Sunday, May 26, 2013

Hanya Satu Tuan

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. (Matius 6:24)
Tinggal menghitung hari, usia akan berganti. Tak terasa hampir seperempat abad hidup kujalani. Menjelang pergantian usia ini, saya merenungkan sebuah inevitable truth (kebenaran yang tidak dapat dielakkan) bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. 

Kebenaran ini tergiang kembali dari salah satu khotbah terbaik yang pernah saya dengar seumur hidup saya. Khotbah ini disampaikan oleh Bapak Benny Solihin. Terimakasih atas pelayanan khotbah Anda yang mengingatkan saya Pak. Semoga dipakai Tuhan dengan lebih lagi untuk menjangkau banyak orang.

Ya, tidak seorang pun bisa mengabdi kepada dua tuan.
Saya harus memilih.
Memilih siapakah yang menjadi tuan atas hidup saya.
Apakah..
Allah atau uang?
Allah atau pekerjaan?
Allah atau jabatan?
Allah atau teman-teman?
Allah atau keluarga sekalipun?

Namun alangkah bijaknya kita jika mempercayakan hidup kita pada sesuatu yang tidak pernah berubah. Menyandarkan hidup kita pada pondasi yang  kokoh.

Bukankah uang datang dan pergi? Bukankah pekerjaan datang dan pergi? Bukankah jabatan datang dan pergi? Bukankah teman-teman datang dan pergi? Dan bukankah hidup hanya sementara?

Pandanglah burung di udara dan bunga bakung di taman. Bukankah mereka dipelihara oleh Tuhan? Terlebih lagi hidup kita. Dia akan pelihara. Karena Allah begitu mengasihi kita manusia. Salib itu buktinya.

Lalu apa yang perlu kita kuatirkan lagi dalam hidup ini JIKA Allah yang menjadi tuan atas hidup kita?

No comments:

Post a Comment