Friday, December 30, 2011

Flash of Mind II

Flash of Mind : Lesatan pikiran. Sesuatu yg melintas dalam pikiran secara tiba-tiba.

Pertama : Saya jadi berpikir, jika iman Kristen adalah sesuatu yang dikarang-karang oleh para manusia di zaman dulu, seharusnya mereka bisa membuat iman Kristen menjadi lebih mudah dan masuk akal sehingga bisa diterima oleh siapapun. Tetapi saya menemukan ternyata tidak demikian. Iman Kristen tidak berasal dari hikmat manusia. Banyak hal yang diajarkan oleh iman Kristen yang akan sulit oleh diterima oleh orang-orang. Mau bukti? Lihat saja banyak nya keberatan-keberatan tentang  mengasihi musuh, jika ditampar pipi kanan berikan pipi kiri, jika dipaksa berjalan satu mil, berjalan lah sejauh dua mil, Allah yang menjadi manusia, Yesus yang lahir dari seorang perawan di kandang yang hina, Doktrin Trinitas, dll. Iman Kristen tidak bisa menyaingi kesederhanaan dan kemasuk-akalan dari orang-orang yang menciptakan agama.

Kedua : Tentang cinta muda-mudi Saya setuju dengan ulasan C.S Lewis dalam bukunya Mere Christianity tentang perasaan yang berbunga-bunga ketika jatuh cinta. Saya juga pernah mengalaminya dan penjelasan Lewis tentang hal ini masuk akal.  Berikut ulasan Lewis tentang getaran hati :
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam bidang kehidupan yang satu ini (cinta), seperti halnya dalam setiap bidang kehidupan lainnya, getaran hati muncul pada awalnya dan tidak bertahan lama. Jenis getaran hati yang dirasakan oleh seorang anak laki-laki saat pertama kali membayangkan dirinya bisa terbang tidak akan terus bertahan ketika ia sudah memasuki Angkatan Udara. Getaran dan sedang benar-benar belajar terbang. Getaran hati yang anda rasakan saat pertama kali melihat tempat-tempat yang sangat indah memudar ketika anda benar-benar pergi untuk tinggal disitu. Apakah ini berarti akan lebih baik untuk belajar terbang dan tidak tinggal di tempat indah itu? Sama sekali tidak. Dalam kedua kasus itu, jika anda menjalaninya, padamnya getaran hati yang pertama akan digantikan dengan ketertarikan yang lebih tenang dan lebih bertahan lama.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memang, orang mendapat kesan dari buku-buku,film,majalah,atau apapun bahwa jika kita telah menikahi orang yang tepat kita bisa berharap untuk terus dilanda asmara selamanya. Akibatnya ketika kita mendapati bahwa kita tidak mengalaminya, kita berpikir hal ini membuktikan bahwa kita telah membuat kesalahan dan berharap untuk mengubahnya.

Lagipula siapa yang sanggup untuk hidup dalam perasaan berbunga-bunga yang seperti itu bahkan untuk lima tahun saja? Apa yang terjadi dengan pekerjaan kita, nafsu makan kita, tidur kita, persahabatan kita? Ketika kita dalam perasaan berbunga-bunga pikiran kita pasti selalu tertuju dengan orang yang kita sukai dan itu berpengaruh terhadap pekerjaan, nafsu makan, tidur, persahabatan dengan yang lain. Saya pernah mengalami hal itu dan saya rasa kebanyakan orang juga seperti itu.

Tetapi tentunya berhenti dilanda asmara tidak berarti berhenti mencintai. Buat saya mencintai adalah sebuah keputusan yang kita ambil yang diikat oleh komitmen. Dan ketika kita berbica komitmen maka dalam hal suka ataupun duka kita tetap menjalaninya. Kita bisa mencintai satu dengan yang lain bahkan pada saat kita tidak saling menyukai sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri bahkan ketika kita tidak menyukai diri kita.
C.S Lewis lagi-lagi mengatakannya dengan sangat baik :
Diatas cinta mesin pernikahan dijalankan, dilanda asmara adalah ledakan yang memulainya
Sebenarnya pembahasan ini akan membawa kita lebih jauh ke dalam topik pernikahan. Saya sebenarnya tidak nyaman untuk menuliskan ini karena saya belum pernah menikah dan bahkan belum pernah menjalin asmara dengan gadis manapun. Tapi biarkan saya menyampaikan sedikit pendapat saya tentang pernikahan, khususnya pernikahan Kristen.

Kekristenan adalah satu-satunya kepercayaan yang mengagungkan pernikahan lebih daripada agama apapun. Ini bukan tanpa alasan. Hal ini terlihat jelas ketika Alkitab mengatakan bahwa relasi antara Allah dan umatNya adalah sama seperti relasi dalam pernikahan. Digambarkan bahwa Kristus adalah mempelai pria dan jemaat adalah mempelai wanita. Oleh karena Allah tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan umatNya seburuk apapun umatNya, maka hal itu memberikan petunjuk kepada kita perihal pernikahan Kristen.

Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa bahwa pria dan wanita akan menjadi satu daging dalam ikatan pernikahan. Mereka yang sudah dipersatukan Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Inilah yang menjadi alasan mengapa iman Kristen melarang keras poligami dengan alasan apapun kecuali maut yang memisahkan. Itulah sebabnya tidak boleh ada perceraian dalam pernikahan Kristen. Karena Allah sendiri tidak pernah meninggalkan umat Nya dalam kondisi apapun.

Saya pernah sedikit menyinggung hal ini dalam tulisan saya sebelumnya disini

Tuesday, December 27, 2011

Buku-buku bacaan

Membaca buku adalah salah satu kegemaran saya (tetapi saya tidak pernah tertarik membaca novel.hahaha). Membaca memberikan kesempatan buat saya untuk bisa menyelami kedalaman pikiran dari si penulis dan memetik pelajaran-pelajaran berharga dari tulisannya, apalagi jika buku-buku itu ditulis oleh pemikir-pemikir hebat seperti Ravi Zacharias, C.S Lewis, Max Lucado, dll.

Hingga saat ini, sudah cukup banyak buku yang saya baca. Dari beberapa buku tersebut saya ingin merekomendasikan beberapa buku yang saya anggap berkualitas sangat baik, layak dibaca, dan layak masuk kedalam perpustakan pribadi anda.

Buku-buku Rohani Kristen :

  1. Jesus Among Other Gods oleh Ravi Zacharias
  2. Teratai dan Salib oleh Ravi Zacharias
  3. Who Made God? oleh Ravi Zacharias, dkk
  4. I, Isaac, take Thee Rebekah oleh Ravi Zacharias
  5. Purpose Driven Life oleh Rick Warren
  6. Mere Christianity oleh C.S Lewis
  7. Four Loves oleh C.S Lewis 
  8. The Way of The Master oleh Roy Comfort dan Kirk Cameron
  9. Facing Your Giant oleh Max Lucado
  10. Lima Pokok Calvinisme oleh Edwin Palmer
  11. Worship Matters oleh Bob Kauflin

Buku-buku psikologi/pengembangan diri :

  1. The Seven Habits of Highly Effective People oleh Sean Covey
  2. Good Luck oleh Alex Rovira, Fernando Trias de Bes
  3. Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta oleh Grace Suryani dan Stephen Halim
  4. Your Job is not Your Career oleh Rene Suhardono
  5. Change oleh Rhenald Kasali
  6. Re-code your change DNA oleh Rhenald Kasali
  7. Who Moved My Cheese oleh Spencer Johnson

Buku-buku bisnis/entrepreneurship :

  1. Business for The Glory of God oleh Wayne Grudem
  2. Hot Branding oleh Ipho Sentosa
  3. You Can Negotiate Anything oleh Herb Cohen
  4. Property Cash Machine oleh Joe Hartanto
  5. Investor Sibuk oleh Ferdie Darmawan
  6. Marketing Revolution oleh Tung Desem Waringin
  7. Cracking Zone oleh Rhenald Kasali
Buku-buku Biografi :
  1. Karmaka Surdaudaja : Tidak ada yang tidak bisa oleh Dahlan Iskan

Well, daftar diatas masih bisa bertambah seiring dengan buku-buku yang sedang saya baca dan belum saya baca. Mari membaca!

Flash of Mind

Beberapa pemikiran terlintas dalam benak saya saat ini (Flash of Mind - sesuatu yg terlintas di dalam pikiran secara tiba-tiba)

Pertama, entah kenapa muncul pertanyaan dalam diri saya,
Apakah Allah itu adalah pribadi yang narsistik? Pribadi yang haus akan kasih dan puji-pujian dari umat ciptaan Nya? Pribadi yang merasa gusar dan ketakutan ketika tidak ada orang yang menyembah Dia? 
Saya pernah menonton salah satu film terbaik tahun 2000 yang berjudul Gladiator. Dalam film tersebut diceritakan tentang seorang raja yang begitu ketakutan tidak dicintai, tidak dipuja, dan tidak dipatuhi oleh rakyatnya. Dia melakukan segala cara agar rakyatnya mencintai dia, memuja dia, dan mematuhi dia. Salah satu caranya ialah dengan membangun arena pertandingan hidup mati antara para gladiator yang disebut dengan Coloseum.  Apakah Allah adalah pribadi yang seperti itu?



Tetapi akhirnya saya menemukan dan akhirnya diingatkan bahwasanya Allah adalah pribadi yang sempurna. Allah tidak harus menciptakan manusia, tetapi Allah memilih menciptakan kita. Allah tidak akan merasa kurang ketika Allah tidak dikasihi dan dipuji-puji umatNya. Karena kasih sempurna sudah ada  dalam relasi Tritinas sebelum segala sesuatunya diciptakan (dimana ada kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Manusia diciptakan (pada dasarnya) adalah sebagai bentuk aliran kasih Trinitas dimana Allah menyatakan kasih Nya melalui ciptaan Nya. Allah tidak akan merasa gusar dan was-was ketika tidak ada seorang pun yang menyembah Dia. Karena pribadi Allah yang sempurna tidak ditentukan oleh kasih kita terhadap Dia, puji-pujian kita terhadap Nya, dan penyembahan kita terhadap Nya.

Pada dasarnya (saya berani mengatakannya), didalam kesempurnaan Nya, Allah tidak membutuhkan kasih, pujian, ataupun penyembahan kita. Sebenarnya Dia ingin kita menyembah, mengasihi, dan memuji Dia adalah hanya karena Dia menciptakan manusia dengan natur seperti itu. Kita benar-benar akan hancur dan kehilangan identitas diri kita ketika kita tidak mengasihi, memuji, dan menyembah Allah.

Sekali lagi, ini bukan karena Allah membutuhkan itu semua (kasih,pujian,dan penyembahan manusia), tetapi hanya karena kita sendirilah yang butuh untuk memberikan pujian, penyembahan, dan kasih kita terhadap Allah. Kebutuhan kita yang paling mendasar adalah mengasihi Allah, memuji Allah, dan menyembah Allah. Kita akan hancur dan kehilangan identitas kita sebagai manusia ketika kita tidak melakukannya.

Kedua, dalam sebuah kesempatan, saya membaca notes facebook seorang teman saya dimana dia berbicara tentang betapa film Passion of The Christ adalah film yang tidak sesuai dengan konteks Alkitab yang sebenarnya. Dia meyayangkan betapa banyaknya adegan-adegan yang didramatisir dalam film tersebut dimana itu semua tidak Alkitabiah.

Di satu sisi saya mengiyakan kalimat dia perihal dramatisasi film dan beberapa adegan yang tidak tercatat dalam Alkitab (sehingga dia mengatakan "tidak Alkitabiah"). Tetapi saya khawatir setiap orang yang membaca notes yang dia tulis dan mencerna bulat-bulat argumentasinya, akan terhanyut oleh kritik-kritik terhadap film tersebut dan pada akhirnya gagal melihat pesan agung yang ingin disampaikan melalui film tersebut. Saya berani mengatakan bahwa keseluruhan notes nya adalah kritikan terhadap film tersebut dan sangat menyayangkan mengapa dia tidak mengangkat pesan agung dari film yang dikritiknya dalam tulisan tersebut sehingga mata pembaca mampu melihat "sedikit kebaikan" diantara "banyak keburukan" dalam film itu.

Saya pernah mendengar sebuah kalimat bijak seperti ini :
" Ada dua orang yang sedang berada di sebuah hutan belantara dan sama-sama menemukan bunga mawar yang tumbuh dikelilingi oleh semak belukar. Namun kedua orang itu punya cara pandang yang berbeda (yang pada akhirnya memiliki respon/perasaan yang berbeda). Orang pertama merasa marah, kecewa, dan sedih melihat bunga mawar yang indah itu tumbuh tetapi dikelilingi oleh semak belukar. Orang yang kedua merasa bersyukur, berterimakasih, dan senang, karena ditengah semak belukar seperti itu masih terdapat bunga mawar indah yang bisa tumbuh. "


Apabila kita juga ikut menyerang film Passion of The Christ dengan berbagai kritikan, maka kita juga harus mampu menjaga diri kita sehingga kita juga mampu melihat hal-hal baik dalam film tersebut. Dan menurut saya ini berlaku terhadap semua peritiwa dalam hidup yang menggoda kita untuk memberikan kritik dan bahkan cercaan.

Pada akhirnya saya percaya bahwa dalam kondisi paling sulit sekalipun, kita harus meminta hikmat Tuhan sehingga kita mampu melihat kebaikan Nya dalam kondisi sulit itu. Dan kita mampu mengucapkan syukur atas semua peristiwa dalam hidup ini. Karena tidak ada satu hal pun yang terjadi diluar kehendak Allah. Dan kehendak Allah bagi kita (sudah jelas) ialah semua yang terbaik buat kita.

Ketiga : saya pada akhirnya semakin diteguhkan bahwa kita tidak mungkin bisa memahami masalah kejahatan tanpa berbicara tentang eksistensi Allah. Hal ini tidak berlaku bagi orang ateis. Mereka menganggap bahwa kejahatan yang menimbulkan penderitaan telah membuktikan bahwa Allah itu tidak ada. Buat saya justru adanya kejahatan semakin meneguhkan eksistensi Allah.

Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan
Pada dasarnya kegelapan itu adalah ketiadaan terang.
Apa yang kalimat itu coba sampaikan sebenarnya adalah kegelapan adalah absennya terang. Fokus dari kalimat ini sebenarnya adalah terang. Ketika dalam sebuah ruangan gelap dan tertutup diletakkan sebuah lilin, maka terang dari lilin tersebut akan menghapus kegelapan disekitarnya. Tetapi kegelapan itu sendiri tidak bisa menghapus terang yang ada.

Keempat : Tentang perasaan. Ketika saya mendengar orang-orang mengatakan seperti ini "tadi saya merasa meletakkan kunci saya disini" atau "tadi saya merasa sudah memberikan barang itu kepadanya". Terhadap pernyataan-pernyataan yang memakai kalimat "saya merasa..." biasanya akan saya balas dengan gurauan "ah, jangan terlalu memakai perasaan".

Orang seperti saya biasanya sangat enggan menggunakan atau lebih tepatnya mengakui perasaan saya. Saya pikir sungguh geli kedengaranya ketika pria memakai perasaan. Terlalu feminim rasanya. Ga laki kata seorang teman saya. Tetapi benarkah demikian?

Perasaan adalah ekpresi kita terhadap sebuah hal. Perasaan itu meliputi rasa marah, senang, kecewa, sedih, takut, bahagia, dsb.  Dalam buku Ravi Zacharias yang berjudul Cries of Heart dituliskan tentang berita yang mengejutkan dimana komputer supercanggih buatan IBM bernama Deep Blue yang berhasil mengalahkan juara catur dunia Gary Kasparov dalam sebuah pertandingan catur. Perhatikan referensinya tentang emosi dan perasaan yang begitu manusiawi :

Pendapat bahwa Deep Blue memiliki pikiran adalah ide yang absurd. Bagaimana mungkin sebuah objek yang tidak memiliki keinginan, tidak takut apa-apa, tidak menikmati apa-apa, tidak membutuhkan apa-apa, tidak mempedulikan apa-apa dapat memiliki pikiran? Dia bisa menang dalam  permainan catur, tapi bukan karena dia menginginkannya. Dia tidak senang ketika menang atau sedih ketika kalah. Apa dia bisa bersenang-senang jika mengalahkan Kasparov? Apakah dia bisa berharap mengajak Deep Pink kencan ke kota? Dia tidak peduli terhadap catur atau apapun juga. Dia bermain catur untuk alasan yang sama dengan kalkulator yang menjumlahkan sesuatu atau alat pemanggang roti yang memanggang roti karena dia adalah mesin yang dirancang untuk tujuan itu.. Tidak peduli seberapa luar biasanya yang dapat mereka tampilkan, didalam mereka akan tetap nol besar.. tidak ada komputer yang mempunyai pikiran tiruan mempunyai emosi tiruan juga.




Sungguh suatu pemberian yang unik yang Allah taruh dalam diri manusia yaitu kapasitas untuk merasakan. Perasaan adalah sebuah kapasitas yang membedakan manusia dengan robot. Dan saya bersyukur Allah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasakan.

Sunday, December 25, 2011

Don't Save It All for Christmas

One of contemporary christmas song that has good lyric..

Don't get so busy that you miss
Giving just a little kiss
To the ones you love
Don't even wait a little while
To give them a little smile
A little is enough


How many people are crying
People are dying...
How many people are asking for love


Don't save it all for Christmas Day
Find a way
To give a little love everyday
Don't save it all for Christmas Day
Find your way
Cause holidays have come and gone
But love lives on
If you give on
Love...


How could you wait another minute
A hug is warmer when you're in it
And Baby that's a fact
And saying "I love you's" always better
Seasons, reasons, they don't matter
So don't hold back
How many people in this world
So needful in this world
How many people are praying for love


Don't save it all for Christmas Day
Find a way
To give a little love everyday
Don't save it all for Christmas Day
Find your way
Cause holidays have come and gone
But love lives on
If you give on
Love...


Let all the children know
Everywhere that they go
Their whole life long
Let them know love


Don't save it all for Christmas Day
Find a way
To give a little love everyday
Don't save it all for Christmas Day
Find your way
Cause holidays have come and gone
But love lives on
If you give on
Love...
Love...

Friday, December 23, 2011

Jika Surga dan Neraka Tidak ada?

Beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah foto yang dipost oleh teman saya di halaman Facebooknya. Foto itu cukup menarik perhatian saya karena sebuah tulisan yang ada pada foto tersebut. Tulisan itu adalah :
If there is no hell and heaven, will you still praise God? 

1. Sebuah pertanyaan yang keliru
Saya mencoba merenungkan pertanyaan tersebut dan akhirnya menyimpulkan bahwa kita tidak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan seperti itu. Pertanyaan tersebut cacat. Itu saja. Bagaimana mungkin kita bisa menjawab pertanyaan yang isinya saja sudah salah. Tidak mungkin tidak ada surga dan neraka sehingga mustahil kita bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan seperti itu. Sama seperti berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan "siapakah suami dari gadis yang belum menikah itu?" atau "siapakah saudara kandung dari anak semata wayang tersebut?". Bagaimana mungkin anda bisa menjawab pertanyaan yang isi dari pertanyaannya saja salah? Mustahil. Kalaupun kita mencoba secara asal-asalan menjawabnya, tentu jawaban kita adalah jawaban yang pasti ngawur.
You can’t find the right answer if you’re asking the wrong question
Surga dan neraka tidak mungkin tidak ada. Karena dalam semua agama (kepercayaan) mempercayai adanya semacam surga untuk orang-orang saleh dan patuh terhadap ajaran agama dan neraka untuk orang-orang yang membangkang. Walaupun ada keistimewaan dalam iman Kristen perihal surga dan neraka tapi pada intinya semua orang yang beragama (teisme) diajarkan tentang surga dan neraka.

Khusus untuk orang yang tidak percaya ada Allah (ateisme), mungkin pemaparan diatas belum cukup memuaskan. Mereka akan berpikir, mengapa harus ada surga dan neraka? Mengapa harus ada Tuhan? 
Sebelum kita membahas tentang keberadaan surga dan neraka, kita harus membahas tentang keberadaan Allah terlebih dahulu. Karena Allah lah yang telah menyediakan tempat seperti itu.
Bagi iman Kristen (pada dasarnya) neraka adalah tempat dimana kita mengalami keterpisahan dari Kasih Allah dan mengalami penghukuman atas dosa-dosa kita. Sebaliknya surga adalah tempat dimana kita mengalami Kasih Karunia Allah, dan bebas dari penghukuman atas dosa.

2. Masalah kejahatan dan keberadaan Allah
Lalu, bagaimana kita tahu bahwa Allah itu ada? Biasanya orang-orang ateis selalu mengaitkan antara kejahatan dengan keberadaan Allah. Mereka pada umumnya berpikir bahwa tidak mungkin kejahatan ada kalau Allah ada. Bagaimana mungkin Allah yang maha baik itu membiarkan kejahatan dan penderitaan merajalela? Mengapa Allah yang baik itu membiarkan penderitaan, kelaparan, kemiskinan, dan peperangan itu terjadi? Mengapa Allah yang adil itu membiarkan kejahatan dan ketidakadilan terjadi di bumi ini? Lalu dimanakah Allah itu? Apakah Dia berkeinginan mencegah kejahatan dan ketidakadilan, namun tidak mampu? Maka Ia tidak Maha Kuasa. Apakah Dia mampu,tetapi tidak ingin? Maka Ia jahat. Apakah Ia mampu dan ingin? Lalu bagaimana mungkin bisa ada kejahatan dan ketidakadilan?

Pastilah semua orang dengan pemikiran yang sehat di muka bumi ini mengatakan bahwa  yang dilakukan Hitler terhadap jutaan orang-orang Yahudi adalah kejahatan yang sangat mengerikan. Pastilah kita semua mengutuk perbuatan keji seorang pria yang dengan tega memperkosa seorang gadis. Pastilah kita semua menyayangkan tindakan seorang anak yang membunuh ibu nya sendiri. Pastilah kita geram dengan para perampok yang merampok seluruh isi rumah kita. Itu semua adalah contoh-contoh kejahatan. Kita mengkategorikan itu semuanya sebagai kejahatan.

Tetapi tahukah anda bahwa perihal mengkategorikan perbuatan Hitler, pria,anak,dan perampok dalam kasus-kasus tersebut sebagai sebuah tindakan kejahatan mengangkat sebuah masalah filosofis yang penting.
Kita semua sepakat bahwa jika seseorang ingin mengklaim bahwa sesuatu itu jahat, maka ia harus bertanya dengan kriteria apa seseuatu itu dikatakan jahat. Apa yang menjadi tolak ukur dan standard nya untuk memutuskan sesuatu itu jahat dan yang lain itu baik. Bagaimana seseorang mengatakan hal itu jahat dan yang lain nya baik? Alat pengukur moral apakah yang sedang dipakai untuk mengukur “sesuatu” itu.  Dengan proses apakah kejahatan itu dibedakan dari kebaikan dan sebaliknya?

Mustahil untuk membedakan kejahatan dari kebaikan KECUALI seseorang memiliki sebuah titik acuan yang mutlak dan yang benar-benar baik. Kita tidak akan pernah bisa mengkategorikan sesuatu itu jahat atau baik tanpa titik acuan yang mutlak dan benar-benar baik itu. Titik acuan yang mutlak dan benar-benar baik itu hanya ditemukan dalam pribadi Allah yang Maha Kuasa,Maha Kasih dan Maha Adil. Maka dengan itu, pastilah ada Allah yang berkuasa di alam semesta ini. Kita belum berbicara Allah orang Kristen disini. Yang penting Allah itu memang ada, titik.

Untuk berkilah dari argumen diatas, beberapa orang skeptik berusaha menghindarinya dengan mengatakan bahwa tidak ada yang namanya kejahatan ataupun kebaikan. Itu semua hanya sudut pandang manusia melihatnya. Dia tidak percaya ada benar dan salah.
Untuk menghadapi argumen seperti ini, C.S Lewis dalam bukunya Mere Christianity memberikan jawaban dengan sangat baik :

Setiap kali anda menemukan seorang pria yang berkata bahwa ia tidak percaya bahwa Benar dan Salah itu memang ada, anda akan mendapati pria yang sama kembali pada hal ini beberapa saat kemudian. Ia mungkin saja melanggar janjinya pada anda, tetapi jika anda mencoba untuk tidak menepati janji anda kepadanya satu kali, maka ia akan mengeluh "Tidak Adil!" sebelum anda sempat berkedip.

Jadi tampaknya kita dipaksa untuk harus percaya bahwa Benar dan Salah itu memang nyata. Sampai disini argumen orang skeptik tersebut terpatahkan.

Berbeda dengan hal diatas, ternyata ada orang skeptik yang memang mempercayai adanya kebaikan dan kejahatan, benar dan salah. Saya pernah membaca debat antara tokoh ateis Bertrand Russell dengan Filsuf Kristen Frederick Copleston. Dalam perdebatan itu Copleston bertanya pada Russell apakah dia percaya pada kebaikan dan kejahatan. Russell mengaku percaya dan Copleston meresponi dengan bertanya bagaimana Russell mengkategorikan kejahatan dengan kebaikan. Russell berkata bahwa dia membedakan baik dan jahat sama seperti membedakan warna.
"Tapi anda membedakan warna dengan melihat bukan?" Copleston mengingatkan Russell "Bagaimana anda membedakan yang baik dan jahat?"
"Berdasarkan perasaan, memang dengan apa lagi?" jawab Russell cepat.

Bagaimana caranya, secara logis, kita dapat menilai baik dan jahat hanya dengan perasaan? Perasaan siapa? Hitler atau Bunda Teresa? Dengan kata lain pasti ada hukum moral, sebuah standar untuk menentukan baik dan buruk. Kemudian kalau ada hukum moral maka kita harus menerima fakta bahwa ada yang membuat hukum moral itu. Siapa lagi kalau bukan Allah yang menaruh hukum moral itu dalam setiap diri manusia. Jika tidak ada Allah, maka tidak ada hukum moral, dan tidak ada kejahatan ataupun kebaikan dan pada akhirnya orang-orang ateis akan terjebak dengan perangkap yang dibuatnya sendiri untuk menghancurkan teisme.

Argumentasi yang mungkin diberikan oleh orang ateis biasanya adalah "Lalu, mengapa Allah tidak menciptakan kita untuk melakukan perbuatan yang baik saja?" Jika memang seperti itu jadinya, maka itu bukanlah kasih. Jika seperti itu yang terjadi, maka skenario seperti itu akan berarti bahwa kita bukanlah benar-benar manusia. Kita tidak akan pernah membuat keputusan dan mencintai dengan bebas. Kita tidak ada bedanya dengan robot-robot yang diprogram untuk melakukan suatu perintah saja. Kita tidak ada bedanya dengan boneka yang dapat berbicata, yang ketika anda tarik talinya, boneka itu dapat mengatakan “saya mencintai Mu”.  Kasih sejati itu bukanlah paksaan. Kasih menjamin kebebasan dalam memilih. Manusia bukan lah robot yang diprogram untuk melakukan suatu perintah saja. Manusia berbeda dengan robot bukan? Dan Allah tidak menciptakan robot. Allah ingin kita menyambut kasihNya karena memang kita rindu akan kasihNya, bukan karena paksaan. Disitulah kasih diwujudkan.

3. Ilmu pengetahuan dan keberadaan Allah
Terlepas dari itu semua, kaum ateis tampaknya belum puas dengan pemaparan diatas. Biarpun dengan semua argumen-argumen diatas, mereka tetap beranggapan bahwa Allah itu tidak ada. Saya cenderung mengatakan bahwa sebenarnya mereka tidak ingin Allah ada. Stephen Hawking, Fisikawan Terkenal di Cambridge University merupakan seorang ateis. Dia beranggapan bahwa alam semesta sudah ada dengan sendirinya. Allah tidak menciptakan alam semesta karena menurutnya Allah tidak ada. Hawking menambahkan bahwasanya segala hukum-hukum fisika dapat menciptakan segala yang ada dalam semesta. Fisika tidak memiliki tempat untuk Allah.
"..because there is a law such as gravity, the Universe can and will create itself from nothing."  (Stephen Hawking)
Ada beberapa kejanggalan dari kalimat Hawking diatas. Isi kalimatnya begitu absurd (tidak masuk akal) :

Pertama : Pernyataan Hawking diatas dengan jelas mengasumsikan bahwa hukum-hukum fisika seperti hukum gravitasi sudah ada sebelumnya (sehingga mampu menciptakan semesta). Tetapi ternyata isi kalimat berikutnya saling berkontradiksi karena dia sendiri mengatakan bahwa semesta dapat menciptakan dirinya sendiri dari sesuatu yg tidak ada (padahal di awal kalimat dia dengan jelas mengatakan bahwa ada hukum gravitasi yang menciptakan semesta). Jika saya mengatakan " x menciptakan y" ini mensyaratkan keberadaan x untuk selanjutnya menciptakan y. Jika semesta belum pernah ada (nothing) bagaimana mungkin dia menciptakan dirinya sendiri? Hanya Yang Sudah Ada yang mampu menciptakan yang tidak ada. Karena itulah keberadaan Allah tidak dapat disangkal oleh siapapun.

Kedua : Hukum-hukum fisika memang menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi didalam semesta. Tetapi dia sendiri tidaklah menciptakan semesta. Hukum gravitasi akan menjelaskan kepada kita bagaimana keadaan sebuah benda ketika dilepaskan dari sebuah ketinggian tetapi hukum tersebut tidaklah menciptakan gravitasi. Hukum Gravitasi tidak menciptakan gravitasi itu sendiri.

Contoh yang lain yang paling sederhana adalah hukum dalam aritmatika yang mengatakan bahwa 1+1 = 2.  Jika saya menyimpan uang sebanyak 1 juta direkening saya dan diwaktu yang lain menyimpan 1 juta lagi, hukum aritmatika dengan rasional akan menjelaskan bahwa sekarang saya sudah memiliki 2 jt didalam rekening. Tetapi jika saya tidak pernah menyimpan uang di bank dan hanya berharap kepada hukum aritmatika, mustahil tercipta uang sebanyak 2 jt direkening saya.

Disini kita melihat bahwa semua hukum-hukum di alam ini hanya mampu menjelaskan fenomena yang ada pada kondisi-kondisi yang sudah ditentukan. Tetapi hukum-hukum tersebut tidak mampu menciptakan apapun. Hawking’s view makes no sense— in every sense of that word.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan kalimat ini : bahwa segala pemikiran-pemikiran skeptik yang berusaha meniadakan eksistensi Allah justru merupakan awal dari kejatuhan manusia pertama. Dalam iman Kristen, kejatuhan Adam ke dalam dosa pertama kalinya ialah karena keinginan untuk menjadi Allah, berusaha untuk tidak terikat kepada Allah, menjadi tuhan atas dirinya sendiri dan meniadakan Allah. Dari keinginan tersebut lah lahir berbagai macam kejahatan dan penderitaan (peperangan, kejahatan seksual, pencurian, pembunuhan, keegoisan, dsb).

C.S Lewis pernah mengatakan seperti ini :
Mengapa ada kehausan unik yang dialami oleh semua manusia jika hal itu tidak dapat atau tidak mungkin dipuaskan? Mahluk hidup tidak akan lahir dengan keinginan jika pemuasan akan keinginan itu tidak ada. Seorang bayi merasa lapar, dan memang ada yang namanya makanan. Seekor itik ingin berenang dan memang ada yang namanya air..Mengapa kita memiliki kekosongan akan Allah dalam hati dan pikiran kita, kecuali kekosongan itu ada untuk dipenuhi?
Kepercayaan-kepercayaan primitif manusia purbakala (seperti menyembah pohon,dsb) menunjukkan bahwa ada natur alami manusia untuk menyembah sesuatu yang sangat berkuasa atas semesta ini. Manusia tidak bisa menyangkal natur ini.

Bekasi, 22 Des 2011
Science without religion is lame, religion without science is blind." - Albert Einstein

Monday, December 19, 2011

Bersama Keluargaku

As we come into Your presence Lord
Lifting our heart as one
And with one voice we sing
Promise to be faithfull till the end
Forever love You our God

As for me and my house
We will serve You Lord
Together forever we will love You more
Your love is higher than the heaven
Knitted us as one
Great is Your unfailing love

Kami datang dihadiratMu
Dalam satu kasih dengan bersehati
Berjanji setia sampai akhir
MengasihiMu Yesus

Bersama keluargaku melayani Tuhan
Bersatu selamanya mengasihi Engkau
Tiada yang dapat melebihi kasihMu ya Tuhan
Bagi kami Engkau segalanya

Gelombang badai hidup coba menghalangi
Namun kuasa Tuhan buka jalan kami



Friday, December 16, 2011

Bunuh diri : pengorbanan atau kekecewaan? Pahlawan atau pecundang?

 Hanya sebuah opini saya saja...Saya berusaha dengan sehati-hati mungkin menuliskan opini saya ini dan mohon maaf bila ada yang tidak setuju atau mau menyanggah pendapat saya. Saya sangat terbuka dengan diskusi.


Berita yang sedang hangat-hangatnya saat ini adalah kasus seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta yang memilih untuk bunuh diri dengan membakar dirinya hidup-hidup. Setahu saya yang menjadi alasan mahasiswa tersebut bunuh diri adalah respon akibat lemahnya penegakan Hak Asasi Manusia di negara Indonesia. Dia melakukan aksi bakar diri di depan istana merdeka bertepatan dengan hari Hak Asasi Manusia.

Saya mengamati berbagai macam tanggapan dari berbagai pihak tentang aksi bunuh diri ini. Saya tidak akan membahas masalah politik disini, tetapi lebih kepada masalah filosofis tentang aksi bunuh diri. Pertanyaan paling mendasar menurut saya adalah :

" Apakah aksi bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut merupakan tindakan yang tepat ?"

Selama hidup kita akan selalu menghadapi masalah. Masalah tersebut dapat kita pandang sebagai sebuah batu sandungan ataupun batu loncatan kehidupan. Semua tergantung dari paradigma kita saja. Menurut saya sesederhana itu kog. Bagaimana paradigma kita memandang masalah menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, asalkan kita tetap mau berusaha dan tidak menyerah maka pasti akan ada jalan keluar.

Jika melihat kasus ini, mahasiswa tersebut memilih bunuh diri sebagai jalan keluar yang terbaik menurut dia. Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran nya saat dia membakar dirinya sendiri. Mungkin saja dia berpikir bahwa masalah HAM di negara ini sudah sedemikian hancurnya dan tidak ada harapan lagi. Kekecewaan yang begitu besar akibat penegakan HAM tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya membuat dia memilih bunuh diri saja. Atau mungkin juga, saat dia melakukan bunuh diri, dia berpikir bahwa dengan kematiannya maka pemerintah akan lebih serius dalam menangani kasus HAM di Indonesia. Mahasiswa tersebut mungkin melihat bahwa inilah satu-satunya cara untuk menyadarkan pemerintah bahwa masalah HAM harus ditangani dengan lebih serius.

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mengetahui sudah separah apakah kasus HAM di negara kita sehingga mampu membuat seorang mahasiswa bunuh diri atas nama HAM. Saya lebih konsen untuk merenungkan dan memikirkan apakah BUNUH DIRI dengan alasan apapun merupakan tindakan yang benar?

Saya mencoba fair dengan melihat masalah ini dari berbagai sudut pandang. Jika memang alasan bunuh diri adalah karena kekecewaan terhadap masalah HAM di Indonesia maka saya akan dengan cepat mengatakan bahwa aksi bunuh diri yang dilakukan tersebut adalah hal yang salah. Kekecewaan adalah tanda menyerah. Menyerah terhadap keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dan akhirnya memilih mati saja karena tidak sanggup melihat keadaan. Bunuh diri akibat kekecewaan adalah tindakan pecundang!. Dan ini adalah contoh yang buruk bagi para pemuda lainnya. Sungguh hina rasanya jika aksi dengan alasan seperti ini didukung. Saya khawatir para generasi penerus bangsa terkontaminasi dengan mental pecundang dan tidak berani melawan keadaan dengan aksi seperti ini. Seburuk apapun keadaan, kita harus tetap berjuang dan tidak menyerah. Hanya yang hidup yang bisa berjuang, bukan?

Tetapi... 
Jika yang menjadi alasan bunuh diri adalah untuk menyadarkan pemerintah agar lebih serius menanggapi masalah HAM (bukan karena kekecewaan yg tadi saya sebutkan), ini membuat saya tidak cepat-cepat mengambil kesimpulan benar atau salah. Bisa jadi aksi bunuh diri ini adalah sebuah "pengorbanan". Karena dalam pikiran nya, dia melihat bahwa demonstrasi dan diskusi-diskusi tidak sanggup lagi menyadarkan pemerintah. Bunuh diri adalah jalan keluar satu-satunya agar pemerintah bisa melihat bahwa ada orang yang bersedia bunuh diri demi penuntasan masalah HAM di Indonesia.

Tentu saja kita tidak bisa lagi menanyakan kepada mahasiswa tersebut apakah yang menjadi alasan nya untuk bunuh diri? Apakah memang murni karena masalah HAM ataukah ada masalah-masalah diluar HAM yang memang sudah menumpuk di dalam dirinya.

Saya berusaha untuk tidak skeptis dan membuat asumsi bahwa dia bunuh diri adalah murni karena sebagai bentuk "pengorbanan" demi tegaknya HAM di negara ini. Tetapi saya jadi bertanya lagi, benarkah bunuh diri adalah jalan keluar satu-satunya? Tidak adakah cara lain?

Dan kalaupun masalah HAM di negara ini benar-benar yang terpenting buat dia sehingga mau "mengorbankan nyawanya", apakah dia tidak bisa memperjuangkan HAM dengan cara-cara lain yang membuat semua orang menghormati dia dan melanjutkan perjuangannya. Bukankah dengan cara bunuh diri seperti ini, akan ada pihak yang mendukung dan mencaci aksinya? Apakah dia juga berharap bahwa aksi bunuh diri atas nama HAM ini merupakan bentuk perjuangan yang harus diteladani dan diikuti? Atau mungkin dia memang tidak butuh penghormatan dari siapapun dan tidak peduli apakah akan ada mahasiswa lain yang meniru aksinya.  Dan apakah saat melakukan aksi bunuh diri, dia benar-benar yakin dalam lubuk hatinya yang terdalam bahwa ini merupakan tindakan yang BAIK dan BENAR?

Saya lagi-lagi berusaha untuk tidak skeptis dan berasumsi bahwa dia benar-benar sudah mempertimbangkan konsekuensi dari perbuatan nya ini di bumi dan di akhirat nanti dan akhirnya memilih bunuh diri. Kalau dia memang sangat mendambakan penegakan Hak Asasi Manusia (lebih dari nyawanya) itu menunjukkan bahwa dia memiliki rasa empati dan kasih yang begitu luar biasa bagi sesamanya manusia. Akan menjadi sesuatu yang naif (munafik) jika dia memperjuangkan HAM tetapi dia tidak memiliki rasa kasih dan empati terhadap sesamanya.
Saya jadi penasaran ingin tahu bagaimana keseharian mahasiswa ini sejak masa kecil hingga dia duduk di bangku mahasiswa. Apakah dalam kesehariannya, dia benar-benar mempraktekkan empati dan kasih terhadap setiap orang yang ditemuinya? Terhadap teman-temanya, terhadap orang tuanya, terhadap saudaranya, maupun terhadap orang-orang jalanan yang setiap hari ditemuinya. Jika seandainya dia gagal dan tidak benar-benar menunjukkan empati dan kasih (yang lebih besar dari orang lain), maka saya curiga bahwa aksi bunuh dirinya bukanlah atas dasar kasih dan empati terhadap sesamanya manusia. Bukanlah atas dasar harapan yang besar akan penegakan HAM buat semua masyarakat Indonesia. Tidak mungkin pohon apel menghasilkan buah durian, dan tidak mungkin dia memperjuangkan HAM tanpa memiliki semangat kasih dan empati terhadap manusia. Karena dasar perjuangan Hak Asasi Manusia adalah kasih dan kepedulian terhadap sesama yang dipupuk sejak dini. Titik.

Karena saya tidak tahu bagaimana keseharian mahasiswa tersebut, lagi-lagi saya berusaha untuk tidak skeptis dan berasumsi bahwa mahasiswa ini memang mampu menunjukkan kepedulian dan kasihnya dalam kehidupan sehari-hari. Kasih dan kepeduliannya terhadap sesama manusia yang dipupuk nya sejak kecil hingga mahasiswa telah membawa dia kepada "pengorbanan diri" demi penegakan HAM.

Mari, kita mundur ke belakang dan melihat kembali pertanyaan mendasarnya? Dengan tidak bersikap skeptis melalui asumsi-asumsi yang saya buat tadi...

Apakah aksi bunuh dirinya itu merupakan tindakan yang benar?

Jika memakai asumsi yang tidak skeptis tadi kita dapat melihat bahwa mahasiswa ini adalah mahasiswa yang MURNI memperjuangkan HAM. Bukan atas dasar kekecewaan karena keadaan HAM yang kacau. Bukan karena jiwa pengecut dan menyerah karena merasa tidak ada harapan lagi tegaknya HAM di Indonesia. Selain itu, saya juga membuat asumsi bahwa mahasiswa ini dalam kesehariannya memang mampu menunjukkan kasih dan kepeduliannya kepada setiap orang yang dijumpainya. Kasih dan kepeduliannya yang amat besar tersebut jugalah yang membawa dia ikut memperjuangkan HAM dan "mengorbankan" nyawanya demi tegaknya HAM. Sehingga tindakaan bunuh dirinya itu bukanlah tindakan yang naif dan munafik. Karena sebelum dia bunuh diripun, dia sukses menunjukkan praktek kasih dan kepedulian kepada sesama manusia yang amat begitu besarnya selama dia masih hidup. Selain itu, dia bunuh diri adalah MURNI hanya karena "memperjuangkan" masalah HAM saja. Bukan karena masalah-masalah lain yang bertumpuk dikepalanya.

Lalu, jika memakai semua asumsi-asumsi tadi sebagai alasan dia memutuskan untuk bunuh diri, patutkah kita memandang dia sebagai "pahlawan penegakan HAM" di Indonesia ? Dan lebih lanjut, apakah tindakan bunuh diri yang dilakukan nya dapat dibenarkan?

Sunday, December 11, 2011

Gerogol

Ini bukan nama kota..
Ini sebuah reaksi atas sebuah keadaan yang tidak bisa menguasai diri karena sesuatu hal. Orang-orang biasanya menyebutnya dengan "gerogi".

Ahh,dulu kata gerogi tidak ada dalam kamus ku. Bagaimana mungkin mantan ketua OSIS orangnya gerogi? Bagaimana mungkin mantan ketua kelas 8 tahun berturut-turut gerogi? Dan banyak mantan-mantan ketua lainya. Hahaha... *sdikit sombong..
Tidak, tidak.. Dulu aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya gerogi. Beneran!

Tapi tidak lagi untuk saat ini. Perasaan gerogi sering kali menghampiri. Dan hari ini aku benar-benar gerogi. Malam ini tidak tahu mau mengatakan apa dan tidak tahu harus berbuat apa. Setelah kejadian itu lewat, baru aku menyadari betapa bodohnya diriku. Kadang aku tidak percaya aku mahasiswa ITB. hahaha. Kasihan sekali..

Har, har...
Semakin dewasa semakin mudah gerogi. Kog bisa yaa? Ahh, kadang aku merindukan diriku yang dulu. Yang tidak pernah kenal apa itu gerogi.
Benar-benar rasa gerogi tidak mengenakkan sekali. Baik buat orang lain maupun buat diri saya sendiri.

Harus belajar menguasai diri dan melatih diri biar tidak gerogi.
Dulu saya bisa melakukannya, dan saya masih bisa melakukan nya.

Renewable Energy : Hydro Power

Isu semakin minimnya energi fosil telah membuat harga bahan bakar fosil (BBM, Batu Bara dan Gas) telah membuat harga bahan bakar fosil saat ini terus mengalami peningkatan yang drastis. Pemakain bahan bakar fosil juga semakin disadari dampaknya terhadap kerusakan lapisan ozon. Oleh karena faktor-faktor tersebutlah, saat ini semakin banyak negara yang mulai mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan.

Untuk pembangkit listrik, sumber energi terbarukan (renewable energy) didapatkan dari tenaga panas bumi (geothermal), tenaga angin, biogas, air, dan surya.

Salah satu sumber energi terbarukan yang berlimpah di bumi Indonesia adalah air. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan curah hujan sehingga memiliki potensi air yang berlimpah.Potensi energi air Indonesia mencapai 75 GW sementara pemamfaatannya masih sebesar 5,7 GW. Sebesar apa sih 75 GW itu?
Untuk mudah membayangkan nya, energi sebesar 75 GW itu mampu menghidupkan 750 Milyar televisi sekaligus. Luar biasa bukan?

Nah, lalu apa sajakah yang menjadi keunggulan dari pemakaian pembangkit listrik tenaga air ini?
1. Air (di Indonesia) adalah sumber yang tersedia dimana-mana. Kita tidak perlu memakai bahan bakar apapun untuk pembangkit air.
2. Biaya operasi dan pemeliharaannya rendah. Tidak perlu biaya bahan bakar (beli batu baram transportasi batu bara, dsb)
3. Ramah lingkungan karena  tidak menghasilkan gas berbahaya bagi lingkungan
4. Turbin-turbin PLTA bisa dioperasikan/dihentikan setiap saat. Hal ini tidak dimungkinkan pada PLTU (Uap) atau PLTN (Nuklir). Sehingga untuk memenuhi beban puncak dimalam hari selama beberapa jam, bukan merupakan hal yang sulit bagi PLTA
5. PLTA cukup sederhana dan mudah dimengerti. Tidak perlu profesional untuk mengoperasikannya.
6. PLTA bisa juga dipakai untuk irigasi, pengendalian banjir, dan perikanan

Adapun kelemahan PLTA ialah
1. Biaya konstruksi nya besar
2. Sangat bergantung pada kondisi alam (debit air, musim hujan, dsb)

bersambung..

Na sonang do hita nadua

Lomo do rohakku molo marende. Nang pe so pola bagak soara ku. hehe

On ma sada nipi ku sahat tu sadari on..
Di tikki pesta pamasu-masuon "nami" annon..
Naeng do au marende dohot "Inatta i" mangendehon lagu on.
Ise "inatta i"? Au pe dang hu boto. Tabereng ma annon..hahaha

Na sonang do hita nadua
Saleleng au rap dohot ho

Nang ro di nasari matua
Sai tong ingoton hu do ho

Hupeop sude denggan ni basam
Huboto tu ahu do roham

Nasonang do hita nadua
Saleleng au rap dohot ho



Wednesday, December 7, 2011

Gideon : Ketika engkau meremehkan dirimu sendiri

Gideon?
Siapa yg tidak mengenalnya?
Dia itu sama terkenal nya dengan David Beckham zaman ini. Atau mungkin Barrack Obama.

Dia salah satu tokoh Alkitab yang diketahui sebagai salah satu hakim atas Israel. Gideon orang besar. Wajar saja. Dari para hakim-hakim yang pernah ditunjuk Allah atas Israel, selain Simson, Gideon lah yang paling panjang kisahnya yg ditulis dalam Alkitab. Gideon menjadi hakim atas Israel selama 40 tahun dan dibawah pimpinan nya bangsa asing tidak berani mengganggu bangsa Israel. (Hakim-Hakim 8:28)

Dia pemimpin besar. Semua tahu itu. Bangsa Israel yang walaupun dikenal adalah bangsa yang tegar tengkuk mampu dipimpin oleh Gideon selama hampir setengah abad lamanya. Dan dalam masa kepemimpinan nya, bangsa Israel adalah bangsa yang takut akan Tuhan. Walaupun bangsa Israel pada akhirnya berbalik kepada penyembahan berhala (Hakim-Hakim 8:33) setelah Gideon wafat.

Dia pemimpin yang berani. Tentu saja! Bagaimana mungkin Gideon maju menghadapi bangsa Filistin yang jumlahnya seperti pasir di tepi laut (Hakim-Hakim 7:12) dengan hanya 300 orang? 

Dia pemimpin yang taktis dan cerdas. Itu jelas. Hal itu terlihat dari cara Gideon menseleksi prajurit terpilih dan menyusun strategi perangnya melawan bangsa Filistin yang jumlahnya seperti pasir ditepi laut.

Walaupun ada beberapa kesalahan yang dibuat Gideon dalam hidup nya, tetapi kesuksesan yang dicapai Gideon berawal dari kesuksesan Gideon menaklukkan rasa rendah diri nya. Tentu saja, semua kesuksesan besar yang dicapai Gideon selama hidupnya adalah karena penyertaan Tuhan semata. Ketika Tuhan pertama kali memanggil Gideon dengan sebutan Pahlawan Yang Gagah Berani (Hakim-Hakim 6:12), respon Gideon saat itu justru lebih menunjukkan sifat pengecutnya. Gideon si tukang minder dan tidak percaya diri enggan akan panggilan Allah untuk menjadi hakim atas Israel. Gideon si tukang minder tidak yakin bahwa dirinya mampu menjadi hakim atas bangsa Israel yang besar. Apalagi saat itu bangsa asing tengah menjajah bangsa Israel. 

Allah bahkan sampai menegaskan kepada Gideon bahwa Allah akan menyertai Gideon ("Bukankah Aku yang mengutus engkau!" Hakim-Hakim 6:14). Tetapi rasa minder dan rendah diri Gideon telah menutup mata nya untuk melihat kebesaran Tuhan. Dia ragu akan panggilan Tuhan sama seperti dia ragu akan dirinya sendiri. Gideon pasti berpikir "Tuhan pasti salah orang nih!" . Kita mungkin mengatakan bahwa Gideon wajar minder dan ragu. Kita mungkin memberikan alasan yang sama seperti alasan yang diberikan Gideon kepada Tuhan. 
- Gideon hanya seorang pengirik gandum yang tidak punya pengalaman perang. Dia bahkan bukan seorang prajurit! (Hakim-Hakim 6:11)
- Gideon adalah kaum yang paling kecil diantara sukunya (Hakim-Hakim 6:15)
- Gideon pun adalah anak yang paling bungsu dalam keluarganya (Hakim-Hakim 6:15)
Karena alasan-alasan tersebut, Gideon yang masih ragu atas pemilihan Allah atas dirinya meminta tanda dari Allah. Sebuah tanda yang menunjukkan bahwa Allah yang pernah membebaskan nenek moyangnya dengan kuasaNya, Allah yang sama pula lah yang memanggil Gideon. Gideon meminta tanda dari Allah dan Allah memberikan tanda itu. Tetapi tunggu dulu... Gideon yang minder dan ragu tidak puas hanya meminta satu tanda. Untuk meyakinkan dirinya, Gideon bahkan sampai meminta Allah memberikan tanda sebanyak tiga kali!
Ya tiga kali. Bukankah itu menunjukkan betapa Gideon awalnya adalah orang yang minder, penakut, dan memandang rendah kemampuan dirinya sendiri. Pada tanda ketiga yang diberikan Tuhan, akhirnya Gideon percaya bahwa Tuhan memang memanggil dirinya untuk menjadi hakim atas Israel. Awalnya Gideon melihat bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki potongan untuk menjadi hakim atas bangsa Israel. 
Namun, ketika Gideon melihat dirinya seperti Allah melihat Gideon, semuanya berubah.

Gideon yang minder kini telah menjadi Gideon yang percaya diri
Gideon yang penakut kini telah menjadi Gideon yang pemberani
Gideon yang sama sekali tidak punya pengalaman berperang kini bahkan telah berani untuk maju berperang
Gideon yang ragu-ragu kini telah menjadi Gideon yang percaya

Gideon menjadi sama seperti julukan Allah atas dirinya "pahlawan yang gagah berani". Kemenangan Gideon atas rasa minder nya merupakan titik awal dari kemenangan-kemenangan besar Gideon di kemudian hari. Rasa percaya diri nya muncul karena Gideon tidak lagi melihat dirinya dari kaca mata manusiawinya. Rasa percaya diri Gideon muncul karena Gideon melihat dirinya sebagaimana layaknya Allah memandang Gideon Si Pahlawan Yang Gagah Berani.

Lalu, apa pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Gideon ini?
Kita semua mungkin pernah jatuh dalam perasaan minder dan rendah diri. Saya sendiri tengah berjuang melawan nya. Mungkin sama seperti Gideon yg minder, kita bisa memberikan alasan-alasan yang membenarkan kita untuk tidak yakin dengan kemampuan kita yang sudah diberikan Allah.
" Saya tidak memiliki kecerdasan untuk meraih prestasi yang memuaskan"
" Kulit saya hitam, mana mungkin bisa menjadi pemusik yang handal"
" Badan saya pendek tidak mungkin bisa menjadi MC"
" Hidung saya terlalu pesek, tidak mungkin ada wanita yang tertarik"
" Saya dari suku X, tidak mungkin bisa diterima dilingkungan rasial seperti ini"
" Dari dulu keluarga saya sudah miskin, mana mungkin bisa menjadi kaya"
dan banyak alasan-alasan lain yang boleh kita tambahkan sendiri. 

Tetapi satu kebenaran yang saya yakini adalah bahwa perubahan itu dimulai dari dalam keluar. Jika kita ingin membuat perubahan yang positif bagi lingkungan kita, kita harus terlebih dulu merubah diri kita, merubah cara pandang kita terhadap diri sendiri. Melihat diri kita sebagaimana Allah melihat kita sebagai ciptaan Nya yang berharga yang bahkan rela menyerahkan Kristus untuk menyelamatkan kita.
Tentu Kristus mati bukan untuk sesuatu yang sia-sia, bukan?
Kristus mati untuk sesuatu yang berhaga, yaitu anda dan saya, kita semua. Seberharga itulah Allah melihat kita ciptaan Nya. Dan jika kita masih memandang rendah diri kita sendiri, bukankah itu adalah sesuatu yang aneh?

Jadi, sekarang..
Lihat ke kaca dan katakan lah pada diri kita sendiri, "aku berharga karena Kristus memandangku berharga". Harga diri kita sebagai orang Kristen senilai dengan darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Karena itulah Kristus rela mati buat kita.
Buanglah jauh-jauh rasa minder dan tidak yakin dengan kemampuan diri kita. 

Karena kalau Allah yang memanggil, tidak ada yang mustahil.

Tuesday, December 6, 2011

Tips Menghitung Koordinasi Isolasi

Hanya sekedar berbagi. tiada maksud untuk sok mengajari.. hehehe
-----------------------------------------------------------------------------------

Ada 3 jenis tegangan lebih yang harus diproteksi pada koordinasi isolasi :
1. Tegangan Impuls Petir (Lightning Over Voltage)
2. Tegangan Lebih Switching (Switching Over Voltage)
3. Tegangan lebih temporer (Temporary Over Voltage) misalnya gangguan fasa ke fasa atau fasa ke tanah

Nah, untuk memproteksi peralatan dari 3 jenis tegangan lebih tersebut, harus ditentukan koordinasi isolasi nya. Adapun langkah-langkah menentukan koordinasi isolasi ialah sebagai berikut :

1. Perhatikan tegangan sistem nya (apakah 20 kv, 150 kv, atau 500 kv)

2. Dari tegangan sistem nya, maka kita dapat langsung menentukan kelas arrester nya (arusnya), sebagai berikut :
- Untuk sistem > 70 kv pakailah kelas arrester 10 kA
- Untuk sistem < 70 kv pakailah kelas arrester 5 kA
- Untuk sistem < 22 kv pakailah kelas arrester 2,5 kA
Kalaupun kita kurang yakin (atau ingin lebih yakin) bahwa kelas arrester yg kita pilih sudah tepat, maka kita dapat melakukan perhitungan sebagai berikut (lihat Diktat Proteksi halaman 88)

Ia = (2 Ud - Ua) : Z

Jika Ia < kelas arrester yg kita pilih, maka kita sudah tepat dalam memilih kelas arresternya

3. Selanjutnya menentukan tegangan pengenal arrester , dengan memakai rumus

U = Un x 1,1 x koefisien pentanahan
Dimana :
U : tegangan pengenal arrester
Un : tegangan sistem
koefisien pentanahan >> = 0,8 untuk sistem yg ditanahkan langsung
   = 1,0 untuk sistem yg tidak ditanahkan langsung

Misalnya : tegangan pengenal arrester untuk sistem 220 kV (ditanahkan langsung) iialah = 220 x 1,1 x 0,8 = 193 kV, karena pada tabel 2 dan 3 tidak ada nilai 193 (yg ada 198 kv), maka pilihlah nilai yg paling dekat diatasnya yaitu 198 kV.

4. Sekarang kita akan menentukan tegangan kerja arrester Ua dari tabel 2 dan tabel 3 (pada diktat) dengan memakai nilai kelas arrester dan tegangan pengenal arrester yg sudah kita dapatkan pada poin sebelumnya. Tegangan kerja arrester adalah tegangan sisa yg diteruskan oleh arrester.

5. Setelah kita mendapatkan tegangan kerja arrester Ua, maka kita harus menghitung tingkat perlindungan arrester dengan rumus : Ua + 10% Ua

6. Nah, langkah selanjutnya adalah menentukan BIL/TID dari peralatan yg ingin diproteksi (misalnya trafo, CB, saklar, dsb). Untuk menentukan BIL peralatan dapat dilakukan dengan 2 cara (terserah mau make cara yg mana)

a. Berdasarkan tegangan sistem tertinggi.

Nah, untuk cara ini, kita harus tahu dulu tegangan sistem tertinggi pada jaringan tersebut.
Tegangan sistem tertinggi = Tegangan sistem x 1,1
Note : Kalau peralatan yg ingin diproteksi adalah trafo, maka kita bisa melihat secara langsung BIL nya di tabel 1 berdasarkan tegangan sistem nya. Tapi di tabel 1, sistem yg tersedia hanya sampai 150 kV saja. Untuk sistem diatas 150 kV, pake tabel 5,6,7,8, atau 9). Tegangan sistem tertinggi ada pada kolom "highest voltage for equipment"

b.  Dari  rumus (tapi khusus untuk proteksi trafo aja)

BIL = 1,2 Ua  ; Ua = tegangan kerja arrester yg udah kita dapat sebelumnya

Jika kita sudah dapat nilai BIL nya dari rumus tersebut, maka cek tabel 5,6,7,8,9. Apakah ada nilai tersebut pada tabel? Jika tidak ada, pilihlah nilai yg mendekati diatas nilai tersebut.

7. Dari tabel yang sama ketika kita mendapatkan nilai BIL nya, lihat juga tegangan ketahanan jala-jala (ada pada kolom" rated frequency short duration withstand voltage " ).
Lalu lakukan pengecekan apakah peralatan kita sudah terproteksi dari tegangan lebih switching dan tegangan lebih temporer. Caranya ialah dengan terlebih dahulu menghitung :
- Tegangan lebih switching = Tegangan fasa-netral x 6,5
- Tegangan lebih sementara = Tegangan fasa-netral x 3

Jika:
Tegangan lebih switching < BIL peralatan, dan
Tegangan lebih sementara Tegangan ketahanan jala-jala,

maka PERALATAN KITA SUDAH TERPROTEKSI DARI TEGANGAN IMPULS PETIR, TEGANGAN SWITCHING ATAUPUN TEGANGAN TEMPORER.

Sekian.

Salam, Harry Panjaitan
Teknik Tenaga Listrik ITB

Monday, December 5, 2011

Catatan Seorang Pengemis




Seorang pengemis yg amat kelaparan
Mencari sesuap nasi untuk bertahan
Tak peduli sejauh mana ia mencari
Ia tetap tidak bisa menemukan makanan

Sampai akhirnya Sang Tuan datang
Dengan banyak makanan yg ingin dibagikan
Didapati Nya si pengemis yang sekarat
Untung bagi si pengemis dia masih bertahan

Sang Tuan memberikan makanan
Si pengemis merasa begitu senang
Dia lahap semua makanan yg diberikan
Sampai akhirnya dia kekenyangan

Si pengemis berterimakasih kepada Sang Tuan
Karena nyawanya telah diselamatkan
Apa jadinya jika Sang Tuan tidak datang
Mungkin besok dia sudah tidak terselamatkan

Setelah makan, Sang Tuan berpesan
Beritakan kepada pengemis lain Aku datang bawa makanan
Aku datang membawa kehidupan

Sang pengemis mengiyakan
Dia teringat masih banyak pengemis lain yg amat kelaparan
Bahkan ada yang sudah mati duluan
Karena makanan tak kunjung didapatkan

Sang pengemis pun pamitan pada Sang Tuan
Tekadnya agar pengemis lain juga bisa dapat makan
Ia ingin banyak nyawa diselamatkan
Seperti dirinya yang telah diselamatkan

Sunday, December 4, 2011

Ilmu dari Pak Putu >> Memberi

Pelajaran ini saya dapatkan dari Pak Putu Hendrajaya, pebisnis yg sudah malam melintang selama 14 tahun di dunia IT. Beliau pernah mengisi sesi mini MBA tanggal 26 November 2011 tentang bisnis IT. Tetapi saya sendiri, tidak terlalu bisa memahami secara keseluruhan tentang dunia bisnis IT yg beliau sampaikan. Yang saya dapatkan justru prinsip-prinsip bagi orang-orang yg ingin terjun dalam dunia bisnis.

Lalu, pelajaran apakah yg saya dapatkan dari beliau?

Beliau mengajarkan tentang "Membangun Reputasi".
Bagi pengusaha pemula, membangun reputasi adalah sesuatu yg penting. Reputasi ini penting. Dalam dunia bisnis, reputasi yg baik diperlukan untuk bisa menjalin jejaring di dunia bisnis. Jika kita punya reputasi yang baik, maka setiap orang tentunya akan dengan senang hati melakukan kegiatan bisnis dengan kita. Lalu bagaimana membangun reputasi?

1. Tawarkan secara "free"
Kebanyakan para pengusaha pemula menawarkan ide nya atau produk barunya kepada rekan bisnis/customer dengan imbalan. Padahal dia mungkin lupa bahwa dia masih pengusaha pemula yg belum diketahui reputasi nya di dunia usaha.
Tetapi Pak Putu mengajarkan untuk memberikan produk/jasa kita kepada orang lain dengan free. Biasanya orang cenderung menerima sesuatu yg free biarpun sebenarnya orang itu tidak butuh.  Nah, ketika orang tsb sudah menerima produk/jasa yg kita tawarkan dgn free dan dia merasa puas dengan pemberian kita, maka suatu saat dia akan kembali ataupun menceritakan nya kepada orang lain. Dan hal itu tentu membangun reputasi kita sebagai pengusaha pemula.

2. Memberi dengan lebih
Saya jd ingat Yesus pernah berkata bahwa barangsiapa yg memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalan lah dengan dia sejauh dua mil. Kalimat ini (buat saya) mengajarkan bahwa kita harus bisa memberikan lebih dari yg diminta kepada kita. Kalimat ini mengajarkan bahwa kita harus memberikan sesuatu  yg lebih.
Ada orang-orang yg ketika diminta 10 dia memberikan 10. Itu bagus. Asalkan tidak kurang dari 10.
Tetapi bisakah anda bayangkan ketika anda meminta 10 dari seseorang, orang tersebut bahkan bisa memberikan, katakanlah 11. Pasti kita merasa senang sekali dengan orang itu bukan?

Pak Sabarudin (salah satu pembicara di mini MBA) pernah mengatakan bahwa orang-orang yg memberikan lebih dari yg diminta biasanya akan direkomendasikan untuk mendapatkan promosi jabatan di perusahaannya. Contoh kecil memberikan lebih ialah ketika jam kerja sudah selesai, orang itu masih menawarkan diri untuk membantu bos nya apabila ada yg diperlukan (kebanyakan orang ketika jam kerja sudah selesai langsung buru-buru meninggalkan kantornya).

Orang-orang yg mau memberikan lebih dari yg diminta biasanya akan disenangi oleh orang lain.
Dalam dunia bisnis, jika kita sebagai pengusaha pemula menawarkan barang yg bagus kepada customer, maka customer akan menganggap itu adalah hal yg lumrah dan merupakan hak customer. tetapi jika kita memberikan barang/jasa yang SANGAT bagus kepada customer, maka suatu saat dia akan kembali lagi dengan membawa banyak orang utk mendapatkan produk/jasa yg pernah kita berikan.

Itulah dua ilmu yg saya dapatkan dari Pak Putu. Saya pikir dua ilmu ini bisa diaplikasikan tidak hanya didunia bisnis saja. Dalam kehidupan sehari-hari pun kedua hal ini sebaiknya dilakukan. Seperti kata pak Antonius Tanan (Presiden Univ.Ciputra, pembicara Mini MBA) bahwa "Karakter Entrepreneurship itu ditumbuhkembangkan dari kehidupan kita sehari-hari"
Sekian.