Thursday, September 27, 2012

Matahari Yang Bersinar

Satu lagi lagu rohani favorit saya ciptaan Robert & Lea Sutanto yang juga pencipta lagu "Bersama Keluargaku". Liriknya kuat, easy listening, dan sepertinya cukup mudah diaransemen kedalam berbagai jenis musik.


Matahari Yang Bersinar

Matahari yang bersinar Kau yang ciptakan
Bulan bintang berkilauan Kau yang jadikan
Begitu juga kami Tuhan
di mataMu amatlah berharga
Besar kasihMu kepadaku

Bunga bakung yang dipadang Kau yang p'lihara
Burung pipit di udara Kau yang B'ri makan
Begitu juga kami Tuhan
yang berharap hanya kepadaMu
Tak perlu kuatir hari esok

Kubersyukur  kar'na kasih setiaMu
s'lalu baru,  s'perti fajar merekah
Tiap janjiMu  pelihara hidupku
Hari   i -  ni  esok dan selamanya


Wednesday, September 26, 2012

Ria Sukacita

Tuhan ajar aku untuk menemukan kebahagiaan dan sukacita di dalam Mu
Ajar aku untuk bisa menikmati hidupku dengan ria sukacita di dalam Mu
Karena kebahagiaan sejati ada di dalam Tuhan

Jangan biarkan aku mencari kebahagiaan palsu di dalam dunia ini
Yang bahkan bisa menjauhkanku dari Engkau,
Sang Pemberi Kebahagiaan Sejati



Segala kemuliaan hanya bagi Allah

Tuesday, September 25, 2012

Program Hidup Sehat

Setelah memperhatikan jadwal setiap minggu selama satu semester ini, akhirnya saya membuat jadwal olah raga rutin setiap Minggu nya.

1. Berenang ( Sekali dua minggu)
Adapun mamfaat renang yang saya tahu :
  • Melatih pernafasan (otot jantung dan paru-paru yang sehat)
  • Melatih otot supaya lebih kuat dan lebih lentur
  • Membakar lebih banyak kalori
  • Memperlancar aliran darah karena dalam renang hampir semua bagian tubuh ikut bergerak (kepala, leher, tangan, dada, pinggang, punggung, kaki)
  • Menghilangkan stress
  • Menambah tinggi badan karena meregangkan tulang-tulang (ga heran para perenang itu badan nya tinggi-tinggi dan dada nya lebar)
  • Self safety. Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air (jatuh ke laut dll).
2. Joging (Rabu Pagi dan Jumat Sore)
Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia. Dan semua orang beresiko terkena penyakit jantung (sumber : data WHO)
Jogging adalah salah satu olah raga yang mudah dan murah meriah yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung, melatih otot jantung, dan memperkuat stamina tubuh.
Tips-tips dalam jogging (sumber : duniafitness.com) :
  1. Istrahat lah yang cukup pada malam hari sebelum joging esok harinya
  2. Gunakan sepatu lari yang cocok, pas, dan nyaman terpasang di kaki Anda
  3. Saat berlari ataupun jogging, untuk pemanasan pertama, lakukan pemanasan dan lakukan dengan santai. Jangan berjalan dengan kecepatan penuh, jangan berhenti tiba-tiba. Saat akan berhenti, kurangi kecepatan secara perlahan, baru kemudian Anda berhenti. Mulailah dengan perlahan, dan akhiri pula secara perlahan-lahan agar otot Anda tidak shock. Lakukan peregangan otot untuk mendinginkan kondisi tubuh yang panas.
  4. Membawa minuman agar tidak dehidrasi.
  5. Jangan sampai overtraining
3. Badminton (Senin Pagi)
Olahraga bulutangkis dapat menghilangkan stress, melatih otot jantung, tangan, dan kaki. Selain itu menurut saya bulutangkis juga dapat melatih kerjasama dan koordinasi (jika bermain ganda)

4. Futsal (Tidak menentu)
Mamfaat nya juga hampir sama dengan jenis-jenis olahraga diatas. 

Yang tidak kalah penting adalah olahraga teratur yang dibarengi dengan asupan makanan yang cukup dan pola istrahat yang baik. Salam hidup sehat! :D

Thursday, September 20, 2012

Syair Abadi : O Jesus I Have Promised


Salah satu lagu himne yang selalu menguatkan saya untuk tetap setia mengikut Tuhan sampai saya pulang "ke Rumah" kelak. 

O Jesus I Have Promised

O Jesus, I have promised, to serve Thee to the end;
Be Thou forever near me, my Master and my Friend:
I shall not fear the battle if Thou art by my side,
Nor wander from the pathway if Thou wilt be my Guide.

O let me feel Thee near me, the world is ever near;
I see the sights that dazzle, the tempting sounds I hear:
My foes are ever near me, around me and within;
But, Jesus, draw Thou nearer, and shield my soul from sin.

O let me hear Thee speaking, in accents clear and still,
Above the storms of passion, the murmurs of self will!
O speak to reassure me, to hasten or control;
O speak and make me listen, Thou guardian of my soul!

O Jesus, Thou hast promised, to all who follow Thee,
That where Thou art in glory, there shall Thy servant be;
And, Jesus, I have promised to serve Thee to the end;
O give me grace to follow, my Master and my Friend.

Dalam Bahasa Indonesia :

Ya Yesus Ku berjanji setia pada Mu
Ku pinta Kau selalu dekat ya Tuhan ku
Di kancah pergumulan jalanku tak sesat
Karna Engkau Temanku Pemimpin terdekat

Dekaplah aku Tuhan di ribut dunia
penuh kilauan hampa dan suara godanya
Di dalam dan diluar si jahat mendesak
Perisai lawan dosa ya Tuhan Kau tetap

Ya Yesus Kau berjanji kepada umatMu
didalam kemuliaan Kau sambut hamba Mu
Dan aku pun berjanji setia pada Mu
Berikanlah karunia mengikutMu teguh

Monday, September 17, 2012

Amsal 31 : 10-31 : Isteri Yang Cakap


31:10. Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. 
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. 
31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. 
31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. 
31:14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. 
31:15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. 
31:16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. 
31:17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. 
31:18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. 
31:19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. 
31:20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. 
31:21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. 
31:22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. 
31:23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. 
31:24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. 
31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. 
31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya
31:27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. 
31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia
31:29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. 
31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. 
31:31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Soli Deo Gloria

Gambaran istri yang cakap ini ditulis oleh seorang Raja yang paling berhikmat yang pernah ada, Raja Salomo. Benar-benar istri idaman setiap pria, termasuk saya. hehehe. Semoga saya bisa mendapatkan istri yang seperti ini. ( sembari mengedipkan mata buat "Babe di Sorga" :D ) 
Amiiiinnnn...

Disiplin Anugerah

Buku yang sedang saya baca saat ini berjudul "The Discipline of Grace" yang ditulis oleh Jerry Bridges. Jerry Bridges adalah penulis buku The Pursuit of Holiness dan Transforming Grace yang merupakan buku yang sangat banyak dibaca hingga saat ini. Buku The Discipline of Grace ini merupakan perpaduan dua prinsip yang terdapat dalam dua buku sebelumnya, The Pursuit of Holiness dan Transforming Grace. Prinsip itu adalah hidup berdasarkan anugerah dan prinsip disiplin pribadi.

Buku setebal 260 halaman ini merupakan salah satu buku yang paling memuaskan saya secara rohani. Ada beberapa konsep fundamental yang saya yakini tentang iman Kristen berubah setelah membaca buku ini. Saya baru sadar kalau konsep saya selama ini kurang tepat. Ada juga beberapa konsep iman Kristen yang saya pegang yang semakin diteguhkan melalui pemaparan dalam buku ini. Berikut adalah apa yang sudah saya dapatkan setelah membaca hampir 3/4 buku ini.

Hari Baik dan Hari Buruk

Dalam hidup kristiani kita, ada masa dimana kita mengalami hari-hari yang baik secara rohani. Kita memulai pagi dengan membaca Alkitab dan berdoa. Dan karena itu kita merasa Allah akan memberikan berkat Nya kepada kita dan akan menyertai kita. Kita mungkin merasakan hadirat Allah sepanjang hari itu. Tapi ada juga masa-masa dimana kita mengalami hari-hari yang buruk secara rohani ketika tampaknya segala sesuatu sudah berjalan dengan keliru dan kita merasa sangat bersalah. Waktu beker berbunyi, kita tidak bangun tetapi mematikan nya dan tidur lagi. Ketika akhirnya kita bangun, sudah terlambat untuk bersaat teduh, lalu kita cepat-cepat sarapan dan dengan rusuh melakukan kegiatan hari itu. Kita merasa bersalah karena tidur terlalu lama dan melewatkan saat teduh. Sepanjang hari itu segala sesuatu pada umumnya berjalan tidak mulus. Kita jadi cepat marah dan tentunya tidak merasakan hadirat Allah sepenuhnya.

Lalu, apakah Allah akan memberkati kita pada hari-hari baik saja dan tidak memberikan berkatnya pada hari-hari buruk kita? Apakah Allah bekerja secara demikian? Tentu saja tidak karena berkat Allah tidak bergantung pada kinerja kita. 

Memang terkadang saya tergoda untuk berpikir bahwa berkat Allah atas hidup kita ditentukan oleh kinerja rohani saya. Jika kinerja saya bagus dan hari saya "baik", saya pikir kedudukan saya tepat untuk menerima berkat dan penyertaan Allah dan akan menjadi kebalikan nya jika kinerja saya buruk dan merasa saya tidak akan diberkati Allah dan tidak akan disertai Allah. Saya merasa sangat bersalah dan tidak layak.

Tetapi sebuah pertanyaan inilah yang meluruskan konsep saya selama ini.
Seberapa baik kah yang baik itu sehingga saya merasa layak mendapat berkat Allah?
Jika semua firman Allah kita pakai sebagai patokan, seberapa baikkah kita menjalankan itu dalam hari-hari "baik" kita? Apakah kita sudah memegang teguh firman Allah secara sempurna? Kalau tidak, apakah Allah meringankan persyaratan? Apakah 90% merupakan angka kelulusan bagi Allah? Kita tahu bahwa Yesus bersabda, "Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang disurga sempurna (Mat 5:48)". Kita juga ingat Yakobus menulis "Siapa saja yang menaati hukum taurat tetapi mengabaikan satu bagian saja, ia bersalah terhadap seluruhnya (Yak 2:10)

Bagaimanapun kinerja rohani kita, kita selalu bergantung kepada anugerah Allah. Ada hari ketika kita lebih sadar akan sifat berdosa kita sehingga kita lebih sadar pula bahwa kita butuh anugerahNya. Tetapi tidak pernah ada hari ketika kita bisa berdiri mantap mengandalkan kinerja kita sendiri ketika kita cukup layak untuk menerima berkat Nya.

Jika berkat Allah bergantung kepada kinerja kita, berkat itu tentunya akan kecil sekali. Kita tidak dapat memperoleh berkat Allah melalui ketaatan kita tetapi hanya melalui anugerah didalam Yesus Kristus.

Jerry Bridges menyimpulkan nya dengan sangat baik :
Hari terburuk anda takkan pernah sedemikian buruk sehingga anda berada diluar jangkauan anugerah Allah. Hari terbaik anda tidak akan pernah sedemikian baik sehingga anda tidak membutuhkan anugerah Allah.
Setiap hari dalam kehidupan ini, hubungan kita dengan Allah adalah atas dasar anugerah semata. Kita tidak hanya diselamatkan oleh anugerah, tetapi juga hidup oleh anugerah itu setiap hari. Hal ini akan membawa kita pada poin berikutnya.

Kita perlu memberitakan Injil setiap hari kepada diri Kita

Kekeliruan saya selama ini adalah bahwa berita Injil adalah untuk orang yang belum percaya. Akibatnya saya sebagai orang yang sudah percaya, menjadi lupa bahwa saya masih butuh berita Injil untuk mengingatkan saya akan dosa-dosa saya yang sudah ditebus. Walaupun saya sudah hidup baru, tetapi saya tidak serta merta menjadi orang yang suci dan tanpa dosa. Kerap kali saya juga berbuat dosa dan saat itulah berita Injil membawa saya ke kayu salib, mengingatkan saya untuk mengaku dosa dan percaya bahwa Yesus sudah menebus dosa-dosa saya. Setelah sadar melakukan dosa, terkadang ada perasaan bersalah dan tidak layak yang berlebihan. Saya merasa bahwa Tuhan mungkin tidak akan memaafkan saya lagi karena keberdosaan saya. Tetapi disinilah pentingnya berita Injil buat orang yang sudah percaya. Berita Injil bukan sekedar untuk orang yang belum percaya, tetapi Injil ditujukan untuk orang yang berdosa. Walaupun sudah hidup baru, kita masih berbuat dosa dalam kehidupan kita sehari-hari (pikiran, perkataan, perbuatan baik yang disadari ataupun yang tidak disadari). Oleh karena itulah kita perlu memberitakan Injil pada diri kita sendiri. Tetapi apakah karena dosa kita sudah ditebus, maka kita boleh berbuat dosa sesuka nya? Jawaban atas pertanyaan ini akan membawa kita pada poin berikutnya

Disiplin Anugerah

Kata "disiplin" dan kata "anugerah" kelihatannya adalah kontradiksi. Disiplin menuntut usaha kita. Sebaliknya anugerah tidak tergantung atas usaha kita. Itu murni pemberian Allah. Ketika kita sudah lahir baru, secara otomatis karakter kita juga akan diperbaharui oleh Allah. Kita akan semakin hari semakin mencintai kebenaranNya (tidak sekedar melakukan kebenaranNya) dan membenci dosa.

Yehezkiel 36:26 berkata :

Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. 
Saya semakin diteguhkan oleh pemahaman saya bahwa dalam hidup ini, kecuali keselamatan, semua butuh perjuangan kita dan penyertaan Tuhan. Setelah kita lahir baru, kita harus terus berusaha mendisiplinkan diri secara rohani (berdoa, saat teduh, penggalian Alkitab, dsb) sembari meminta penyertaan Allah. Tetapi harus diingat bahwa disiplin tanpa keinginan adalah pekerjaan yang membosankan. Lalu darimana datangnya keinginan untuk melakukan kehendak Allah dan mematikan dosa? Datang dari rasa syukur dan sukacita ketika kita tahu bahwa betapapun menyedihkan kegagalan saya, anugerah Allah lebih besar dari dosa saya. Oleh karena itu, kita juga harus terus memberitakan Injil kepada diri kita ketika kita gagal melakukan apa yang berkenan kepada Allah.

Soli Deo Gloria

Alkitab (tidak) menyelesaikan masalah

Tanggal 11 September 2012, dalam sebuah perbincangan di salah satu televisi swasta Indonesia, Sujiwo Tejo "presiden republik jancukers" dan juga seorang budayawan mengatakan sebuah kalimat yang menarik untuk dipikirkan. Dia  mengatakan bahwa tidak ada yang menyelesaikan masalah. Baik Al-quran, Alkitab, ataupun kitab suci lain tidak dapat menyelesaikan masalah karena masalah selalu ada dari zaman purbakala hingga saat ini.

Awalnya saya sedikit tergoncang mendengar kalimat tersebut dan berusaha menemukan kelemahan dalam statement tersebut. Tetapi saya belum juga menemukan argumentasi yang tepat untuk menyikapinya. Tetapi Tuhan berbicara kepada saya melalui renungan yang dibawakan oleh Mas Lukas di acara PMB PMK OH 2012 tanggal 15 September kemaren. Dan inilah jawaban saya terkait pernyataan Sujiwo Tejo, yang saya dapatkan dari Tuhan melalui Mas Lukas.
Saya sangat setuju bahwa Alkitab memang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah...JIKA... Alkitab hanya dijadikan pajangan, tidak dibaca, tidak digali, dan tidak dihidupi.
Yesus pernah berkata : Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan KEBENARAN nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)
Saya percaya bahwa jawaban terhadap semua permasalahan hidup manusia tersimpan dalam Alkitab jika saja kita mau membaca, menggali dan menghidupinya. Seperti kata pemazmur
119:105. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 
Tetapi harus diingat bahwa masalah tidak akan serta merta menghilang ketika kita mengikut Yesus. Karena dalam kasih Nya Allah tidak dapat memaksa orang untuk melakukan seperti yang difirmankan Allah. Ketika manusia melenceng dari Firman Tuhan, maka lahirlah berbagai masalah dalam hidup manusia.

Intinya, dalam hidup kekristenan, masalah dalam dunia yang tidak sempurna ini akan selalu ada. Akan ada tantangan dan salib yang harus dipikul. Tetapi ketika kita berjalan bersama Tuhan akan selalu ada damai sejahtera dan sukacita bahkan dalam masa paling sulit sekalipun.

Saya akan mengutip lagi kalimat yang paling saya sukai dari Howard G. Hendricks :
“This book (The Bible) will keep you from sin, or sin will keep you from this book”
Lalu, sudahkah kita membaca, merenungkan, dan menghidupi Alkitab hari ini?

Soli Deo Gloria :)

Thursday, September 13, 2012

Prinsip Emas dan Manusia


Ada pertanyaan dan kebingungan yang sempat muncul dalam diri saya. Kira-kira begini :
Harry, anda mengatakan kalau kita memerlukan Tuhan untuk bisa menjelaskan kebaikan dan kejahatan. Karena Allah adalah titik acuan yang benar-benar baik dan sempurna. Tetapi,bagaimana anda tahu bahwa Allah itu maha baik sehingga Dia menjadi standard untuk membedakan mana yang baik dan yang jahat? Lagipula, kita tidak memerlukan Allah untuk sekedar membedakan mana yang baik dan yang jahat. Kita semua lahir dengan prinsip tersebut. Prinsip itu disebut Prinsip Emas : "Jangan lakukan sesuatu kepada orang lain jika anda tidak ingin diperlakukan seperti itu". Jika anda tidak ingin dibunuh, berarti membunuh orang lain adalah jahat. Jika anda tidak ingin ditindas, berarti menindas itu salah. Jika harta anda tidak ingin dirampok, berarti merampok itu salah. Anda bisa menambahkannya lagi. Itu saja kunci membedakan baik dan jahat. Dan prinsip emas itu berlaku dimanapun dan jadi standardnya. Sama sekali kita tidak membutuhkan Allah. 
Bahkan, Adolf Hitler juga sebenarnya memiliki naluri tersebut. Dia sebenarnya tahu bahwa membunuh dan menindas itu adalah hal yang salah karena Hitler tentunya tidak ingin diperlakukan seperti itu. Dia tahu bahwa dia tidak sedang melakukan kebenaran. Tetapi dia melawan prinsip tersebut. Akibatnya berdasarkan prinsip tersebut, kita mengkategorikan Hitler jahat dan Hitler sendiri pun tahu bahwa dia jahat karena dia melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak mau diperlakukan seperti itu.
Tetapi kemudian saya menyadari bahwa argumentasi saya diatas pada dasarnya hendak mengatakan bahwa Prinsip Emas dan manusia adalah satu kesatuan. Prinsip Emas ada dalam diri setiap manusia.

Tetapi setelah saya renungkan, nyatanya tidak demikian. Kalau prinsip emas dan manusia adalah satu kesatuan artinya manusia adalah kebaikan itu sendiri. Tapi faktanya manusia bisa berlaku jahat dari zaman dulu hingga saat ini. Kita harus sadari bahwa, "manusia" dan "Prinsip Emas" adalah dua hal yang terpisah. Manusia bisa saja tahu mengenai prinsip emas ini tetapi melanggarnya sehingga manusia itu diberikan label "jahat".

Saya akan memberikan ilustrasi untuk memudahkannya. Begini, "ketepatan" dan "kalkulator" adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kalkulator tidak mungkin memberikan hasil yang "tidak tepat". Dia hanya bisa memberikan hasil yang tepat. Sehingga "kalkulator" dan "ketepatan" adalah satu kesatuan utuh. Kalkulator adalah ketepatan, dan ketepatan adalah kalkulator. Oleh karena kalkulator dan ketepatan adalah satu kesatuan utuh, maka kalkulator bisa kita jadikan standar untuk perhitungan yang kita lakukan dalam kepala kita.

Tetapi berbeda dengan "Prinsip Emas" dan "manusia". Prinsip Emas dan manusia bukanlah satu kesatuan. Mereka terpisah. Sehingga manusia bisa saja memilih untuk melakukan hal yang berlawanan dengan Prinsip Emas. Tidak seperti kalkulator yang hanya bisa memberikan hasil yang "tepat". Manusia bukanlah Prinsip Emas dan Prinsip Emas bukanlah manusia. Mereka terpisah. Prinsip Emas itu adalah sesuatu yang ada di luar diri manusia.

Keterpisahan ini membawa kita ke dalam sebuah kesimpulan yang penting. Karena Prinsip Emas dan manusia adalah dua hal terpisah, berarti Prinsip Emas itu telah sengaja diberikan dalam diri setiap manusia. Berarti ada yang telah memberikan Prinsip Emas itu dalam hati setiap manusia. Ada yang menanamkan Prinsip Emas tersebut.

Prinsip Emas Yang Baik itu haruslah diberikan oleh sesuatu yang juga harus benar-benar baik. "Sang Pemberi Prinsip Emas" ini dan "Prinsip Emas" tersebut haruslah merupakan satu kesatuan utuh. Seperti kalkulator, si Pemberi Emas ini hanya mampu melakukan kebaikan dan tidak ada setitik noda kejahatan pun dalam diri Nya. Prinsip Emas ini pada dasarnya adalah kasih. Kita mengasihi seseorang jika berbuat hal yang baik kepada orang tersebut. Sehingga Si Pemberi Prinsip Emas dan Kasih haruslah satu kesatuan utuh. Saya menemukan hanya iman Kristen lah yang berkata bahwa Allah adalah Kasih. Dan standard Kasih Nya sangat tinggi dan mulia.

Soli Deo Gloria

Saturday, September 8, 2012

Dasar Yang Kokoh

Saya tiba-tiba teringat dengan perumpamaan Yesus tentang dua rumah, yang satu dibangun diatas batu dan satu lagi dibangun diatas pasir. Ketika hujan badai dan air bah datang, rumah yang dibangun diatas pasir roboh seketika tetapi rumah yang dibangun diatas batu tetap berdiri kokoh. Apa sebabnya? Di atas dasar mana rumah itu dibangun. Itulah sebabnya.

Beberapa bulan teakhir ini, saya banyak membaca, merenung dan menulis tentang eksistensi Allah dan alasan mengapa saya menjadi Kristen. Buat saya kedua topik ini adalah dasar pemahaman yang harus saya miliki terlebih dahulu sebelum saya mulai memikirkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan, sains dan engineering, isu-isu global, hukum, politik, dan sebagainya.

Yesus berkata :
Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan KEBENARAN nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)
Pernyataan Yesus tersebut menunjukkan bahwa pemahaman yang benar tentang Allah dan kebenaranNya haruslah menjadi dasar hidup setiap orang percaya. Jika kita sudah memiliki dasar pemahaman yang kuat, maka kita bisa memandang ilmu pengetahuan, sains engineering, hukum, politik, isu-isu global dari terang kebenaran Firman Tuhan. Semua hal lain akan disingkapkan ketika kita sudah memahami kebenaran Allah.

Iman kepada Kristus bukanlah iman yang "buta" yang tidak membutuhkan penjelasan atau bukti apapun. Iman harus mampu menopang rasio dan emosi kita sehingga iman kita bukan iman yang buta. Rumah keyakinan kepada iman Kristen haruslah memiliki dasar yang kuat sehingga "air bah" hikmat dan pengajaran-pengajaran duniawi ini bisa kita lalui dan kita tetap berdiri kokoh. Apalagi ditengah-tengah dunia postmodern seperti saat ini. Dasar yang kuat didukung oleh pemahaman yang kuat tentang apa yang kita percayai

Saya pernah membaca hasil survey yang dilakukan di Amerika yang mengatakan bahwa
"Kira-kira satu dari empat orang Kristen yang lahir baru percaya bahwa tidaklah penting kepercayaan yang anda ikuti karena semuanya mengajarkan hal-hal yang sama"
Sungguh sangat memprihatinkan jika kita tidak memiliki pemahaman yang kuat atas apa yang kita yakini. Yesus jelas-jelas mengatakan bahwa Dia adalah jalan satu-satunya kepada Allah. Tidak ada yang lain.

Ketulusan dalam memercayai sesuatu tidak berarti bahwa kepercayaan itu bernilai. Ada banyak hal bodoh yang diajarkan sebagai kebenaran yang seharusnya tidak dipercayai oleh siapapun. Kita perlu bijak untuk tidak bertindak sesuai dengan kepercayaan tertentu jika tidak ada bukti yang mendukung kepercayaan tersebut.  Orang tidak akan mempercayakan diri pada dokter untuk suatu operasi bedah jantung tanpa memastikan dulu bahwa dokter tersebut ahli di bidang jantung. Yang membuat suatu kepercayaan bernilai adalah objek dari kepercayaan tersebut dan pantas diikuti jika ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa objek tersebut memang layak untuk dipercaya.

Saya menemukan bahwa iman kepada Kristus mewadahi kehausan kita akan rasio. Yesus sendiri memakai logika dan menunjukkan berbagai bukti ketika mengundang orang untuk percaya. Salah satu hal penting yang membedakan kepercayaan Kristiani ialah : bertahan atau tidaknya kepercayaan kristiani didasarkan pada satu peristiwa saja dalam sejarah, yaitu kebangkitan Kristus. Jika kebangkitan Yesus tidak pernah terjadi, maka kepercayaan kristiani tidak pantas untuk dipercaya. Tetapi peristiwa ini sungguh terjadi dan buktinya sangat banyak.

Lebih jauh lagi, Yesus pernah berkata bahwa
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:29-30)
Ini artinya iman menurut Alkitab adalah iman yang didukung oleh bukti (Yoh 21:24-25, 1 Yoh 1:1-2).

Ada sebuah ilustrasi seperti ini:
Seseorang ingin naik ke puncak sebuah gedung. Ia memencet tombol dan dua pintu lift terbuka. Bagian dalam ruang lift yang pertama sangat gelap sehingga lantainya bahkan tidak dapat terlihat dengan jelas dan tak ada seorang pun yang keluar dari lift itu.
Lift yang kedua cukup terang, dan seorang yang berbadan besar keluar dari situ.
Lift mana yang dapat memberi kita bukti terbaik bahwa lift itu akan sampai ke atas dengan aman?
Memang benar, masih dibutuhkan iman untuk masuk ke lift kedua. Namun itu adalah langkah iman dalam terang bukti yang baik. Lift yang satunya lagi bagaikan lompatan iman dalam gelap. Kepercayaan kristiani adalah seperti lift yang kedua.

Meskipun bukti, bahkan bukti yang bagus, itu ada, iman tetap diperlukan. Namun saya dapat mempercayai Allah atas apa yang tidak saya ketahui karena apa yang telah Dia singkapkan kepada saya, yang dapat saya ketahui dengan pasti. Saya dapat mempercayai Allah untuk hal-hal diluar pengetahuan saya, namun saya sudah memiliki bukti yang cukup bahwa Allah yang saya imani itu memang layak untuk dipercaya.

Memang, mempercayai sesuatu yang tidak kita ketahui mungkin tampak tidak bijak bagi sebagian orang. Tapi tahukah Anda, bahwa dalam banyak keputusan kita sehari-hari, kita juga menaruh kepercayaan terhadap orang, prinsip, atau hal-hal yang tidak ketahui sepenuhnya. Kita tidak dapat menyeberang jalan jika kita tidak percaya bahwa mobil yang ada dijalan tidak akan menabrak kita. Kita tidak dapat menyetir mobil jika kita tidak percaya bahwa ada bom yang mungkin diletakkan dalam mobil. Kita tidak akan datang ke kampus jika kita tidak percaya bahwa ada dosen yang akan mengajar dikelas. Dan masih banyak lagi contoh sederhana yang menunjukkan bahwa kita tidak dapat lepas dari kepercayaan kita terhadap sesuatu.

Begitu juga dengan iman Kristen. Dengan rasio kita dapat mengetahui bahwa Allah itu ada, namun tidak pernah dapat mengerti bagaimana Allah ada secara abadi dalam tiga pribadi.

Tetapi kita perlu menggaris bawahi bahwa setan juga percaya bahwa Allah ada (Yakobus 2:19), tetapi kita tahu bahwa mereka tidak percaya pada Allah dan justru menentang Allah. Jadi ada perbedaan antara dua macam "percaya". Iblis memiliki pengetahua rasional tentang Allah tetapi tidak memiliki relasi yang mempercayakan diri pada Allah. Jadi ada dua macam keputusan yang perlu dibuat ketika kita bersaksi. Pertama, seseorang harus memutuskan apakah ada bukti yang cukup untuk percaya bahwa Yesus memang benar sebagaimana yang dinyatakan Nya. Lalu keputusan yang lebih sulit adalah memutuskan apakah akan menaruh imannya didalam Kristus dengan percaya padaNya.

Demikian pula, bukti-bukti iman Kristen, sekuat apapun bukti itu, tidak akan bisa membuat orang mengambil keputusan untuk percaya pada Kristus. Roh Kuduslah yang harus bekerja supaya seseorang mau menerima Kristus.

Tetapi kita juga perlu untuk memiliki pengetahuan rasional tentang iman Kristen karena beberapa alasan :
1. Membantu menyingkirkan halangan intelektual seseorang terhadap iman Kristen lalu memberikan jalan bagi Roh Kudus untuk leluasa menginsafkan orang akan dosa-dosanya dan bertobat
2. Meneguhkan orang Kristen karena tahu bahwa iman nya dapat diterima secara akal budi
3. Menolong orang Kristen lebih pasti akan kebenaran iman nya sehingga lebih bersedia dan siap untuk melakukan penginjilan.

1 Petrus 3:15 mengatakan bahwa kita harus siap sedia memberikan jawaban terhadap orang yang bertanya mengenai dasar kepercayaan kita. Tetapi penting diingat bahwa setiap pertanyaan terhadap iman Kristen hampir selalu mengandung asumsi-asumsi awal, muatan emosi, maupun pengalaman orang yang bertanya. Kita harus terlebih dahulu mengidentifikasi muatan muatan tersebut (asumsi, emosi, pengalaman) sebelum memberikan jawaban. Keefektifan jawaban tergantung akan kepekaan dalam memahami pertanyaan dan meminta hikmat Roh Kudus. Diatas segala nya kenakanlah kasih sebagai dasar yang menggerakkan kita dalam memberikan jawab yaitu ingin membawa orang satu langkah lebih dekat kepada Kristus.

Sekian.

Referensi :
Conversational Evangelism (Norman Geisler dan David Geisler)