Saturday, June 29, 2013

Musik dalam Ibadah

Menurut pemahaman saya, dalam konteks ibadah Kristen, musik ibarat kendaraan dan lirik lagu adalah pesan yang ingin disampaikan. Jika "kendaraan" nya tidak baik, maka pesannya tidak akan tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, sebelum melakukan aransemen musik dalam ibadah, pemusik perlu memperhatikan setidaknya dua poin penting yaitu penghayatan terhadap lirik lagu dan suasana ibadah yang hendak dibangun.

Monday, June 24, 2013

Filosofi Ikan Teri : Mengajar Kita Bersyukur

Ide ini saya dapatkan dari acara KKRJB beberapa minggu lalu dan agak saya kembangkan sendiri hanya agar saya bisa melihat betapa luar biasanya pemeliharaan Allah atas hidup manusia. Hal itu seharusnya membuat kita terus bersyukur.

Bagaimana bisa melihat tangan Allah menopang hidup kita?
Mari kita ambil contoh sederhana dengan belajar dari ikan Teri.


Semua orang Indonesia pasti kenal yang namanya ikan teri. Kita pernah memakannya dan mungkin sedang memakannya saat ini. Tapi pernahkah kita berpikir bagaimana "si Teri" tersebut bisa sampai ke piring kita ketika kita hendak memakannya?

Sekarang, mari kita berpikir mundur.

Si Teri berasal dari laut dan memakan makanannya disana.
Allah memelihara lingkungan ekosistem laut sehingga si Teri bisa hidup. Allah memelihara Papa Mama nya Teri sehingga si Teri bisa lahir.

Lalu harus ada nelayan yang menangkap si Teri ini.
Allah menciptakan dan memelihara hidup Nelayan tersebut sehingga dia bisa menangkap Teri. Allah juga memelihara hidup Papa Mama nya Nelayan tersebut hingga dia bisa menjadi besar dan menangkap ikan.

Tetapi Nelayan juga butuh jaring.
Allah memelihara si Pembuat Jaring agar bisa memproduksi jaring yang baik untuk menangkap Teri. Allah juga memelihara Papa Mama nya si Pembuat Jaring.
Nelayan juga pasti butuh kapal, butuh bensin untuk kapalnya bisa melaut, dll agar si nelayan bisa melaut. Kita harus bersyukur untuk itu dan bersyukur untuk Papa Mama mereka.

Agar bisa menangkap si Teri, cuaca harus bagus agar si Nelayan bisa melaut.
Allah mengatur cuaca sedemikian rupa sehingga Nelayan bisa melaut. Kita bersyukur pada Allah sang Penguasa Cuaca.

Singkat cerita, si Teri bisa ditangkap oleh Nelayan. Tapi harus ada Pembawa Teri dari pantai menuju pasar. Dan untuk bisa ke pasar, Pembawa Teri harus memiliki kendaraan. Dan kendaraan pasti butuh orang yang membuatnya. Baik si Pembawa Teri maupun si Pembuat Kendaraan pasti memiliki Papa dan Mama. Kita bersyukur Allah pelihara Papa Mama mereka sehingga Pembawa Teri dan Pembuat Kendaraan bisa beranjak dewasa dan bekerja dengan baik sesuai profesi mereka.

Lalu Mama kita pergi ke pasar. Tentunya dengan kendaraan.
Mama membeli Teri dari pasar lalu dibawa ke rumah kita untuk dimasak. Tapi untuk memasak butuh bumbu seperti cabai, bawang, tomat, dll. Tuhan memelihara para petani cabai, petani bawang, dan petani tomat. Tuhan juga pelihara hidup Papa Mama nya mereka.

Untuk memasak Teri juga butuh minyak goreng.
Tuhan pelihara hidup para Pembuat Minyak Goreng dan juga Papa Mamanya.

Untuk memasak Teri juga butuh kuali.
Tuhan pelihara hidup para Pembuat Kuali dan juga Papa Mamanya.

Untuk memasak Teri, butuh kompor.
Tuhan pelihara hidup para Pembuat Kompor dan juga Papa Mamanya.

Akhirnya, ikan Teri yang sudah dimasak itu bisa sampai ke atas piring kita dan kita siap memakannya.
Tetapi piring itu pun pasti dibuat oleh si Pembuat Piring. Dan Tuhan pelihara hidup si Pembuat Piring dan juga Papa Mamanya.

Sungguh luar biasa melihat bagaimana proses si Teri yang begitu panjang hingga bisa sampai ke piring kita. Daftar ini masih bisa diuraikan lagi menjadi sedemikian panjangnya dan rumitnya. Dan Allah ada di balik semua proses tersebut.
Bukankah kita harus bersyukur pada Allah untuk Teri yang bisa ada diatas piring kita hari ini?
Bukankah kita juga harus bersyukur pada Allah untuk hal-hal lain yang Tuhan sediakan bagi hidup kita?

Friday, June 21, 2013

Waktu Sisa vs Waktu Sisih

Memiliki waktu untuk berdoa dan merenungkan firman Allah setiap hari adalah hal yang sangat penting bagi kita karena hal itulah yang memberikan kita petunjuk dan kekuatan untuk menjalani hidup kita setiap harinya. Karena itu, kita perlu untuk menyisihkan waktu dari 24 jam yang Tuhan berikan untuk bersaat teduh. Namun, terkadang saya tidak menyisihkan waktu tetapi malah menyisakan waktu. Saya terlalu menyibukkan diri dengan aktivitas saya sehingga waktu yang sisalah yang saya pakai untuk bersaat teduh. Dan bahkan kalau saya merasa tidak ada yang tersisa, saya bisa saja tidak bersaat teduh hari itu. Saya berpikir bahwa setiap saat saya toh bisa berkomunikasi dengan Tuhan.

Tetapi di KKRJB X beberapa hari lalu saya ditegur bahwa saya harus memberikan waktu (menyisihkan waktu) untuk bersaat teduh dan bukan ketika ada waktu sisa. Saya harus komitmen dan disiplin untuk saat teduh (doa dan PA) pada waktu yang saya sisihkan karena hal itu begitu penting. Ibarat makanan, tidak ada seorang pun dari manusia yang suka dengan "makanan sisa". Kita lebih menghargai "makanan yang disisihkan" buat kita dibandingkan makanan sisa. Sama halnya dengan disiplin rohani (PA, Sate, Doa). Sisihkanlah/sediakanlah waktu-waktu tertentu untuk bersekutu dengan Tuhan dalam saat teduh kita setiap hari.

PA Kitab Kejadian Pasal 3 (Kejatuhan Manusia)

Mari membedah percakapan antara Ular (Iblis) dengan Hawa dan memperhatikan taktik Iblis dalam menggoda manusia.
Ular : Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?
(satu pertanyaan inilah yang memulai percakapan "maut" itu. Pertanyaan ini menguji Hawa apakah dia memahami firman yang sudah disampaikan Allah karena harus kita catat bahwa Hawa tidak mendengar langsung larangan Allah ini. Larangan ini diberikan langsung kepada Adam sebelum Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. )
Hawa : Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: "Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(perhatikan bahwa Hawa sudah menambahkan sendiri firman Allah ketika Hawa berkata "ataupun raba" karena firman Allah tidak berkata demikian (lihat Kej 2:16))
Ular : Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.
(ular menyanggah firman Allah dengan berkata "sekali-kali kamu tidak akan mati". Padahal Allah sudah jelas berkata bahwa manusia akan mati ketika memakan buah itu. Statement ular ini juga bertujuan agar Hawa mencurigai Allah (skeptis terhadap Allah) ketika Allah melarang manusia memakan buah larangan itu. Iblis ingin agar manusia berpikir negatif terhadap Allah bahwa Allah seolah-olah takut ada yg menyamai Dia. Bahwa Allah itu jahat. Pernyataan Ular ini sebenarnya mengandung setengah kebenaran yaitu "matamu akan terbuka" (lihat Kej 3:7). Tetapi hasilnya berbeda, manusia tidak menjadi seperti Allah ketika memakan buah itu karena hal itu tidak mungkin terjadi. Mata manusia memang terbuka ketika memakan buah itu, tetapi mata mereka terbuka karena menyadari ketelanjangan mereka.)
Akhirnya manusia pun termakan godaan Iblis utk memakan buah itu karena Kej 3:6 tertulis bahwa Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Tiga aspek yaitu : makanan, indra penglihatan, dan pengertian menjadi pencobaan bagi manusia sampai zaman ini. Dan itulah yang selalu dipakai oleh Iblis. Ini adalah tipuan kuno sejak zaman Adam hingga sekarang.  Yesus sendiri pernah dicobai Iblis dipadang gurun dengan memakai tiga aspek ini. Tetapi Yesus menang "berperang rohani" dengan memakai pedang firman Allah. Karena setiap kali Iblis mencobai, Yesus menyerang dengan otoritas Firman ketika Yesus berkata "ADA TERTULIS...".

Terhadap makanan, ketika Yesus dicobai Iblis dipadang gurun, cobaan pertama adalah mengenai makanan jasmani dimana Iblis menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti untuk dimakan karena Iblis tahu Yesus lapar secara jasmani. Tetapi Allah berfirman bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Allah (Ulangan 8:3).

Terhadap penglihatan, ketika Yesus dicobai Iblis dipadang gurun, cobaan kedua adalah berkaitan dengan indra penglihatan dimana Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia agar Yesus tergiur. Maka untuk kita, berhati-hatilah terhadap apa yang anda lihat yang membuat anda tergiur dan lupa akan firman Allah. Yesus pernah berkata bahwa mata adalah pelita tubuh (Mat 6:22-23)

Terhadap pengertian, cobaan ketiga terhadap Yesus juga dengan menguji pengertian akan firman Allah. Dimana Iblis bahkan memakai firman Allah untuk mengaburkan maksud firman Allah terhadap manusia. Disini terlihat jelas bahwa Iblis sendiri tahu banyak mengenai firman Allah. Tetapi Iblis tidak mengerti dan melakukan firman itu. Kita "jangan mau kalah" sama Iblis dalam hal mengetahui firman Allah apalagi mengerti dan melakukan firman itu. Terhadap pengertian, sampai saat ini, manusia haus akan pengertian dan hikmat. Manusia mencari-carinya. Maka berhati-hatilah terhadap hikmat dan pengertian yg bukan berasal dari Allah. Ujilah segala sesuatu dengan berdasarkan firman Allah. Mintalah hikmat dari Nya.

Lalu kemudian suara Allah terdengar memanggil manusia dan manusia untuk pertama kali bersembunyi ketakutan karena kedatangan Allah.
Allah : Di manakah engkau?
(Pertanyaan untuk mengetahui tempat/lokasi/posisi. Tentu pertanyaan Allah ini adalah pertanyaan retoris karena Allah maha tahu. Pertanyaan Allah ini membuat manusia melihat kepada dirinya sendiri sehingga menyadari dimana keberadaannya.)
Adam : Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.
(untuk pertama kali Adam merasa ketakutan akan kedatangan Allah. Padahal sebelumnya Adam bergaul akrab dengan Allah di taman Eden.)
Allah : Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?
Adam : Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.
(Dua pertanyaan Allah tidak dijawab oleh Adam. Sebaliknya, jawaban Adam ini bermaksud bahwa dia menyalahkan Allah dan Hawa terhadap dosa yang dilakukannya. Semua disalahkan kecuali dirinya sendiri. Inilah natur manusia yang jatuh kedalam dosa : kecenderungan untuk menyalahkan Allah dan orang lain atas pelanggarannya sendiri.)
Allah : Apakah yang telah kauperbuat ini? (pertanyaan kepada Hawa)
Hawa : Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan
(lagi-lagi Hawa juga tidak menjawab pertanyaan Allah dan turut menyalahkan Ular)
Allah (kepada Ular) : Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
Allah (kepada Hawa) : Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.
Allah (kepada Adam) : Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.
Kesimpulan :
1. Kita harus memahami firman dan menghidupinya agar kita bisa menang terhadap setiap godaan Iblis yang hendak menjatuhkan kita. Firman Tuhan adalah senjata kita dalam peperangan rohani.
2. Kita jangan sampai kalah terhadap Iblis dalam hal mengetahui isi Firman Tuhan. Karena Iblis bisa saja menyelewengkan isi Firman Tuhan untuk menjatuhkan kita dalam dosa. Rajinlah membaca, menggali, lalu memahami dan menghidupi Firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kudus
3. Mungkin akan ada masanya kita merasa ragu/skeptis terhadap Allah. Jika kita merasa mulai ragu (skeptis) terhadap Allah berhati-hatilah karena hasutan/godaan Iblis sudah mulai merasuki diri kita. Sikap skeptis dan meragukan Allah adalah tanda kita sudah termakan hasutan/godaan Iblis. Sekali lagi, gunakan Firman Allah sebagai senjata untuk menang dalam perang terhadap Iblis.
4. Berhati-hatilah terhadap 3 aspek pencobaan : makanan, penglihatan, dan pengertian. Itu adalah aspek yang selalu dipakai Iblis untuk menjatuhkan manusia. Ingat kata-kata C.S Lewis cinta terhadap sesuatu menjadi setan ketika ia menjadi tuhan. Allah haruslah selalu menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup kita karena Dia begitu mengasihi kita.
5. Ketakutan menunjukkan bahwa kita sedang melakukan sesuatu yang salah (berdosa). Takut muncul sebagai akibat dari dosa dan ketidakpercayaan terhadap firman Allah.
6. Tindakan menyalahkan Allah atas apa yang terjadi menunjukkan keberdosaan kita. Allah tidak pernah berbuat salah dan jahat karena tiap-tiap manusia digoda oleh hasratnya sendiri. Menyalahkan orang lain dan bahkan Allah adalah natur kita yang berdosa. Mintalah pertolongan Roh Kudus agar kita bisa mengakui keberdosaan kita sehingga kita tidak menjadi bebal.

Friday, June 14, 2013

Management Trainee

Biasanya setiap perusahaan memiliki program khusus utk karyawan baru yang merupakan lulusan baru (fresh graduate). Program ini bertujuan utk membentuk para fresh graduate utk menjadi karyawan yg siap bekerja dengan menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan. Berbagai macam pelatihan (training) baik hardskill maupun softskill diberikan agar si fresh graduate bisa berkembang dan berkontribusi bagi perusahaan. Program ini sering disebut "Management Trainee" atau "Graduate Development Program".

Bertalian dengan hal diatas, ketika kita memutuskan utk menerima Kristus sbg Tuhan dan juruselamat a.k.a Lahir Baru, kita juga dituntut oleh Allah utk mengikuti program "Management Trainee" Allah. Allah tidak puas jika kita tidak berkembang secara rohani. Sesungguhnya tujuan Allah bagi setiap orang percaya adalah keserupaan dengan Kristus. Keserupaan dalam kasih, dalam pelayanan, dalam misi, dan dalam karakter Nya. Dan hal itu tentu membutuhkan proses yg kita sering sebut dengan "pemuridan".

Terkadang saya berpikir untuk menjadi orang Kristen biasa-biasa saja. Padahal sbg orang yg sudah lahir baru, saya seharusnya bersemangat mengikuti program "MT" dr Allah yg bertujuan agar setiap hari saya semakin serupa dengan Kristus. Sehingga saya bisa berkembang dan berdampak bagi kemuliaan kerajaan Allah di atas bumi ini.

Sama seperti program MT di berbagai perusahaan, kita pasti menemukan (dan bisa saja diri sendiri) orang yg tdk mengikuti program itu dgn baik. Dalam konteks korporasi, stiap karyawan yg tidak lolos program MT akan diputus kontraknya krn dianggap tidak berkembang meskipun sudah digodok melalui program MT tsb. Perusahaan pasti menginginkan para fresh graduate yg sudah diterima tsb, mau mengikuti proses MT dgn serius dan semangat. Begitu pula dengan Allah untuk setiap org yg sudah lahir baru. Kita harus bertumbuh semakin serupa dengan Kristus dan berdampak bagi pewartaan Kerajaan Allah di muka bumi ini.

14 Juni 2013.
Wisma Aloysius
KKRJB X