Thursday, February 28, 2013

Akhirnya.. Sarjana Teknik!

Syukur kepada Allah atas semua yang terjadi dalam kehidupan saya selama 23 tahun ini. Khususnya saya bersyukur untuk gelar Sarjana Teknik yang boleh saya raih pada hari ini, 26 Februari 2012 setelah dinyatakan lulus Sidang Tugas Akhir dengan nilai "Sangat Baik". Dan akan diwisuda tanggal 6 April 2013.

Hanya satu kalimat yang bisa menggambarkan perasaan saya saat ini, "Terimakasih Tuhan!"
Tuhan begitu baik. Saya benar-benar merasakan pertolongan Tuhan khususnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Mulai dari pengumpulan draft TA, penentuan jadwal sidang, hingga dosen-dosen penguji. Niat untuk bisa wisuda April 2013 sudah lama saya tanamkan sejak berada di awal tingkat 4. Karena saya tahu bahwa masih ada mata kuliah yang "memaksa" saya untuk lulus bulan April 2013. Dan juga entah kenapa dalam diri saya ada perasaan belum siap jika harus lulus Oktober 2012. Lulus April adalah waktu lulus yang sangat tepat buat saya dan Tuhan mengabulkan niat saya.

Jika mengingat kembali kebelakang di awal masuk "kampus gajah" ini, saya terkadang sulit percaya saya bisa lulus dari ITB dengan IPK yang baik. Di tahun pertama adalah tahun-tahun yang cukup sulit buat saya karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Jujur saya mengalami kesulitan di tahun pertama dalam hal beradaptasi dengan gaya komunikasi dan kultur yang berbeda. Hal itu jugalah yang berpengaruh buruk terhadap prestasi akademik saya. Pelajaran yang bisa saya ambil ialah kita harus mampu beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan yang baru agar bisa memaksimalkan diri ditempat tersebut. Selain itu, saat itu saya sempat kecanduan bermain game. Pernah seharian saya hanya ada dikosan menghabiskan waktu dengan bermain game. Sungguh tidak produktif.

Tetapi syukurlah saya cepat sadar dan berbenah diri. Walaupun dengan tertatih-tatih perlahan akademik saya semakin membaik. Disini PMK sangat berperan dalam proses rekonstruksi nilai-nilai hidup saya dan menyadarkan saya untuk bertanggung jawab dalam kuliah saya. Tuhan sudah memberikan saya kesempatan berharga untuk bisa berkuliah disini dan tidak boleh saya sia-siakan apalagi kalau mengingat status saya dalam keluarga besar yang diharapkan bisa menjadi anak yang teladan. Perpaduan antara nilai-nilai hidup yang baru, cita-cita saya, status saya dalam keluarga besar, dukungan doa dan materi dari keluarga lah yang menjadi amunisi saya untuk memenangkan "pertempuran" di ITB ini hingga meraih gelar Sarjana Teknik.

Saat ini, saya akan memasuki dunia yang baru, dunia kerja. Ada banyak perencanaan hidup ke depan dan tentunya ada banyak tantangan baru yang harus saya hadapi dalam meraihnya. Yang penting, dimanapun saya berada dan kapanpun itu, saya harus memberikan yang terbaik dan berusaha sekeras mungkin sembari berdoa dan berserah penuh kepada Tuhan.
Selamat tinggal kampus ITB! Terimakasih atas semua pembelajaran dan kenangan berharga selama 4,5 tahun ini.

Salam Ganesha, Bakti kami untukMu, Tuhan, Bangsa, dan Almamater!



Tuesday, February 19, 2013

Yang Allah Tidak Bisa Lakukan..

Dalam ke Maha Kuasa an Nya, ternyata ada hal-hal yang "tidak bisa" dilakukan Allah. Tetapi bukan berarti Dia tidak Maha Kuasa, tetapi karena Dia tidak mungkin bisa berkontradiksi dengan sifat-sifatNya.

Jadi, aku menemukan beberapa hal yang "tidak bisa" Allah lakukan. Ini diaa..

Pertama, Alllah tidak bisa melakukan hal yang jahat/salah.
Kedua, Allah tidak bisa memberikan kebahagiaan,sukacita,damai sejahtera kepada manusia diluar diri-Nya. (Jadi jangan minta kebahagiaan diluar Allah karena tidak ada yang seperti itu).
Ketiga, Allah tidak bisa menciptakan batu yang sedemikian besarnya sehingga Dia sendiri tidak bisa mengangkatNya
Keempat, Allah tidak bisa memberikan keselamatan selain didalam Yesus Kristus.
Kelima, Allah tidak bisa berhenti mencintai anda dan saya.

Sunday, February 17, 2013

Sosok Inspiratif : Houtman Zainal Arifin

Bapak Houtman Zainal Arifin (Almarhum) adalah salah seorang tokoh yang menangkap perhatian saya karena kisah hidupnya yang sangat inspiratif. Saya belum pernah mendengar nama beliau hingga suatu saat saya membaca artikel yang ditempel di gedung karir ITB mengenai kisah hidup beliau.
Berikut kisahnya :



Nama beliau Houtman Zainal Arifin dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1950 di Kota Kediri Jawa Timur. Pengalaman hidupnya yang amat inspiratif patut untuk disimak, yang awalnya ia hanya seorang office boy hingga bisa menduduki jabatan nomor satu sebagai seorang Vice President Citibank. Sekarang beliau berkerja sebagai direksi di perusahaan swasta, pengawas keuangan di beberapa perusahaan swasta, komite audit BUMN, konsultan, penulis serta dosen pasca sarjana di sebuah Universitas. Beliau dilahirkan dari keluarga pas-pasan. Kisah hidup beliau dimulai ketika lulus dari SMA, Hotman merantau ke Jakarta dan tinggal di daerah Kampung Bali dari tahun 1951-1974, Houtman membawa mimpi di Jakarta untuk hidup berkecukupan dan menjadi orang sukses di Ibukota, namun apa daya Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh.

Sewaktu tinggal di tanah abang, ayah beliau sakit keras. Orang tuanya ingin berobat, tetapi tidak mempunyai biaya yang cukup. Melihat keadaan seperti itu, beliau tidak mau menyerah. Dengan bermodal hanya Rp 2.000,- hasil pinjaman dari temannya, beliau menjadi pedagang asongan menjajakan perhiasan imitasi dari jalan raya hingga ke kolong jembatan mengarungi kerasnya kehidupan ibukota. Usaha dagangannya kemudian laku keras, namun ketika ia sudah menuai hasil dari usahanya, ternyata Tuhan memberinya cobaan, ketika petugas penertiban datang, dagangannya di injak hingga jatuh ke lumpur. Ketika semua dagangan beliau sudah rusak bercampur lumpur, ternyata teman-temannya yang dari kawula rendah seperti tukang sepatu, tukang sayur, dan lain-lain, beramai-ramai membersihkan dagangan beliau. Disini beliau mulai mendapatkan pengalaman berharga tentang kerasnya kehidupan Ibukota.

Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya. Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

Tiba-tiba datang surat yang menyatakan bila beliau diterima menjadi OB disebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Waktu jadi OB, beliau melihat training. Karena jabatan beliau hanya OB, beliau tentu tidak dianggap. Bahasa Inggris beliau pun cuma sekedar yes-no. Tapi beliau berprinsip, “Saya harus berbuat. Saya harus pintar.” Setiap hari selama training itu, beliau ada di depan pintu dan mencatat semuanya. Training officer-nya lama-lama jadi menyuruh beliau masuk (tapi secara kasar). Si training officer mengumumkan pada para trainer, “Pengumuman, dia tidak terdaftar dan dia tidak akan diuji,” kata training officer. Mendengarnya, Houtman tidak terima. Dia sudah berada di ruangan yang sama berarti dia sudah menjadi salah satu trainer juga dan juga harus diuji.

Pak Houtman lalu menantang diri beliau sendiri, “Saya harus lulus!” batin beliau. Padahal saingan beliau adalah lulusan UI, Michigan, Ohio, ITB dan banyak universitas TOP lainnya. Sementara beliau, SMA bisa lulus aja udah untung. “Pokoknya harus lulus dan gak boleh jadi yang terakir,” tekad beliau. Tuhan memang Maha Besar, dari 34 orang beliau termasuk 4 besar dan beliau pada tahun 1978 dikirim ke Eropa.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat
bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.


Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA. Kemudian ia pun di angkat menjadi pegawai di bank Citibank tersebut, Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.

Sekitar 19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman kemudian mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak Citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi Citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia. Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang hingga akhirnya meninggal tanggal 20 Desember 2012.

Sumber : Kompas, Kaskus

Mitos vs Kebenaran

Mengenai Ke-Kristenan hanya ada dua kemungkinan final :

Pertama, jika iman Kristen tidak benar, maka itu hanya akan menjadi mitos-mitos belaka sama seperti mitos-mitos lainnya.
Kedua, jika iman Kristen ternyata benar, maka iman tersebut akan MENJAMIN kita kelak ada bersama-sama dengan Allah. Dijamin 100% oleh darah Yesus yang telah tercurah bagi setiap orang yang mau menerima-Nya. Tidak ada jaminan seperti ini yang saya dapatkan dalam pandangan religius lain. That is the reason why i am a Christian.

Thursday, February 14, 2013

Ku Tak Akan Menyerah!


DALAM S’GALA PERKARA
TUHAN PUNYA RENCANA
YANG LEBIH BESAR DARI
SEMUA YANG TERPIKIRKAN

APAPUN YANG KAU PERBUAT
TAK ADA MAKSUD JAHAT
S’BAB ITU KULAKUKAN
SEMUA DENGAN-MU TUHAN

REFF :
KU TAK AKAN MENYERAH PADA APAPUN JUGA
SEBELUM KU COBA SEMUA YANG KU BISA
TETAPI KU BERSERAH KEPADA KEHENDAK-MU
HATIKU PERCAYA TUHAN PUNYA RENCANA


Jangan pernah meninggalkan "lapangan" tanpa memberikan kemampuan terbaikmu.
Do your very best, your very best!
(Facing The Giant)

Tuesday, February 12, 2013

Surprise!

Ditengah kehectican mengerjakan TA, ternyata Tuhan punya cara unik untuk membuat saya bahagia dan tertawa dan sejenak melepaskan kepenatan. Ceritanya gini,...

Pas lagi serius ngerjain draft TA buat ngejar deadline draft hari Jumat ini, tiba2 HP ku berdering karena ada yang telfon. Aku liat nomer telefon nya kayak nomer rumah/kantor dan kode nya Jakarta. Ternyata dugaanku tepat, telefon itu datang dari sebuah perusahaan yang aku ikuti tes nya awal Januari lalu. Perusahaan ini adalah perusahaan yang paling aku minati karena beberapa hal. Aku dinyatakan lulus tes online dan akan mengikuti interview by phone besok paginya jam 8.30. Senang sekaligus terkejut rasanya karena sebenarnya aku ga menyangka akan lulus. Berdasarkan pengumuman by email, seharusnya pengumuman lulus/tidaknya dari tes tsb diberitahukan akhir Januari dan akan interview bulan Januari juga. Tapi karena ga ada pemberitahuan sampai 12 Feb ini, aku berpikir bahwa aku mungkin tidak lulus. Makanya waktu nerima telfon itu aku merasa terkejut.

Hmm, berarti aku cuma punya waktu  satu malam buat persiapan interview besok. Padahal aku juga sedang dikejar deadline draft TA hari Jumat besok. Pikiran ku jadi terbagi dua antara persiapan interview dan ngerjain TA. Ya sudahlah yaa.. dengan sisa waktu satu malam ini aku akan gunakan untuk persiapan interview. Apapun hasilnya nanti, yang penting berusaha maksimal. Aku sudah cukup senang ada mendapat kabar lulus tes ini ditengah2 kehectican TA ini. Walaupun sekedar pemberitahuan lulus tes tahap 2 (dari 6 tahap yg ada). Thanks God!

Semua baik apa yang Kau perbuat di dalam hidupku.

Saturday, February 2, 2013

Passion

Passion selalu memunculkan antusiasme. Antusiasme sendiri berasal dari bahasa Inggris Enthusiasm yang akar katanya adalah "En" (yang artinya "dari") dan "Theos" (yang artinya "Tuhan"). Sehingga dapat disimpulkan bahwa passion adalah sesuatu yang Tuhan tanamkan secara unik dalam diri setiap orang.

Jika melihat ke dalam diri sendiri, saya menemukan bahwa saya memiliki passion yang besar terhadap bidang-bidang ini :

1. Power Engineering
Well, meskipun dalam perkuliahan di Power Engineering tidak memiliki IPK Cumlaude, tapi saya sangat tertarik dengan bidang ini. Memang di tahun-tahun pertama saya merasa bahwa saya salah jurusan, tetapi semakin lama mempelajari bidang Power Engineering, saya semakin tertarik. Selain itu, setahu saya, jika kita bisa menyimpan energi primer dalam bentuk listrik, maka kita bisa menghasilkan energi dalam bentuk apa saja yang kita butuhkan. Karena energi listrik adalah energi yang paling mudah dikonversi ke dalam bentuk energi lain.

2. Management Consulting
Passion saya terhadap management consulting makin "bertumbuh dan diteguhkan" ketika saya mengambil mata kuliah "Organisasi dan Manajemen Perusahaan Industri" dari mata kuliah Teknik Industri. Sangat menarik belajar bagaimana memanage dan merancang strategi sebuah perusahaan dalam melakukan efisiensi dan efektivitas untuk tumbuh besar dari waktu ke waktu. Banyak hal yang harus diperhitungkan untuk bisa menjadi seorang konsultan. Butuh berpikir analitik dan mendalam dan itulah yang membuatnya menarik.

3. Energy
Bidang Energi adalah bidang yang menuntut kita untuk berpikir luas dan taktis. Kedepan permintaan energi akan terus bertumbuh seiring waktu, untuk itu perlu suatu strategi yang jitu untuk menjawab tantang kebutuhan energi masa depan. Dan itu juga yang membuatnya menarik.

4. Art
Khususnya seni musik. Saya suka mendengar berbagai jenis musik untuk memperkaya wawasan musik saya. Selain itu saya juga senang bermain gitar dan memiliki hasrat besar untuk bisa bermain piano. Terkadang saya selalu lupa waktu ketika sudah memegang gitar dan mencoba belajar dan menemukan teknik-teknik baru dalam bermain gitar. Dan itu menyenangkan!