasa-frasa tersebut justru menunjukkan betapa Allah dalam iman Kristen adalah Allah yang sangat dekat dengan umatNya yang dikasihiNya. Dia bukanlah Allah yang jauh diawan-awan menimbang-nimbang perbuatan baik dan jahat manusia seperti tukang daging. Dia bukanlah Allah yang senang melihat umatNya menderita supaya dapat diampuni. Dia bukanlah Allah yang dapat disogok dengan amal perbuatan baik kita agar kita bisa masuk ke sorga. Karena memang kita tidak akan pernah bisa menyogok Allah yang Maha Suci dan Sempurna dengan perbuatan baik kita yang seperti kain kotor tersebut.
Ketiga, sebagai manusia yang hina dan tidak ada apa-apanya ini, kita tidak mungkin pernah bisa mengerti kedalaman dan kebesaran cara berpikir Allah. Ketika Allah mengatakan "Anak", sebenarnya Allah menggambarkan sebuah relasi yang dapat dipahami oleh manusia itu sendiri. Dan relasi yang terdekat dalam hidup manusia adalah relasi antara "ayah dan anak" sehingga Allah memakai frasa itu untuk menggambarkan kedekatan relasi tersebut dengan harapan agar manusia bisa mengerti kedalaman maknanya. Bukan malah mengartikan frasa itu secara biologis! Hal yang sama juga berlaku dengan frasa "mempelai pria" dan "mempelai wanita". Kedua frasa tersebut juga menunjukkan relasi yang sangat erat, dimana Kristus sangat mencintai gerejaNya dan akan kecewa ketika gerejaNya (kita) menghianati cinta Nya, berpaling dari Dia, dan menolak Dia. Sekali lagi, TOLONG jangan bawa pengertian ini ke hal yang sangat, sangat dangkal sebatas pengertian biologis semata.
Iman Kristen sederhananya adalah iman tentang relasi dimana ada kasih didalamNya. Relasi dalam ke-Tritunggal-an Allah, relasi Allah terhadap ciptaan-Nya, dan relasi manusia dengan sesamanya. Kristus yang adalah Anak Allah memampukan setiap kita yang berdosa tetapi percaya, memiliki relasi yang intim dengan Allah ketika kita memanggilnya "Bapa". Dan seperti yang sering saya katakan bahwa love is the basic human need. Karena itulah semua orang sebenarnya membutuhkan sosok Allah yang adalah Kasih itu sendiri...dalam sebuah relasi yang intim.
Dan.. (maafkan jika saya terlalu berani berterus terang).. karena itu pula lah semua orang sebenarnya membutuhkan Kristus.
No comments:
Post a Comment