Saturday, March 31, 2012

Berani Berbeda!

Saya ingin mengawali tulisan kali ini dengan kutipan puisi karya Robert Frost yang berjudul "The Road Not Taken"..Saya sengaja tidak ingin menerjemahkannya karena saya takut akan mengkerdilkan maknanya..Tiap baris dalam puisi ini sungguh dalam dan kuat..

Two roads diverged in a yellow wood,
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth;      

Then took the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear;
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,       

And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if I should ever come back.       

I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence:
Two roads diverged in a wood, and I..
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.

And that has made all the difference...Dan itu mengubah segalanya... 

Pernahkah anda berada dalam persimpangan kehidupan yang dihadapkan dengan beberapa pilihan? Pernahkah anda mengambil pilihan dalam hidup ini yang sepengetahuan anda tidak pernah dipilih orang? Atau jarang sekali dipilih oleh kebanyakan orang?

Orang-orang yang berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah adalah orang-orang yang berani berbeda memilih jalan yang tidak pernah/jarang dilalui orang. Copernicus diingat sampai sekarang karena berani berbeda dari semua orang dengan teori kontroversialnya kala itu : bahwa bumi bukanlah pusat semesta. Colombus memilih jalan yang tidak pernah dilalui orang dengan melakukan breakthrough menemukan benua Amerika. Ciputra berbeda karena memilih berinvestasi untuk membangun Ancol dimana kala itu tidak ada seorangpun yang mau berinvestasi disana. Daftar ini bisa bertambah panjang jika ingin diteliti lebih lanjut. Mereka semua adalah pioner. Mereka semua adalah trendsetter. Mereka semua adalah pelopor dan perintis. Dan karena keberanian dan kemampuan mereka memilih jalan yang jarang dilalui orang, mereka tercatat dalam sejarah dunia.

Saya sendiri hingga sampai saat ini (sepertinya) belum pernah melakukannya. Dari keseluruhan jalan-jalan yang telah saya lalui di beberapa persimpangan kehidupan, saya selalu memilih jalan yang paling sering dilalui orang. Saya terlalu takut untuk tampil berbeda dari orang lain. Saya terlalu pengecut untuk memilih cara hidup yang hati saya berkata "A" tetapi saya memilih "Z" hanya karena orang banyak sudah menempuh cara itu. Hasilnya, saya hanya menjadi follower. Saya ikut arus orang kebanyakan. 

Dan kali ini salah satu persimpangan jalan yang sebentar lagi akan saya jumpai ialah "jalan manakah yang akan saya pilih setelah lulus kelak?"
Dari jarak yang tidak begitu jauh lagi dari "persimpangan" tersebut, saya hanya melihat dua cabang jalan. Cabang yang satu (yang telah banyak dilalui oleh orang) ialah "Mencari Pekerjaan" dan cabang yang lain (yang jarang dilalui oleh orang) ialah "Menciptakan Pekerjaan". Tapi saya juga melihat samar-samar ada cabang yang lain (yang katanya cukup banyak dilalui oleh orang) adalah "Mencari Perkejaan Lalu Menciptakan Pekerjaan". Tapi entah mengapa pandangan saya belum cukup jelas untuk melihat jalan itu. Mungkin setelah saya sampai disimpang tersebut, jalan ketiga itu akan lebih jelas arahnya.

Tapi intinya, ada dua jalan yang saya lihat sekarang sebelum saya sampai sedikit lagi di persimpangan itu. Saya hanya ingin ketika sampai di persimpangan nanti, saya sudah punya pilihan jalan mana yang harus saya ambil. Saya tidak ingin berlama-lama disimpang karena kebingungan dalam memilih jalan. Sebelum saya sampai dipersimpangan sebentar lagi, saya harus memikirkan dengan cermat pilihan saya. Satu pilihan ini akan menentukan masa depan saya.

Untuk seterusnya, saya tidak akan memilih jalan hidup hanya karena jalan itu sudah dilalui oleh banyak orang. Saya ingin memilih jalan hidup hanya karena "Lentera Jiwa" saya yang menuntun saya. Apakah pada akhirnya lentera itu menuntun saya pada jalan yang sering dilalui orang ataukah lentera itu menuntun saya pada jalan yang jarang dilalui orang. Saya tidak akan membuat pilihan hanya karena di-drive oleh rasa takut saya. Jika lentera jiwa menuntun saya untuk memilih jalan yang jarang dilalui oleh orang, saya akan menjalaninya dan  jika lentera jiwa (bukan rasa takut) menuntun saya untuk memilih jalan yang telah sering dilalui oleh orang, saya juga akan menjalaninya. Saya ingat kata-kata dari Bapak TB Silalahi ketika beliau berkunjung ke asrama  Yayasan Soposurung : "Dimanapun emas tetaplah emas". Ya, saya adalah emas. Hidup saya berharga. Dan kemanapun Lentera Jiwa menuntun jalan hidup saya, saya tetaplah emas.

Tetapi jika harus jujur, saya punya perasaan yang kuat bahwa Lentera Jiwa menuntun saya untuk memilih jalan yang jarang dilalui orang. Saya tidak bisa membohongi diri saya. Tetapi hingga sekarang saya tidak yakin apakah saya akan mampu menjalaninya. Saya belum punya cukup punya nyali untuk memilih jalan itu. Saya juga belum punya cukup kemampuan untuk melaluinya. Jalan itu sulit, berbatu, berbelok-belok, penuh tantangan dan kejutan. Saya belum siap walaupun Lentera Jiwa saya mengatakan itulah jalan hidup saya. Jika saya belum punya cukup keberanian dan kemampuan sampai saya tiba di persimpangan itu, maka saya tentu akan memilih jalan yang sudah banyak dilalui orang. Tetapi untuk jalan yang satunya lagi dibutuhkan effort yang lebih besar. In the end, hanya ada satu pertanyaan yang tersisa : Apakah saya mau memberikan effort yang besar untuk mampu memilih jalan itu?

I want to be a trendsetter not follower! I want to be a pioneer not imitator!
I will do things only because of me not because people say so

Waktu hidup saya terbatas, saya tidak akan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Saya tidak akan terperangkap dengan dogma dan hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Saya tidak akan membiarkan omongan orang menulikan saya sehingga tidak mendengar perkataan-perkataan Tuhan kepada saya. Dan yang terpenting, saya akan memiliki keberanian untuk mengikuti apa yg Firman Tuhan katakan, sehingga saya pun akan sampai pada apa yang yg menjadi tujuan dan panggilan hidup saya. His Words is my Soul's Lantern, Lentera Jiwa saya!

Tuesday, March 27, 2012

Pameran Gambar Inspirasional

Gambar bisa menceritakan banyak hal dan memberikan inspirasi ketika kita mengamatinya. Berikut ini adalah gambar-gambar yang sarat dengan pesan moral dan memberikan inspirasi buat saya ketika pertama kali melihatnya.






Monday, March 26, 2012

Kolerik-Melankolik

Dulu ketika SMA saya pernah ikut tes kepribadian (psikologi). Disamping mengukur tingkat kecerdasan, tes itu juga disusun sehingga mampu melihat karakter seseorang. Untuk soal kecerdasan, tes tersebut mengatakan IQ saya berada diatas rata-rata orang pada umumnya (walaupun tidak dapat predikat "genius"). Nah, untuk soal karakter, tes tersebut mengatakan bahwa saya adalah tipikal orang yang didominasi oleh tipe kolerik dan melankolik. Saya lupa angka persisnya, tapi urutan nya karakter mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil ialah :
1. Kolerik
2. Melankolik
3. Sanguin
4. Plegmatis
Untuk nomor 3 dan 4, saya ingat angkanya sangat kecil sekali. Lebih banyak di nomor 1 dan 2 (Kolerik-Melankolik)


My Melancholic Side ( Turunan dr Bapak saya )
Saya teringat pesan-kesan abang KTB saya, bg Hendra Tampang Allo ketika perayaan hari ulang tahun saya dua tahun lalu di sekre PMK OH.
"Harry itu adalah tipikal orang yang mudah di drive oleh perasaan"
Silakan percaya atau tidak, buat saya perkataan bg Hendra memang benar. Ternyata selama interaksi kami kurang lebih 2 tahun sudah cukup untuk bg Hendra untuk mengenal secara mendalam karakter saya. Biarpun diluar saya kelihatannya cool, tetapi saya tipikal orang yang sangat sensitif dan peka. Saya gampang terbawa emosi dari lingkungan ataupun dari diri sendiri. Mungkin hari ini ada yang melihat saya tertawa tetapi lusa sudah tidak melihat sedikit senyum pun karena sebuah hal. Saya juga sangat peka terhadap perasaan orang disekitar saya. Dari mimik wajah, cara berbicara, dan bahasa tubuh seseorang, saya bisa dengan cepat menerka kondisi emosinya dan terkaan saya biasanya tepat. Walaupun diluar karakter saya cenderung kalem dan kadang tanpa ekspresi, tp sebenarnya saya orang yang cenderung memakai feeling (intuisi) ketimbang logika. Disamping itu saya juga orang yang sangat teliti dalam bekerja dan mampu melihat hal-hal mendetail yang cenderung tidak dilihat orang.
Yeah, that's my melancholic side...

My Kolerik Side ( Turunan dr Mama Saya )
Anehnya, setelah duduk di bangku kuliah, tipe kolerik saya cenderung tidak kelihatan. Orang kolerik itu biasanya punya naluri memerintah, suka show-off, tidak suka diatur, ambisius, semangat pekerja keras, agak keras kepala dan terkesan sombong. Karakter-karakter seperti yang saya sebutkan sebelumnya adalah watak dominan saya sejak kecil hingga SMA.
Karakter kolerik saya dapat terlihat dari naluri saya yang ingin memerintah dan memimpin. It's born with me. It's in my DNA. Ketika masih SD hingga di tingkat SMA saya adalah anak yang selalu ingin jadi pusat perhatian, memerintah orang, selalu ingin tampil dan terdepan, selalu menjadi ketua kelas, ketua OSIS, ketua diberbagai kegiatan, ambisius dalam mengukir berbagai prestasi baik akademik maupun non-akademik.
That's all my kolerik side...

Tapi sejak duduk dibangku kuliah, karakter Kolerik saya tertutup oleh karakter Melankolik saya. Saya berubah menjadi orang yang tertutup, tidak seambisius dulu, agak kaku, cenderung menghindar dari kesempatan-kesempatan untuk menjadi pemimpin, tetapi juga berubah menjadi orang yang punya kepekaan, suka merenung, serius, dan sangat perfeksionis.

Perpaduan Kolerik-Melankolik
Perpaduan kedua sifat yang agak bertolak belakang tersebutlah yang membuat saya terkesan gampang berubah moodnya (moody). Mungkin hari ini saya bisa terlihat sangat ambisius dan penuh semangat, tetapi besok bisa saja saya kelihatan seperti orang yang patah semangat. Mungkin hari ini saya bisa terlihat sangat peka, tetapi mungkin saja besok saya terlihat arogan dan bossy. 
Buat saya, yang jauh lebih penting ialah mempertahankan kekonsistenan dalam usaha saya mewujudkan visi hidup. Kedua sisi kolerik dan melankolik dalam diri saya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya hanya harus memoles kelebihan-kelebihan dikedua tipe tersebut dan mengurangi kekurangan-kekurangannya sehingga saya bisa menjadi pribadi yang saya inginkan ; penuh semangat, pantang menyerah, punya empati yang tinggi, berjiwa pemimpin, bertanggung jawab dan bijaksana.

Thursday, March 22, 2012

Yusuf, Si Pemimpi

Dalam kitab perjanjian lama, nama Yusuf (buat saya) selalu berkolerasi dengan IMPIAN. Korelasi itu bukan tanpa sebab. Dalam Alkitab kita tahu, bagaimana Yusuf mendapatkan mimpi-mimpi besar yang diberikan oleh Allah tentang kehidupannya di masa yang akan datang.

Mimpi-mimpi yang didapatkan Yusuf tentang dirinya telah membuat orang tua dan saudara-saudaranya gusar. Dalam mimpinya, Yusuf akan menjadi orang yang besar diantara seluruh keluarganya. Bagaimana reaksi orang tuanya? Kira-kira seperti ini
"Nak, sudahlah, jangan bermimpi terlalu besar." atau mungkin "mimpimu terlalu mengada-ada"
Bagaimana reaksi saudara-saudaranya? Kira-kira seperti ini
"ini dia, si tukang pemimpi yang mengira dirinya adalah pusat semesta"

Bagaimana perasaan kita ketika mimpi-mimpi kita tidak didukung dan bahkan ditentang oleh banyak orang termasuk orang-orang terdekat anda sendiri? Yusuf tahu bagaimana rasanya dan dia pernah mengalaminya. Dia dikucilkan dan dibenci oleh saudara-saudaranya sendiri hanya karena memiliki impian yang terlalu besar dan mengada-ngada.

Selanjutnya, kita juga tahu bagaimana kehidupan Yusuf pasca mendapat mimpi-mimpi indah tersebut. Pada awalnya, mungkin Yusuf sempat berpikir bahwa realitas tidak seindah mimpi, dan bahkan jauh dari mimpi-mimpinya. Bagaimana tidak? Dia bermimpi menjadi orang yang besar, tetapi dia sempat hendak dibunuh oleh saudaranya, sebelum akhirnya dijual menjadi budak.
Sampai dititik itu Yusuf tentu bertanya-tanya, "bagaimana mungkin ini bisa terjadi?". Aku tidak bermimpi menjadi budak !"
Tetapi ternyata tidak cukup sampai disitu, Yusuf masuk dari kemalangan yang satu ke dalam kemalangan-kemalangan berikutnya. Setelah dijual menjadi budak, Yusuf difitnah hendak memperkosa majikannya, akhirnya dia dipenjara dan dilupakan.
Tetapi apakah mimpi Yusuf terbenam seiring dengan keadaan yang membenamkannya?
Saya pikir tidak. Mimpi itu, sekecil apapun yang tersisa, masih tersimpan dalam benak Yusuf. Entah mengapa dia masih yakin terhadap mimpi-mimpinya tersebut bahwa suatu saat keadaan akan berubah menjadi lebih baik dan amat sangat baik. Mungkin kemalangan-kemalangan ini hanyalah pengantarnya saja, pikirnya.

Dan Yusuf benar. Kekonsistenan Yusuf untuk menjaga mimpi dan takut akan Allah telah mengantarkan Yusuf menjadi "Perdana Menteri" di negara Mesir. Alkitab bahkan mencatat bahwa apa yang dikerjakan Yusuf selalu berhasil karena Tuhan menyertai dia.

Mimpi adalah motivasi
Perjuangan adalah implementasi, dan
Hidup harus menginspirasi

Berani bermimpi dan berlari kencang mengejar mimpi!


Saturday, March 17, 2012

Pikiran dan Tindakan

Kepercayaan saya terhadap pepatah "Pikiran akan menuai tindakan" goyah seketika ketika saya memikirkan kebenaran bahwa "tindakan juga akan mempengaruhi pikiran".

Pepatah "pikiran akan menuai tindakan" sangat masuk akal ketika kita (misalnya) berpikir bahwa kita adalah orang yang tidak jago berpidato. Akibatnya kita menuai tindakan sebagai produk dari pemikiran tersebut. Tindakan kita yang mungkin terjadi adalah kita berpidato dengan terbata-bata, gugup, dan dengan gesture yang kikuk.

Tetapi ternyata saya memikirkan bahwa "tindakan juga akan menuai pikiran". Dan ini sangat cocok diterapkan jika kita ingin memusnahkan pikiran-pikiran yang merusak. Contoh katakanlah Togar sedang mengalami kemalangan. Dia begitu bersedih. Terlihat murung. Dalam pikirannya dia merasa bahwa kesedihannya amat sangat dalam. Pikirannya kalut.

Tetapi Togar ingin memusnahkan pikiran-pikiran itu. Dia tidak ingin lagi larut dalam kesedihan. Dia menelepon teman-temanya dan pergi berkumpul dengan mereka. Mereka bermain futsal siang hari lalu berkaraoke ria di malam hari.  Didepan teman-temannya dia berpura-pura bertindak bahwa dia tidak sedang dalam kesedihan. Awalnya dia memaksakan diri untuk ngobrol dan tertawa bersama teman-temannya. Tindakannya melawan apa yang ada dipikirannya sebelumnya. Alhasil tindakan Togar itu menuai pikiran baru. Pikirannya sudah lebih longgar dan tidak memikirkan kesedihannya lagi. Dengan mengamati wajah, sikap, dan suara teman-teman nya ketika Togar bermain dan berkaraoke dengan meraka, tanpa sadar Togar meniru reaksi mereka. Togar sadar atau tidak sadar akan menyamakan gerakan, sikap, dan nada suaranya dengan teman-temannya ketika bermain bola dan berkaraoke.

Setiap kali kita berpura-pura memiliki pikiran positif (biarpun nyatanya kita sedang berpikir negatif) dan mewujudkannya dalam tindakan, emosi kita pun akan terpicu menciptakan dan menguatkan pikiran yang ingin kita tanamkan.

Para ilmuwan berpendapat bahwa kita dapat mengondisikan diri untuk melakukan tindakan yang memicu pola kimiawi tertentu dalam otak yang akan berpengaruh pada pikiran kita secara positif.
Think Positive
Act Positive
And keep Running..

Thursday, March 15, 2012

Selamat Berjuang, Jangan Lihat Ke Belakang

Hari ini saya membaca kitab Kejadian 19 : 1-26. Kisah ini menceritakan bagaimana Allah dalam kemurkaannya memusnahkan kota yang penuh dosa, Sodom dan Gomora. Ya... semuanya musnah dan tidak ada yang tersisa kecuali Lot dan keluarganya.

Bagian yang menarik buat saya adalah ini :

Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; JANGANLAH MENOLEH KE BELAKANG, dan JANGANLAH BERHENTI di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." (Ayat 17)
Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. (Ayat 26)
Kisah tentang Lot dan keluarganya yang harus meninggalkan Sodom dan Gomorah setelah kota itu dikutuk Tuhan dengan cara membakarnya memberikan pelajaran penting buat saya. Tuhan berkata kepada Lot agar mereka meninggalkan kota itu, berjalan terus dan tidak boleh menoleh ke belakang. Namun dikisahkan kemudian, karena tak dapat merelakan kejayaan masa lalu , sang istri mengabaikan larangan itu. Ia menoleh ke belakang. Dan, jadilah tubuhnya membeku menjadi patung. 

Bagi saya, kisah Lot ini mengajarkan arti sebuah TOTALITAS. Ketika anda telah memutuskan untuk maju dan sudah menimbang segala konsekuensinya (resikonya), anda tidak boleh lagi melihat ke belakang. Apalagi mundur. Sekali sebuah langkah diambil, tidak ada alasan untuk berpikir mundur lagi. Once you decided it, you must follow it! 

Setiap orang pasti punya tujuan hidup masing-masing. Saya.. dan saya yakin setiap orang jg punya kerinduan untuk meninggalkan legacy hidupnya yang bisa menjadi panutan dan inspirasi buat generasi yang akan datang.  Untuk meninggalkan legacy yang baik, butuh Totalitas. Fokus pada tujuan, menjaga konsistensi, dan TIDAK MENOLEH KE BELAKANG..

Selamat Berjuang, Berlari Kencang, Jangan Lihat Ke Belakang!

Kapal sudah dibakar

Di pulau emas ini..

Kapal sudah dibakar
Tidak terpikirkan untuk menoleh ke kanan
Tidak terpikirkan untuk menoleh ke kiri
Tidak terpikirkan untuk menoleh ke belakang
Yang hanyalah pandangan lurus kedepan

Kapal sudah dibakar
Tidak ada lagi pilihan untuk mundur
Tidak ada lagi pilihan untuk menyerah
Kita musnah atau kita berjaya

Hari ini, ya hari ini
Kapal sudah dibakar
Bekal makanan sudah dimusnahkan
Yang tersisa hanyalah senjata perang dan sebuah tekad..
Berperang atau mati
Berjaya atau musnah 
Di pulau emas ini

Kapal sudah dibakar
Lupakan semua kemenangan-kemenangan dipulau terdahulu
Pusatkan pikiran, dan hanya pikirkan bagaimana menang dalam pertarungan

Kapal sudah dibakar
Seluruh potensi harus dikeluarkan
Seluruh kekuatan harus dikerahkan
Kita terdesak untuk menang

Kapal sudah dibakar
Tetapi upah yang akan didapat dari kemenangan ini amat besar
Jika kita berjaya menaklukkan pulau emas ini
Kita akan berpesta
Dan akan segera pensiun

Tapi sebelum saatnya tiba
Mari maju berperang
Mundur bukan pilihan
Menyerah apalagi
Satu-satunya hanyalah berperang

Kapal sudah dibakar
Kemenangan bukan pilihan
Tetapi sebuah keharusan
Kita mati atau kita menang

Di pulau emas ini..
Kapal sudah dibakar

 
Sometimes for a greater good, sacrifices must be made (Prince of Egypt)

Monday, March 12, 2012

O Tao Toba

O Tao Toba

Angka dolok na timbo
do manghaliangi ho
o tao toba na uli
tapianmu na tio i tongtong
di bahen ho dalan lao tu pulomi

hauma na tung bolak
adaran na pe lomak
di pangisi ni luat mi
pinahan na pe rarak
pandaraman pe bahat
nahumaliang topi mi

Reff:
O tao toba
raja ni sude na tao
tao na samurung na lumobi ulimi
molo huida rupami sian na dao
tudos tu intan do denggan jala uli

barita ni hinaulim di tano on
umpama ni hinajogim di portibi on
mambahen masihol saluhut ni nasa bangso
mamereng ho o ta... o toba na uli..

Terjemahan nya kira-kira begini :

Setiap bukit-bukit yang tinggi
Mengelilingi dirimu
O Danau Toba yang indah
Air mu yang jernih itu selalu
Engkau buat sebagai cara untuk mengundang orang

Hamparan sawah yang luas
Dan tanaman-tanaman yang subur
Mengisi lembah mu itu
Hewan-hewan ternak pun berhamparan
Pandaraman nya pun banyak

O Danau Toba
Rajanya semua danau
Danau yang sangat indah, keindahanmu melebihi yang lainnya
Kalau aku melihat wajahmu dari jauh
Seperti berlian indahnya
Kabar keindahanmu ditempat ini
Telah terdengar kesemua tempat didunia ini
Membuat semua bangsa selalu rindu
Melihatmu, O Danau Toba yang indah


Lagu "O Tao Toba" diatas adalah lagu yang sudah lama tidak saya dengarkan lagi semenjak tinggal di bumi Parahyangan ini. Kalau di "huta" saya sering mendengar lagu ini. Tetapi entah mengapa, setelah saya merantau di tanah orang, saya jadi merinding kala mendengar lagu "O Tao Toba" ini. Liriknya dan alunan musiknya mampu menghanyutkan saya ke "alam rindu". Betul, ketika saya mendengar lagi lagu ini, saya rindu untuk pulang kampung, "mulak tu huta". 

Bagi putra Tapanuli asli (besar disana) seperti saya yang sudah cukup banyak menjalani kota-kota dan tempat-tempat wisata, sungguh saya tidak bisa menemukan tempat yang seindah Danau Toba. Memang benar kata lagu tersebut "Danau Toba, Raja nya semua danau

Friday, March 9, 2012

Cerpen : Gaji papa berapa



Gaji Papa Berapa?


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

 "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,

Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan

Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,

"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan

Copas dari grup PMK OH

Kuliah Umum Menteri ESDM Bapak Jero Wacik



Sabtu, 3 Maret 2012 bertempat di salah satu bangunan sakral di ITB, Aula Barat, Menteri ESDM, Bapak Jero Wacik hadir untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa dan civitas akademik ITB. Kuliah umum (yang disebut Studium General) ini merupakan kuliah pilihan berbobot 2 sks yang bisa diambil oleh semua mahasiswa S1 ITB. Kuliah ini menghadirkan para dosen-dosen tamu yang punya jabatan dan peran strategis di negara ini dan ditujukan untuk memotivasi dan menambah wawasan keilmuan para mahasiswa.

Pertemuan pertama kuliah Studium Generale ini mengundang Bapak Jero Wacik sebagai dosen tamu yang memberikan kuliah tentang Leadership dan Membangun Ketahanan Energi Nasional. Kuliah yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini telah banyak memberikan motivasi dan wawasan buat saya. Dan berikut adalah resume kuliah beliau yang saya catat dan saya tangkap..

Bapak Jero Wacik memberikan motivasi kepada para hadirin dengan bercerita tentang pengalaman hidupnya.  Pada tahun 1970, Bapak Jero Wacik, anak miskin dari pulau Dewata ini berhasil lulus masuk Teknik Mesin ITB. Saat itu beliau memang sangat bercita-cita untuk masuk ITB. Alasan beliau berniat masuk ITB dimulai dari sebuah kisah ketika Bapak Jero Wacik masih duduk di bangku kelas 4 SD. Waktu itu Bapak Presiden Ir.Soekarno datang kedaerah Bali. Bapak Jero Wacik dan 49 anak SD lainnya mendapat kesempatan emas untuk bersalaman dengan Paduka, Pahlawan Besar Revolusi, Bapak Ir.Soekarno. Ketika bersalaman dengan beliau, sambil mengelus-elus kepalanya, Ir.Soekarno berpesan "Rajin-rajin belajar ya".

Peristiwa bersalaman dengan orang sebesar Ir.Soekarno itu ternyata yang menjadi motivasi terbesar Bapak Jero Wacik untuk suatu saat menjadi orang besar seperti beliau. Bapak Jero Wacik pun mulai mencari tau tentang profil Ir.Soekarno dan mengetahui bahwa ternyata Ir.Soekarno adalah lulusan ITB. Sejak saat itulah beliau bertekad harus bisa masuk ITB.

Keinginan itu akhirnya terwujud. Beliau berhasil lulus masuk ITB. Memang Bapak Jero Wacik sudah dikenal sebagai anak yang cerdas dan rajin selama di sekolah. Beliau selalu berhasil meraih rangking dikelasnya. Karena kecerdasan dan ketekunan beliau jugalah yang mengantarkannya masuk ke kampus Ganesha ini. Tetapi biarpun sudah berhasil diterima di ITB, bapak Jero Wacik masih harus bergumul dengan masalah biaya hidup selama di Bandung. Pada masa itu, Bali dan Bandung adalah jarak yang jauh. Datang ke kota Bandung dari pelosok Bali bagaikan memasuki "dunia baru" bagi beliau saat itu. Tetapi bermodalkan kemauan keras dan kemampuannya, beliau tetap kukuh ingin melanjutkan studi di ITB demi mewujudkan mimpi masa kecilnya ketika duduk di kelas 4 SD dulu.

Ketika masuk ITB, seperti biasa beliau mengalami masa orientasi (Ospek) kala itu. Mereka harus merangkak masuk ke gerbang ITB. Di depan gerbang ITB sudah terpampang tulisan besar "SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI TERBAIK BANGSA". Membaca tulisan itu membuat beliau semakin terpacu semangatnya untuk belajar sebaik-baiknya dan berkontribusi buat orang banyak, buat negara ini. Ketika menceritakan kisah ini, terlihat mata beliau berkaca-kaca dan ada rasa haru dalam kalimat-kalimatnya.

Beliau berkata "Jadi menteri yang bikin saya kerja keras adalah ITB". Hal itu dikatakan beliau karena beliau ingin menjaga nama baik almamater ITB. Sebagai putra-putri terbaik bangsa yang berada dikampus terbaik ITB, bapak Jero Wacik ingin ikut andil memberikan kontribusi buat negara. "seluruh hidup saya akan membawa nama ITB dalam hidup saya" kata beliau menambahkan. Sungguh kecintaan terhadap almamater yang begitu besar dalam diri Bapak Jero Wacik yang juga pernah menjabat sebagai pengurus Ikatan Alumni ITB selama 3 periode (15 tahun).

Masuk ITB tahun 1970 dan diperhadapkan dengan masalah biaya kuliah dan biaya hidup yang sangat minim ternyata tidak membuat Jero Wacik muda patah semangat. Karena punya kemauan keras dan kemampuan, punya WILL dan punya SKILL, beliau memutar otak untuk berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang guna membiayai kuliah dan hidupnya sehari-hari di kota Bandung. Akhirnya bermacam-macam cara pun dilakukan beliau guna mendapatkan uang. Tentunya dengan cara yang halal. Beliau bahkan pernah menjadi kernek bus "Wahyu" jurusan Bandung-Sukabumi-Garut. Beliau juga pernah memberikan les privat dan mengajar di bimbingan tes.

Ketika mengajar di bimbingan tes, beliau juga menulis dikat Matematika dan Fisika untuk SMA. Belakangan diktat tersebut dicetak menjadi buku yang kemudian dijual hingga ke luar Pulau Jawa waktu itu. Buku karya Bapak Jero Wacik saat itu adalah buku pertama yang dicetak oleh perusahaan percetakan Ganesa Exact kala itu. Dan saat ini perusahaan Ganesa Exact sudah menjadi salah satu perusahaan percetakan yang besar. Ketika menceritakan bagian ini Pak Jero Wacik membuat jokes bahwa bukan tidak mungkin kalau ada siswa yang berhasil lulus masuk ITB pada tahun 80 an, itu karena buku yang ditulis oleh beliau saat itu. Mendengar perkataan beliau, sontak para hadirin tertawa. Pak Jero Wacik memang punya sense of humor yang bagus menurut saya sehingga mampu membuat para pendengar tidak bosan mendengarkan beliau berbicara :). Mengajar les privat dan mengajar di bimbingan tes untuk pelajaran Matematika dan Fisika ternyata membuat pak Jero Wacik menjadi ahlinya Matematika dan Fisika. Dan itu sangat membantu beliau dalam memahami pelajarannya di Teknik Mesin ITB. "Cara belajar yang terbaik adalah dengan mengajar" kata beliau menambahkan. Selain mendapatkan honor dan popularitas semasa mengajar bimbingan, pak Jero Wacik juga bertemu gadis pujaan hatinya yang kelak akan menjadi istri beliau.

Semasa berkuliah, pak Jero Wacik yang giat mencari biaya hidup dan kuliah juga aktif dalam berorganisasi. Hal ini membuat beliau banyak dikenal oleh orang karena hal-hal positif yang beliau lakukan. Beliau tercatat sebagai pendiri dan ketua Maha Gotra Ganesha ITB yang merupakan unit kebudayaan Bali. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin ITB tahun 1973. Dari kesibukan mengajar dan berorganisasi tersebutlah softskill beliau seperti Leadership, Public Speaking, dll semakin terasah. Kelak softskill ini akan berguna dalam keberlangsungan karir beliau hingga sekarang. Hal yang menarik ialah ketika beliau memberikan ceramah dalam kapasitas sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Mesin kala itu kepada mahasiswa mesin angkatan 73. Kala itu, diantara mahasiswa Mesin 73 yang diceramahi beliau terdapat nama Hatta Rajasa dan Kusmayanto yang kelak dua-duanya menjadi menteri. "dua orang yang saya ceramahi akhirnya menjadi menteri. Jadi bersiap-siaplah, diruangan ini pun pasti ada yang bakal jadi menteri kelak " kata Pak Jero Wacik yang segera disambuk oleh tawa para hadirin. Dalam hati saya berharap saya lah orangnya. Hehehe..

Memang, kampus ITB sudah dikenal sebagai pencetak dua orang presiden Republik Indonesia dan ratusan menteri yang pernah menjabat juga adalah jebolan ITB. Bahkan pernah semasa kepemimpinan pak Harto, 11 orang menterinya adalah lulusan ITB. Di masa SBY-Budiyono ini saja ada 6 orang menteri dari ITB. "jadi kemajuan negara ini sedikit banyaknya ada ditangan mahasiswa ITB" kata pak Jero kemudian.

Dalam ceramah beliau pada tahun 1973 kepada mahasiswa mesin 1973 kala itu, pak Jero Wacik sudah memperkenalkan konsep Trilogi Sukses ala beliau yang murni muncul dari pengalaman beliau sendiri.
1. Kemauan Keras (WILL).
Dengan semua keterbatasan dana dan informasi kala itu, tidak membuat pak Jero Wacik menyerah. Dengan WILL yang keras beliau berhasil menerobos semua rintangan karena tekad "saya harus sekolah", tekad untuk maju.
2. Bakat (SKILL). Pak Jero Wacik sejak kecil memang dikenal sebagai anak yang pintar dan berprestasi. Hal itu tentu menjadi modal berharga untuk meraih kesuksesan plus kemauan kuat beliau.
3. Modal. Modal itu penting tetapi bukan yang utama. Ketika beliau mengalami keterbatasan dana untuk melanjutkan sekolah, WILL dan SKILL beliau lah yang berperan hingga akhirnya beliau bisa mendapatkan dana untuk meneruskan sekolahnya.

Selain itu, dalam kuliah Studium Generale ini pak Jero Wacik juga memberikan konsep Catur Darma Jewe yaitu apa yang harus dikerjakan selagi mahasiswa :
1. Studi.
Hal ini tentu yang menjadi nomor satu dalam peran kita sebagai mahasiswa
2. Organisasi
Selain mengasah kemampuan akademik, mahasiswa juga harus mengasah kemampuan soft skill melalui keikutsertaan di organisasi. Dengan terlibat di organisasi kita bisa belajar berkomunikasi, belajar memimpin dan belajar memanajemen suatu kegiatan.
3. Cinta
Sayang sekali jika masa-masa kuliah dilewatkan hanya untuk aktivitas studi dan organisasi. Padahal masa kuliah adalah masa yang baik untuk mencari pasangan hidup. Mengapa? Menurut pengalaman pak Jero Wacik, jika seseorang wanita mau menjalin hubungan dengan seorang pria ketika pria itu belum memiliki penghasilan apa-apa (masih berstatus mahasiswa), maka itu tentulah murni karena cinta yang tulus. Berbeda halnya jika seorang wanita mau menjalin hubungan dengan seorang pria yang sudah punya jabatan dan sudah terkenal. Intinya, menurut Pak Jero Wacik, ini bisa membedakan mana yang benar-benar cinta dan mana yang "matre".
4. Wirausaha
Sejak mahasiswa, karakter wirausaha harus dipupuk. Karena jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit. Wirausaha yang paling cocok untuk ditekuni oleh mahasiswa ITB tentunya berbasis teknologi (Technopreneurship)

Itulah beberapa pesan yang dapat saya tangkap dari kuliah umum yang diberikan pak Jero Wacik.


Harry Panjaitan
Menteri ESDM*

in progress

Wednesday, March 7, 2012

Puncak dan Lembah

Hari ini, iseng-iseng saya mengetik kata "penyakit jantung" pada situs Google. Lalu saya pilih tab gambar untuk melihat hasil pencarian. Dan saya mendapatkan gambar ini :


Kita semua tentu tahu bahwa gambar diatas adalah gambar denyut jantung manusia yang ditunjukkan oleh sebuah alat kedokteran. Ketika melihat gambar itu saya tersadar bahwa gambar denyut jantung manusia yang masih hidup itu menunjukkan adanya "puncak" dan "lembah".

Lalu saya tertegun selama beberapa waktu. Saya berpikir bahwa sama seperti detak jantung kita, selama hidup selalu ada saat-saat dimana kita berada dipuncak dan ada saat dimana kita berada dilembah. Ada saat dimana semua berjalan dengan lancar dan ada saat dimana terjadi masa-masa sukar. Ada saat dimana kita merasakan bahagia dan sukacita dan ada saat dimana kita bersedih dan berduka. Itu semua sungguh adalah "tanda-tanda" kehidupan kita sama seperti denyut jantung kita yang berdetak.

Tentu berbeda dengan detak jantung orang yang sudah mati. Grafiknya hanya akan berupa garis lurus. Tidak ada lembah dan tidak ada puncak. Oleh karena itu, selama jantung kita masih berdetak, kita akan selalu berhadapan dengan "puncak" dan "lembah" kita masing-masing. Bersyukurlah baik ketika berada dipuncak maupuun dilembah karena itulah tanda kita masih hidup. Satu lagi hari baru yang diberikan Tuhan untuk kita sesungguhnya menunjukkan bahwa tugas dan misi kita dibumi ini belum selesai. Selagi jantung kita masih berdetak mari berikan yang terbaik. Hingga saatnya nanti detak jantung kita berhenti dan tugas kita di bumi sudah selesai, kita bisa meninggalkan dunia ini dengan damai dan bahagia.

Harry Panjaitan

Handle With Care

We live in a society that's overrun with warning labels. From disclaimers on pills, to "use by" dates on soup cans, to danger signs on chain saws, warning labels draw our attention to impending hazards. Recently I received a box with a precious gift inside. The sender had attached a big red sticker to the package that said "FRAGILE : HANDLE WITH CARE". When I think about life and its fragility, I wonder if we shouldnt all wear one of those red stickers.

It is not a good idea to cruise through life thinking that we are invincible and that everything is going to be just fine only to discover that we are far more fragile than we thought. It takes only a call from doctor telling us that we hace a life-threatening disease, or the swerve of a careless driver in front of us to remind us that life is extremely uncertain. There are no guarantees! None of us can be certain of another breath. So the psalmist has an important piece of advice.. a warning label of sort : "teach us to number our days, that we may gain a heart of wisdom".(Psalm 90:12)

Let us choose to live as though this were our last moment on earth by loving more deeply, forgiving more readily, giving more generously, and speaking more kindly. That is how to handle life with care :D

March 7, 2012
Our Daily Bread

Tuesday, March 6, 2012

Konversi Bahan Bakar Minyak ke Gas

Menurut pemahaman saya, setidaknya ada dua alasan utama mengapa isu konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) perlu terus digalakkan dan kemudian diimplementasikan. Alasan pertama ialah adanya komitmen negara Indonesia terhadap pengurangan emisi gas pada efek rumah kaca berdasarkan komitmen yang ditandatangani pada G20 Leaders Summit 25 September 2009, di Pittsburgh, Amerika Serikat dan alasan yang kedua adalah karena konversi (diversifikasi) BBM ke BBG akan sangat menghemat APBN.

Melalui pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam G20 Leaders Summit 25 September 2009, di Pittsburgh, Amerika Serikat, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi  gas rumah kacanya setidaknya 26 % (business as usual) atau 41 % (dengan bantuan internasional) dari skenario normal pada tahun 2020. Sebagai langkah tindak lanjut, disusun roadmap penurunan emisi GRK per sektor termasuk sektor energi. Dalam roadmap tersebut sektor energi dan transportasi diberikan tugas untuk menurunkan emisi GRK sebesar 5% dari skenario 26%.

Sepanjang tahun 2011, pemerintah melalui APBN menggelontarkan biaya sebesar 165 Triliun Rupiah untuk subsidi BBM. Dari 165 Triliun tersebut, kira-kira sebesar 90 Triliun dipakai untuk pembangkit listrik yang memakai BBM. Hal itu disebabkan oleh harga produksi listrik dengan memakai minyak (diesel) adalah Rp 4.796/kWh, sementara harga jual listrik domestik hanya sebesar Rp 656/kWh. Selisih antara harga produksi dan harga jual ini tentu sangat besar sekali sehingga tidak heran pemakaian subsidi untuk listrik mencapai 90 triliun rupiah. Oleh karena itu, disatu sisi, penggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik harus dikurangi. 

Memang dari sektor ketenagalistrikan, saat ini pembangkit listrik di Indonesia  masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Harga produksi listrik dengan memakai batubara/gas memang jauh lebih murah dibandingkan dengan memakai minyak. Harga produksi listrik batubara/gas berkisar antara Rp 622/kWh. Tetapi daerah yang masih mengalami kekurangan daya listrik seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, pembangkit listriknya masih menggunakan BBM, yang dalam komponen biaya pembangkitan masih merupakan komponen terbesar. Memang dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasioanl (RUKN) 2010-2030, dalam kurun 20 tahun ke depan Indonesia memerlukan tambahan tenaga listrik kumulatif sebesar 172 GW. Dari jumlah itu, 82% (sekitar 142 GW) diantaranya adalah untuk memenuhi kebutuhan Jawa-Madura-Bali (JAMALI).  Tambahan kapasitas PLTU Batubara mencapai pangsa sekitar 79% atau mendominasi dengan total penambahan kapasitas sebesar 116,4 GW. Tambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 3,8 GW. Hal ini tentu menunjukkan bahwa pemerintah telah merencanakan untuk menambah pembangkit listrik tenaga batubara/gas, sehingga pemakaian BBM bisa dikurangi.


Pemakaian BBM untuk transportasi tentu saja membutuhkan subsidi. Saat ini harga bensin/solar per liter nya adalah berada pada harga Rp 4.500/liter. Jika dibandingkan dengan harga-harga bensin di negara-negara berikut, harga bensin/solar di Indonesia masih masuk dalam kategori murah.
India, Brazil : Rp 14.000/liter
Cina : Rp 9.000/liter

Harga bensin/solar di Indonesia ini memang mengikuti harga bensin di negara-negara kaya minyak (seperti Iran ataupun Uni Eminat Arab). Menurut Wamen ESDM Widjajono, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) murah sekali akan menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah hanya untuk subsidi BBM. Padahal Indonesia bukanlah negara kaya minyak. 
Menurut wakil menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo berdasarkan data dari ESDM 2011, Indonesia

memproduksi minyak sebesar 345 juta barel, 
mengekspor minyak mentah sebesar 130 juta barel, 
mengimpor minyak mentah sebesar 103 juta barel dan BBM sebesar 124 juta barel pada tahun 2010, 
dan mengkonsumsi 423 barel. 
Terdapat defisit sebesar 97 juta barel per tahun. 
Cadangan minyak hanya 3,7 miliar barel atau 0,3% cadangan minyak dunia. 

Sehingga sebagai Negara net importer minyak dan yang tidak memiliki cadangan minyak yang banyak, tidak bijaksana apabila Indonesia mengikuti harga BBM murah di negara yang cadangan minyak dan produksi minyaknya melimpah seperti Iran, Arab Saudi, atau Nigeria.

Eksport minyak mentah adalah hal yang tidak bisa dihindari biarpun kebutuhan dalam negeri masih kurang. Karena eksport minyak mentah adalah bagian dari kontrak dengan para kontraktor minyak yang mengelola wilayah kerja pengeboran minyak.

Karena kita bukan kaya minyak, maka kita harus beralih dari penggunaan minyak ke penggunaan gas baik di sektor ketenagalistrikan maupun sektor transportasi. Apabila kita berhasil mengurangi pemakaian BBM maka kita bisa memperoleh dana untuk pembangunan infrastruktur lainnya. Untuk sektor transportasi, konversi BBM ke BBG adalah cara yang harus dilakukan untuk menguranginya. Salah satu caranya ialah dengan memakai alat yang bernama Converter Kit pada kendaraan bermotor. 

Produk converter kit yang akan digunakan nantinya terbagi dua bagian yaitu tabung dan kit. Tabung nantinya akan digunakan untuk menyimpan gas yang diletakkan di bagasi mobil. Sementara, kit dipasang di bagian mesin mobil. Nantinya walaupun sudah menggunakan bahan bakar gas, kendaraan masih memerlukan bahan bakar mesin untuk proses menyalakan mesin. Start-nya memakai BBM, nanti diatur oleh komputer (chip) dan beberapa detik kemudian pindah ke gas.

Chip ini akan mengatur konsumsi BBG dan BBM di dalam mesin. Sebagai contoh, jika terjadi masalah pada kit atau gas telah habis, chip secara otomatis mengalihkan konsumsi ke BBM. Pada peralatan converter kit ini, pemerintah nantinya juga akan melengkapi dengan sebuah Radio Frequentcy Identification (RFID) yang terkontrol secara terpusat. Alat RFID ini akan mengontrol dan melaporkan penggunaan gas dari sebuah mobil yang telah dipasangi converter kit.

Untuk mensukseskan program konversi gas untuk kendaraan bermotor ini tentunya dibutuhkan kerjasama dan koordinasi khususnya dari semua kementrian terkait dan juga dari semua pihak pada umumnya. Pasokan gas dalam negeri harus dijaga, penyiapan infrastruktur yang baik (jalan, jaringan pipa gas, SPBG, kualitas angkutan umum,dsb), perakitan dan manufakturing Converter Kit dengan harga yang terjangkau dan menguntungkan dan , sosialisasi kepada masyarakat, pemberian insentif pengguna BBG, dll.

Hal penting lainnya untuk mendukung program ini ialah membuat peraturan untuk kedepannya agar setiap kendaraan bermotor yang diimpor dari luar negeri harus sudah terpasang Converter Kit sehingga konsumen tidak direpotkan lagi.

Harry Panjaitan
Menteri ESDM*

in progress

Singa Yang Terluka

Seekor singa bertarung
Dengan sekelompok hyena yang mengerubung
Satu singa lawan sepuluh hyena

Si Raja Hutan lawan satu hyena bukan masalah
Lima hyena juga bisa diremukkannya
Tapi lawan sepuluh ekor apakah sang singa bisa bertahan?

Para hyena hanya ingin singa pergi dari kawasannya sendiri
Para hyena ingin menjajah daerahnya
Tidak perlu ada perlawanan kalau si Raja Hutan menyerah
Tapi menyerah tidak ada dalam kamusnya

Tidak ada kata lari dalam hati seekor singa
Maju bertarung bukan pilihan tapi keharusan
Lebih baik mati sebagai pemberani
Daripada hidup sebagai pengecut

Ini soal harga diri seekor singa
Yang dijaga sampai mati
Hyena mungkin bisa mengambil apa saja dari diri si Raja Hutan
kecuali..
kecuali Harga Dirinya.. (dignity)

Pertarungan terjadi
Satu Singa lawan sepuluh hyena
Tenaga singa sudah habis
Hanya semangat yang membuatnya bertahan

Satu persatu luka mulai didapatkan sang singa
Cakaran dan gigitan hyena telah melukai sekujur tubuhnya
Tapi beberapa ekor hyena juga sudah ditumbangkannya
Pertarungan terus berlanjut
Hingga akhirnya semua hyena bisa ditumbangkannya
Ada yang mati dan ada yang melarikan diri

Hyena bisa ditaklukkan
tapi mungkin besok tantangan baru akan muncul lagi
mungkin dengan wujud yang berbeda

Sang singa yang terluka memilih masuk gua
Sebelum dia bergabung dengan kelompoknya
Lukanya harus sembuh dulu
Sang singa yang terluka
Tidak ingin lukanya dilihat singa-singa lain
Sang singa ingin tampil perkasa didepan kawanannya

Biarlah lukanya disimpan sendiri

Thursday, March 1, 2012

Semua karena Anugerah

Bukan karna kebaikanku
Bukan karna fasih lidahku
Bukan karna kekayaanku
Ku dipilih ku dipanggilnya

Bukan karna kecakapanku
Bukan karna baik rupaku
Bukan karna kelebihanku
Ku dipanggil ku dipakaiNya
Bila aku dapat itu karenaNya
Bila aku punya semua dari padaNya

Semua karna anugerahNya
DibrikanNya pada kita
Semua anugrahNya bagi kita
Bila kita dipakainya

Lagu diatas pertama kali saya dengarkan di PMK OH. Lagu dengan lirik yang sangat bagus. Salah satu lagu favorit saya. Tidak ada yang kita miliki yang tidak kita terima dari Nya. Semua hanya karena anugerah.